Akademisi : Rotasi Pejabat di Sumut, Langkah Strategis untuk Pembaruan Birokrasi
MEDAN.Mitanews.co.id ||
Langkah Pj Gubernur Sumatera Utara Agus Fatoni untuk merotasi pejabat eselon 2, 3, dan 4 di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumut, Jumat 8 November 2034, mendapat apresiasi luas dari kalangan akademisi.
Dalam pelantikan yang diwakili oleh Sekdaprovsu Arief S Trinugroho di Aula Tengku Rizal Nurdin, Medan, akademisi menilai rotasi ini sebagai upaya strategis memperkuat birokrasi dan mempercepat peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (USU), Dr. Hatta Ridho, SSos, MSP, memandang bahwa pelantikan ini merupakan strategi yang tidak hanya menjaga keseimbangan birokrasi tetapi juga memberikan penyegaran kepada pejabat terkait.
“Pak Fatoni memahami betul bahwa untuk mencapai tujuan pembangunan yang optimal, dibutuhkan tim yang solid dan siap bekerja dengan inovasi. Rotasi ini adalah langkah cerdas untuk mendorong efektivitas kinerja,” jelas Ridho.
Menurut Ridho, rotasi ini menjadi jawaban atas tantangan pemerintahan yang semakin kompleks dan tuntutan masyarakat yang semakin tinggi.
“Seorang pemimpin tidak bisa hanya mengandalkan strategi lama. Dengan adanya rotasi, birokrasi menjadi lebih dinamis dan siap menjawab berbagai masalah dengan solusi yang inovatif dan adaptif,” ujarnya.
Senada dengan Ridho, Sekretaris Doktoral Studi Pembangunan USU, Heri Kusmanto, menegaskan bahwa langkah ini bukan sekadar mutasi, melainkan penyegaran yang diperlukan bagi semua lini pemerintahan. Ia menekankan bahwa kebijakan ini harus dilihat sebagai upaya konstruktif untuk menjaga stabilitas dan efisiensi pemerintahan di Sumatera Utara.
“Bagi pejabat yang beradaptasi di posisi baru, ini adalah kesempatan untuk membuktikan kemampuan dan komitmen mereka kepada masyarakat,” ungkap Heri.
Ia juga menyebut bahwa kebijakan rotasi ini merupakan bagian dari upaya Pj Gubernur Agus Fatoni dalam menjaga kredibilitas pemerintahan.
Heri menambahkan, "Rotasi bukan sekadar memindahkan jabatan, tetapi membangun kepercayaan publik bahwa pemerintahan terus berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat."
Lebih jauh, langkah ini dinilai akan memberi dampak positif jangka panjang bagi pemerintahan yang bersih, transparan, dan akuntabel.
Menurut Heri, keberanian Fatoni untuk melakukan pembaruan dalam pemerintahan mencerminkan komitmennya dalam menjalankan amanah kepemimpinan, meski kebijakan ini mungkin menimbulkan tantangan dan resistensi dari beberapa pihak.
Langkah rotasi yang dilakukan ini diharapkan menjadi fondasi yang kuat bagi Pemerintahan Sumatera Utara untuk berkembang lebih baik lagi. Pandangan para akademisi ini sekaligus menjadi pengingat bahwa kepemimpinan yang efektif berani mengambil keputusan demi kemajuan birokrasi dan kesejahteraan masyarakat Sumut.
Di tengah tantangan yang mengiringi kebijakan ini, publik diharapkan dapat melihat keputusan ini sebagai bukti nyata komitmen pemerintah dalam meningkatkan inovasi dan kinerja, serta membawa perubahan positif bagi Sumatera Utara ke depannya.(MN.01)***
Baca Juga :
Transformasi dan Sinkronisasi Pembangunan Tema Debat Kedua Calon Bupati Samosir