oleh

Alih Status STAIN ke IAIN Hingga UIN Syahada: Rektor Akui Peran Syahrul Pasaribu

-Politik-1,615 views

Padang Sidempuan.Mitanews.co.id | Sejarah mencatat, mantan Bupati Tapanuli Selatan H. Syahrul M. Pasaribu SH, punya peran besar dalam perjalanan Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary (UIN Syahada) Padang Sidempuan.

Syahrul dalam kapasitasnya sebagai Bupati Tapsel, menjadi salah satu pendukung utama  peralihan status Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) dan kini UIN Syahada Padang Sidempuan.

Rektor UIN Syahada Padang Sidempuan Dr. Muhammad Darwis Dasopang melalui Wakil Rektor II Bidang Kemahasiswaan & Kerjasama Dr. Ikhwanuddin Harahap,M.Ag membenarkan itu.

"Kami tidak akan "melupakan sejarah itu," tegas dia, pada saat membuka seminar ilmiah yang digelar Dewan Eksekutif Mahasiwa Kabinet Amerta UIN Syahada baru-baru ini.

Syahrul Pasaribu sengaja diundang menjadi pembicara pada seminar ilmiah dengan tema 'Peran Mahasiswa Dalam Pembangunan Daerah'.

"Pak Syahrul ini turut menjadi pelaku sejarah peralihan status STAIN menjadi IAIN dan UIN Syahada sejak tahun 2012. Mari ikuti  seminar ini secara seksama dan sepenuh hati. Akan banyak ilmu kita peroleh dari pengalaman beliau," pinta Ikhwanuddin.

Ia mengatakan, Rektor UIN Syahada, tidak bisa hadir karena sedang ada tugas di Palembang. Ketidakhadiran Rektor ia harap tak mengurangi makna pelaksanaan acara. Tak lupa Rektor berkirim salam ke Syahrul Pasaribu.

Wakil Rektor II UIN Syahada mengungkapkan, mahasiswa adalah agen perubahan (agent of change). Fakta yang tak bisa terbantahkan, dunia bisa berubah di tangan mahasiswa.

"Tugas mahasiswa, bagaimana belajar dengan serius agar dapat mengaktualisasikan diri sebagai agen perubahan, tidak hanya sebagai pelakon biasa tapi bisa mengambil peran," ungkapnya.

Ketua Panitia M. Aulia Rahman melaporkan, seminar ini diikuti 150 orang. Termasuk utusan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) perguruan tinggi se P.Sidempuan, Tapsel, Madina, Paluta, Palas, Sibolga dan Tapteng.

Sementara Presiden Mahasiswa (Presma) Kabinet Amerta UIN Syahada Afrinal Anwar dalam sambutannya mengucapkan terimakasih atas kesediaan Syahrul Pasaribu menjadi pembicara di seminar ini.

"Hal mendasar diundangnya Syahrul Pasaribu di seminar ini, karena beliau merupakan tokoh yang tercatat dalam sejarah alih status STAIN ke IAIN dan seterusnya menjadi UIN Syahada," katanya.

Afrinal Anwar berharap ilmu yang disampaikan Syahrul nantinya dapat diserap dan kemudian ditransformasikan di masing-masing daerah asal para mahasiswa.

Mantan Presiden Dewan Mahasiswa yang sekarang Bendahara Umum Badko HMI Sumatera Utara, Parulian Hanafi Siregar, yang turut hadiri seminar ini dalam sambutannya mengatakan, Syahrul Pasaribu tokoh yang sukses di setiap jabatan yang diembannya.

"Di usia 30 tahun, pak Syahrul sudah anggota DPRD Medan dan bahkan dua periode. Lalu tiga periode DPRD Sumut dan dua periode Bupati Tapsel. Beliau tokoh yang rendah hati dan sukses dalam membangun daerah. Sehingga sangat tepat menjadi pembicara pada seminar ini," ujarnya.

Secara pribadi Parulian harap, ke depan Syahrul Pasaribu akan terpilih menduduki posisi yang strategis seperti menjadi anggota DPRI RI. Karena secara kapastitas dan kapabilitas, sudah sangat layak menjadi tokoh nasional.

Seperti baru-baru ini, Syahrul bersama utusan dua Kementerian Kabinet Indonesia Bersatu menjadi narasumber seminar nasional tentang pemberdayaan dan pembangunan desa menuju era 2045 yang digelar Pengurus Besar HMI di Jakarta.

Sementara itu, Syahrul Pasaribu, Bupati Tapsel periode 2010-2015 dan 2016-2021, yang menjadi pembicara seminar ini menyebut dunia kampus tidaklah asing baginya.

Ia pernah bergabung di Senat dan Dewan Mahasiswa. Organisasi, katanya, mampu menempah mahasiswa menjadi pribadi yang lebih unggul dan mandiri. Namun, mahasiswa tidak boleh larut berorganisasi sehingga lupa tugas belajar.

"Sejarah harus diingat dan dijadikan motivasi agar dalam menjalankan program tidak lari dari rel yang digariskan oleh suatu institusi. Agar tidak dicap sebagai penghianat, jangan pernah memanipulasi sesuatu keadaan dan jangan juga pernah melupakan almamater, kalian sebagai kader bangsa jangan sekali-kali melupakan sejarah," pesannya.

Dewan Penasehat MW KAHMI Sumut dan Ketua Dewan Penasehat MD KAHMI Tapsel ini bercerita bagaimana perannya dalam menyukseskan peralihan status STAIN menjadi IAIN Padang Sidempuan.

Saat itu Ketua STAIN dijabat Dr. Ibrahim Siregar yang sekarang sudah Profesor. Syahrul sendiri ketika itu masih menjabat Bupati Tapsel untuk periode yang pertama.

Ibrahim mengutarakan cita-citanya menaikkan status STAIN menjadi IAIN Padang Sidempuan. Persyaratannya antara lain harus ada lahan seluas 2 hektar. Syahrul pun menyambut itu dan siap membantu dan bersinergi mewujudkannya.

Bahkan, menghibahkan tanah pertapakan empat hektar yang saat itu dimaksudkan untuk kampus pasca sarjana di areal perkantoran Pemkab Tapsel di Sipirok untuk percepatan peningkatan status STAIN menjadi IAIN yang seterusnya menjadi UIN.

Beberapa hari kemudian mereka ke Jakarta dan akan menemui Menteri Agama yang saat itu dijabat Surya Darma Ali. Namun karena Menteri sedang tugas ke daerah, mereka diminta bertemu dengan salah seorang Direktur Jenderal (Dirjen).

"Itulah kegunaannya sewaktu mahasiswa kita ikut dalam sebuah organisasi. Kebetulan salah seorang Staf Dirjen itu yaitu Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kemenag Prof.Dede Rosyada, MA satu organisasi kemahasiswaan dengan saya dan pak Ibrahim. Kami diarahkan beliau hingga semua lancar dan STAIN menjadi IAIN Padang Sidempuan," jelas Syahrul

Seiring perjalanan waktu, Rektor IAIN Ibrahim Siregar melihat peluang kenaikan status menjadi UIN. Lalu ia kembali mendatangi Syahrul untuk bersama-sama lagi memperjuangkannya.

Perjuangan baru itu kembali mereka rintis. Prosesnya berjalan lancar. Namun alih status IAIN menjadi UIN baru terwujud usai beberapa saat setelah berakhirnya masa periode jabatan Ibrahim Siregar sebagai Rektor dan Syahrul Pasaribu sebagai Bupati Tapsel.

"Mahasiswa, jangan sekali-kali mengingkari sejarah, apalagi meninggalkan ataupun menyelewengkannya. Alangkah baiknya apabila pejabat publik berlatar belakang aktifis mahasiswa dan aktifis kepemudaan.

"Sebab, banyak hal yang dapat diperbuatnya untuk meningkatkan kemajuan, misalnya dapat juga berdampak pada percepatan perubahan status suatu perguruan tinggi," tegasnya.

Hubungannya dengan peningkatan Status STAIN ke IAIN seterusnya ke UIN, dari perspektif pemerintahan daerah, sesungguhnya Pemkab Tapsel tidak terlalu banyak berhubungan, karena Perguruan Tinggi tersebut berada di wilayah administratif Pemko Padang Sidempuan.

Akan tetapi, kata Syahrul Pasaribu, karena ini demi masa depan generasi penerus bangsa terkhusus generasi muda  Tabagsel, ia pun tampil ambil peran dalam peningkatan status tersebut.

Dengan berkembangnya status perguruan tinggi akan menumbuh kembangkan ekonomi di Padang Sidempuan pada khususnya dan Tabagsel pada umumnya.

Di masa jabatan Syahrul Pasaribu menjadi Bupati, setiap ada mahasiswa yang akan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) selalu meminta ke Rektor agar selalu ada yang ditempatkan di Tapsel. 

Ditegaskannya, dalam pembangunan, banyak hal yang bisa dilakukan mahasiswa. Bahkan secara tidak langsung, KKL sangat besar perannya dalam mensukseskan pembangunan di Tapsel.

Seperti turut serta mengajari masyarakat dan menjadi contoh bagi pemuda di tempat mereka KKL, serta pemberi semangat dan sumber inspirasi dan motivasi bagi orangtua mendorong anaknya masuk ke pergurun tinggi.

Melalui kegiatan KKL dan dengan menjadi contoh di desa, maka secara tidak langsung telah ikut mengambil peran dalam mensukseskan pembangunan di daerah.

"Mahasiswa selaku agen pembaharu sekaligus pemilik masa depan haruslah mengisi diri. Daya kritis harus muncul dan tidak boleh iya-iya saja, Jika ingin menyampaikan aspirasi baiknya kuasai apa yang ingin dikoreksi ataupun disampaikan ke pemerintah," pesan Syahrul.

Konsistensi dan kejujuran juga sangat penting, jangan plin plan. Pembangunan tak hanya dalam fisik saja, tetapi termasuk dalam kerangka berpikir. Jangan berhenti berinovasi dan membaca.

Di era digitalisasi, secara tidak langsung membuat semua dimudahkan. Tetapi jangan sampai lupa yang substantif dan jangan pula ketinggalan informasi.

Terkait kepemimpinan, bagi Wakil Ketua Dewan Pertimbangan DPD Partai Golkar Sumut ini, apapun jabatannya di organisasi atau institusi, jalankanlah dengan baik dan bertanggungjawab.

Apalagi jabatan atas pilihan rakyat maka haruslah mengabdi kepada rakyat yang dipimpin. "Pemimpin harus pintar merasa dan bukan merasa pintar, serta selalu rendah hati atau jangan pernah sombong," pungkasnya.

Di akhir seminar sesi pertama, Syahrul meyerahkan buku "Kaleidoskop Dua Periode Kepemimpinan Bupati Tapanuli Selatan" kepada Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dr.Ikhwanuddin Harahap, M.Ag dan Presma UIN  Syahada Afrinal Anwar.

Juga kepada Wakil Rektor Bidang Perencanaan Dr.Anhar, M.A yang juga turut hadir bersama civitas akademika UIN Syahada lainnya. Sedang pemateri pada sesi kedua adalah Guru Besar IAIN Langsa Prof. Dr.Ismail Fahmi Arrauf Nasution,MA dengan judul "Pengembangan Mahasiswa Dalam Pembangunan Daerah." [mn.11]

Baca Juga : Pj Bupati Tapanuli Tengah Bersama Forkopimda dan Instansi Terkait Gelar Rakor Kesiapsiagaan Bencana

News Feed