MEDAN.Mitanews.co.id | Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Anti Korupsi Sumatera Utara (AMPAKSU) 'Mengadu' ke makam pendiri Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU).
Pengaduan tersebut dilakukan dalam bentuk ziarah ke makam para pendiri UINSU, Jumat, (1/4/2022).
Ziarah diawali ke makam Prof Dr Nur Ahmad Fadhil Lubis MA bin Zakaria Lami Ahmad Lubis di pekuburan muslim di Desa Sampali. Almarhum Nur Ahmad Fadhil Lubis merupakan Rektor UINSU 2 periode yang banyak membangun demi pengembangan dan kemajuan UINSU.
Ziarah kemudian dilanjutkan ke makam mantan Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Marah Halim Harahap di Taman Makam Pahlawan, Jalan Sisingamangaraja dan ke makam Rektor pertama UINSU Ismail Sulaiman Lubis di pekuburan Masjid Jami’ Silalas, Jalan Sei Deli Kota Medan.
Almarhum Marah Halim Harahap dan Ismail Sulaiman Lubis merupakan dua tokoh yang sangat berjasa atas berdirinya UINSU yang saat itu masih bernama Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara (IAINSU).
Di makam para tokoh yang berjasa dalam pendirian dan perkembangan UINSU, para mahasiswa membacakan suratul fatihah, tahtim tahlil dan doanya yang dihadiahkan ke arwah ke tiga tokoh itu serta melakukan tabur bunga.
Koordinator AMPAKSU Irham Sadani Rambe mengatakan, mereka melakukan ziarah dan tabur bunga ke makam para pendiri UINSU, selain untuk mengirim doa ke arwah para tokoh dalam menyambut bulan suci Ramadhan, juga sebagai bentuk pengaduan mereka akan berbagai kasus yang mendera di UINSU saat ini.
"Kami berharap berbagai kasus yang terjadi di UINSU dapat segera terselesaikan sehingga citra UINSU pulih kembali," ujar Irham.
Hamdani Hasibuan, peziarah lainnya menambahkan, mereka berdoa kepada Allah semoga kasus-kasus di UINSU seperti dugaan plagiasi, jual beli jabatan, pengaturan proyek, penyimpangan dalam penerimaan dosen tetap Badan Layanan Umum (BLU) dan terakhir adanya dugaan penyimpangan dalam pelaksanaan MTQ tingkat provinsi, Prof Syahrin Harahap Rektor UINSU sebagai Ketua Umum Panitia Pelaksana bisa terungkap.
"Kami berharap, kasus-kasus itu diproses, diungkap dan ada titik terangnya. Jika terbukti ada dugaan penyimpangan, proses hukum siapa pelakunya. Dan jika tidak terbukti ada penyimpangan, kami juga berharap diungkap ke publik secara transparan agar tidak ada lagi kecurigaan untuk memulihkan citra UINSU di masyarakat," tandasnya.
Sebelumnya, citra UINSU di bawah kepemimpinan Rektor Prof Dr Syahrin Harahap MA, semakin hari dinilai kian memburuk.
Hal itu menyusul skandal berbagai kasus yang terjadi di universitas pelat merah tersebut.
Dugaan kasus dimaksud antara lain plagiasi yang melibatkan Prof Syahrin Harahap, dugaan jual beli jabatan, pengaturan proyek, serta carut marutnya penerimaan dosen tetap BLU di UINSU menjadi momok yang membuat citra UINSU negatif di mata masyarakat.
Apalagi, berbagai kasus yang mendera itu hingga kini belum ada titik terang penyelesaiannya, meski pengaduan telah disampaikan sejumlah organisasi ke instansi penegak hukum kepolisian dan kejaksaan.
Bahkan, carut marutnya kondisi serta sejumlah dugaan pelanggaran tersebut telah diadukan ke Kementerian Agama serta Ombudsman yang disertai dengan bukti-bukti..
Saat ini, kasus-kasus itu telah diselidiki instansi penegak hukum, Ombudsman dan Kementerian Agama, tetapi apa hasilnya dan bagaimana tindak lanjutnya, masih gelap dan terkesan jalan di tempat.
Meski aksi-aksi mahasiswa menuntut penyelesaian kasus-kasus itu masih kerap terjadi.
Teranyar, persoalan ribuan wisudawan dan wisudawati yang telah diwisuda sejak November 2021kembali mencuat.
Pasalnya, hingga saat ini mereka belum menerima ijazah yang merupakan dokumen penting sebagai tanda telah menyelesaikan pendidikan di kampus tersebut. (mn.09)
Baca juga : Wakil Bupati Asahan Hadiri Penandatanganan Nota Deklarasi Provsu