oleh

Haji Kamal Lubis : Tak Benar Ketua DPRD Tapteng Back Up Dugaan Pelecehan Siswi MIS Ubudiyaul Hasanah, Itu Adalah Fitnah.

-Daerah-1,295 views

Tapteng.MitaNews.co.id | Ketua Yayasan Ubudiyatul Hasanah, H. Kamal Lubis (67thn), yang merupakan warga Kebun Pisang, Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara membantah tudingan yang menyatakan bahwa Ketua DPRD Tapteng Khairul Kiyedi Pasaribu melindungi kasus yang di duga terjadi di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Ubudiyatul Hasanah.

Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Ketua Yayasan Ubudiyatul Hasanah, H. Kamal Lubis yang juga sebagai sesepuh atau tokoh masyarakat Kebun Pisang, Kecamatan Badiri, saat dikonfirmasi beberapa wartawan terkait munculnya pemberitaan di salah satu media online yang menyudutkan Ketua DPRD Tapteng, Khairul Kiyedi Pasaribu.

“Informasi itu tidak benar dan terkesan memfitnah itu Pak. Bapak itu (Ketua DPRD Tapteng_red) mengetahui kejadian tersebut disebabkan kami yang memberitahukannya. Jadi, beliau baru mengetahui kejadian ini beberapa hari yang lalu melalui sambungan telepon bahwa ada oknum yang mengaku sebagai wartawan datang menemui kami, baik ke sekolah maupun ke rumah kami. Saya menyampaikan kepada Ketua DPRD Tapteng  kronologis permasalahan yang terjadi di sekolah kami bahwa ada beberapa orang oknum yang mengaku sebagai wartawan mempertanyakan permasalahan yang telah selesai dan telah diselesaikan dengan baik serta tidak ada permasalahan lagi, namun mereka terus ngotot mempertanyakan kronologis kejadian tersebut. Padahal permasalahan itu sudah ditangani oleh pihak Yayasan dan dihadiri oleh kedua belah pihak, serta kedua belah pihak juga sudah menyatakan bersepakat dan permasalahan tersebut diselesaikan secara kekeluargaan,“ ungkap Ketua Yayasan Ubudiyatul Hasanah, H. Kamal Lubis, kepada wartawan, pada Jumat (10/06/2022) sekira pukul 16.00 WIB, di MIS Ubudiyatul Hasanah.

Dengan didampingi oleh Rizqi M Lubis, yang juga merupakan bagian dari Pengurus Yayasan serta beberapa tenaga pengajar MIS Ubudiyatul Hasanah, H. Kamal Lubis menceritakan bagaimana dirinya sampai mengadukan kejadian yang menimpa sekolah yang bernaung dalam Yayasan yang dipimpinnya itu kepada Ketua DPRD Tapteng, Khairul Kiyedi Pasaribu.

“Awalnya adanya dugaan sikap tidak terpuji/tidak senonoh yang di duga dilakukan oleh oknum yang menjadi salah seorang tenaga pembantu Yayasan tersebut, (bukan guru_red), kepada dua siswi di sekolah tersebut  yang coba diselesaikan oleh pihak sekolah tanpa memberitahu kepada saya. Namun tak kunjung selesai,“ kata H. Kamal Lubis.

Lebih lanjut, H. Kamal Lubis juga menjelaskan bahwa, "mereka (Pihak Sekolah_red) kemungkinan tidak mau melaporkan hal ini kepada saya selaku Ketua dan juga sebagai Pendiri Yayasan ini, mengingat kondisi saya sedang sakit, demikian juga dengan istri saya yang saat ini juga sedang terbaring sakit di rumah sakit. Saya dapat informasi dari keluarga yang lain dan saat saya pertanyakan kepada pihak sekolah, mereka membenarkan kejadian tersebut sembari memohon maaf kepada saya karena tidak langsung memberitahukannya kepada saya. Usai mengetahui kejadian tersebut, saat itu juga saya langsung ambil tindakan dengan mengundang berbagai pihak, diantaranya pihak yang berperkara, pihak sekolah, pengurus yayasan serta Kepala KUA selaku Pembina Yayasan,".

H. Kamal Lubis juga mengungkapkan bahwa dirinyalah yang secara langsung memimpin jalannya pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 23 April 2022 tersebut bersama pihak-pihak yangbterkait dalam permasalahan tersebut. Hasil dari pertemuan tersebut, ke dua belah pihak sama-sama menyatakan sepakat untuk berdamai dan telah dituangkan dalam bentuk Surat yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak.

Namun, lanjut H. Kamal Lubis, beberapa waktu kemudian, usai persoalan ini dinyatakan selesai karena telah bersepakat dan berdamai yang juga telah dituangkan dalam suatu surat, permasalahan ini kembali mencuat. Anehnya, mencuatnya kembali permasalahan ini bukan dari pihak yang bermasalah, akan tetapi dari beberapa orang oknum yang mengaku wartawan mendatangi inisial SAM (pembantu Yayasan). Oknum-oknum  yang mengaku wartawan ini menakuti Sariful  untuk mempermasalahkan kembali persoalan ini kalua tidak mau membayar sejumlah uang.

“Habis lebaran yang lalu, datang beberapa orang yang mengaku sebagai wartawan Pak. Salah satu diantaranya seorang wanita. Mereka mempertanyakan masalah yang saya hadapi. Mereka mengatakan bahwa perdamaian itu tidak sah dan bisa dilaporkan kepada pihak kepolisian. Saat itu saya menjelaskan kepada mereka bahwa kami sudah berdamai Pak, tetapi mereka tetap mengotot, bahkan mereka meminta uang sebesar Rp. 3 juta, dengan alasan untuk berdamai dan tidak mempersoalkan masalah saya. Saya juga ditakut-takuti mereka, bahkan mereka juga mengancam saya dengan mengatakan bahwa kalau tidak mau membayar uang damai sebesar Rp. 3 juta seperti yang mereka minta, maka akan dilaporkan ke Polda (Kepolisian Daerah_red). Akhirnya saya memohon kepada mereka karena saya tak punya uang seperti yang mereka minta. Dengan bersusah payah dan berhutang, akhirnya saya menyampaikan kepada mereka bahwa saya hanya sanggup memberikan setengahnya, yakni sebesar Rp. 1,5 juta saja. Mereka pun akhirnya menerimanya Pak dan langsung pulang,“ ungkap SAM, yang terpaksa meminjam uang tetangganya untuk memenuhi keinginan orang-orang yang mengaku sebagai wartawan tersebut.

SAM hanya mengetahui identitas salah seorang oknum yang mengaku sebagai wartawan itu adalah MT, sementara yang menerima uang dari SAM tersebut adalah rekannya seorang wanita.

Tak sampai disitu, beberapa hari kemudian usai kejadian meminta uang tersebut, datang lagi beberapa orang oknum yang juga mengaku sebagai wartawan datang ke sekolah MIS Ubudiyatul Hasanah dengan marah-marah, namun akhirnya pulang setelah salah seorang tenaga pengajar disekolah tersebut mengatakan bahwa kepala sekolah saat itu sedang tidak berada ditempat dan diminta untuk menunggu.

Tak tahan dengan kejadian-kejadian tersebut, akhirnya SAM dan juga pihak sekolah akhirnya melaporkan kejadian tersebut kepada Ketua Yayasan, yakni H. Kamal Lubis.

Menyikapi hal tersebut, H. Kamal Lubis meminta kepada pihak sekolah untuk tetap fokus mengajar dan juga menyampaikan agar semua persoalan yang menyangkut kejadian tersebut diarahkah langsung kepada dirinya.

“Itulah sebabnya Pak. Saat mereka kembali datang, (oknum-oknum yang mengaku wartawan_), langsung diarahkan ke rumah saya. Sesampainya dirumah pada saat itu, oknum-oknum yang mengaku sebagai wartawan itu kembali meminta uang sebesar RP. 5 juta, dengan alasan untuk perdamaian. Dengan berharap permasalahan ini tidak berlarut-larut dan cepat selesai karena membuat sakit kepala, akhirnya saya sanggupi dengan hanya memberikan sebesar Rp. 2,5 juta saja. Karena uang itu pun merupakan uang yang saya pinjam dari anak saya Pak. Ini semua saya lakukan bukan karena saya takut, tetapi demi menjaga ketenteraman proses belajar mengajar disekolah, “ ungkap H. Kamal Lubis dengan wajah lesu.

Dari pengakuan SAM dan juga Pihak Sekolah, bahw oknum-oknum yang mengaku sebagai  wartawan yang datang meminta uang Rp. 1,5 juta dan Rp. 2,5 juta itu adalah merupakan orang yang sama.

Tak lama berselang usai kejadian yang meminta uang untuk yang kedua kalinya itu, datang lagi oknum yang mengaku sebagai wartawan dengan modus yang sama, yakni mempertanyakan masalah yang telah dianggap selesai dan telah berdamai itu. Akhirnya, karena sudah merasa tidak nyaman dengan situasi dan kondisi tersebut, akhirnya H. Kamal Lubis memintai pendapat dan mengeluhkan persoalan tersebut kepada Ketua DPRD Tapteng Khairul Kiyedi Pasaribu.

“Setelah kejadian kejadian tersebut, kami merasa tak nyaman. Karena yang datang dan meminta uang damai serta mempersoalkan masalah ini bukanlah pihak yang bermasalah tetapi pihak dari oknum-oknum yang mengaku wartawan itu. Saya kemudian meminta pendapat dari Ketua DPRD Tapteng, Bapak Khairul Kiyedi Pasaribu. Wajarkan Pak saya mengadu ke Wakil Rakyat ? apalagi Bapak itu berasal dari daerah pemilihan kami. Saat itu saya mengadu melalui telephone, jawaban dari Pak Khairul Kiyedi mengatakan, tunggu saya kembali dari Medan, Bapak jangan dulu berpikir macam macam dan khawatir,  apalagi kondisi bapak dan ibu sedang sakit. Insya Allah kita cari solusi yang terbaik, apalagi ke dua belah pihak kan sudah damai. Itulah jawaban dari Pak Ketua DPRD Tapteng. Itulah sebabnya saat para oknum yang mengaku kepada kami sebagai wartawan, pada hari Sabtu tanggal 4 Juni 2022 itu, saya langsung sambungkan kepada Bapak Ketua. Jadi tidak benar Bapak Ketua (Khairul Kiyedi Pasaribu_red) itu melindungi, seperti yang dituduhkan dan dituliskan didalam salah satu pemberitaan media online itu. Bapak itu pun baru tahu masalah ini setelah saya hubungi karena kembali didatangi oleh oknum-oknum yang juga mengaku kepada kami sebagai wartawan,“ beber H. Kamal Lubis dengan tegas.

Untuk diketahui, terkait masalah ini, salah satu media online telah menerbitkan berita pada tanggal 9 Juni 2022 dengan judul “Oknum Ketua DPRD Tapteng KHP Back Up Pelaku Diduga Pelecehan Dua Siswi MIS Ubudiyatul Hasanah”.(MN.16)

Baca Juga : Karyawan PT Socfindo Gelar Aksi Mogok Kerja,Rencana Sampai Tiga Hari

News Feed