oleh

Bobby Nasution: Tetap Tegak dan Transparan Menjawab Opini Publik

-Daerah-170 views

Bobby Nasution: Tetap Tegak dan Transparan Menjawab Opini Publik

Oleh Zulfikar Tanjung

Mitanews.co.id ||
Ketika arus deras opini publik kerap menyamar sebagai pengadilan sosial, seorang pemimpin diuji bukan hanya dari seberapa banyak masalah yang datang, melainkan dari keberaniannya berdiri tegak, terbuka, dan bertanggung jawab.

Di tengah badai Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menjerat Kepala Dinas PUPR Sumatera Utara, Gubernur Bobby Nasution memilih satu sikap penting: tidak lari.

Bobby secara tegas menyatakan siap jika dimintai keterangan oleh KPK. Ia tidak membentengi dirinya dengan keistimewaan jabatan. Ia bahkan menegaskan bahwa jika memang ada indikasi aliran uang, semua pihak—baik atasan maupun bawahan—harus terbuka dan kooperatif.

Sikap ini bukan saja meredam spekulasi, tapi juga memberi pesan jelas: pemimpin tak boleh gentar menghadapi persoalan, bahkan saat yang terlibat adalah orang kepercayaannya sendiri.

OTT terhadap pejabat di lingkungan Pemprov Sumut tentu menyisakan duka dan kekhawatiran. Namun Bobby tidak menutup-nutupi. Ia menyampaikan kekecewaannya secara terbuka.

“Ini pimpinan OPD kami yang ketiga yang terjerat korupsi,” katanya, sambil menambahkan bahwa peristiwa ini harus menjadi pelajaran kolektif, bukan sekadar luka.

Dalam politik, kejujuran di hadapan publik bukan hal yang umum. Banyak pemimpin memilih berlindung di balik retorika atau bahkan bersembunyi dalam diam.

Tapi Bobby Nasution—meski tergolong muda dalam peta politik nasional—justru tampil dewasa dalam menyikapi badai ini. Ia tidak menyalahkan siapa pun, namun ia juga tidak menyangkal bahwa ada kelemahan dalam sistem birokrasi yang perlu segera diperbaiki.

Pernyataannya mengandung refleksi mendalam: “Kita harus bisa mengendalikan diri. Kita diberi amanah.” Kalimat ini menunjukkan bahwa Bobby memandang jabatan bukan sebagai kuasa mutlak, tetapi sebagai tanggung jawab moral yang harus dijaga dengan kesadaran etis. Ia mengakui bahwa kekuasaan bisa menggoda siapa saja, namun kembali mengingatkan jajarannya agar tidak tergelincir dalam korupsi, sekecil apa pun bentuknya.

Bukan kali ini saja Bobby menunjukkan keberaniannya mengambil sikap terbuka. Dalam banyak isu, ia selalu berada di garda terdepan komunikasi publik. Ini penting dalam konteks Sumatera Utara, yang selama bertahun-tahun dibayangi oleh kasus-kasus korupsi. Bobby memahami bahwa kepercayaan masyarakat tidak dibangun dari pencitraan, tapi dari keberanian menghadapi kenyataan dan mengubahnya.

Tentu saja, publik tetap harus kritis. Namun kritik yang konstruktif perlu juga mengenali pemimpin yang siap memperbaiki diri dan sistemnya. Bobby telah menyatakan komitmennya untuk memperkuat pengawasan internal, memperbaiki tata kelola, dan menjadikan kasus ini sebagai momentum bersih-bersih birokrasi.

Kini, yang dibutuhkan adalah tindakan lanjutan. Reformasi prosedur pengadaan, penguatan sistem audit internal, hingga pelibatan masyarakat sipil dalam pengawasan publik harus dijalankan secara konkret. Bila itu dilakukan, maka langkah-langkah Bobby hari ini bukan hanya akan dikenang sebagai sikap politik yang bijak, tapi juga sebagai fondasi baru dalam membangun Pemprov Sumut yang bersih, transparan, dan modern.

Dalam sejarah pemerintahan, pemimpin tidak dinilai dari seberapa steril ia dari masalah, tetapi dari bagaimana ia memimpin melewati masalah itu dengan kepala tegak, tangan terbuka, dan hati bersih. Di tengah terpaan badai OTT, Bobby Nasution sedang membuktikan bahwa ia memilih jalan yang tak semua berani tempuh: jalan kebenaran, keterbukaan, dan tanggung jawab.(PENULIS bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers)***

Baca Juga :
Bupati Asahan Hadiri Syukuran HUT Bhayangkara Ke-79 di Aula Polres Asahan

News Feed