oleh

Bupati Batu Bara Pikul Keranda Istri Mantan Staf: Keteladanan Seorang Pemimpin yang Menyentuh Hati

-Daerah-246 views

Bupati Batu Bara Pikul Keranda Istri Mantan Staf: Keteladanan Seorang Pemimpin yang Menyentuh Hati

MEDAN.Mitanews.co.id ||


Sebuah pemandangan yang sarat makna kemanusiaan dan kepemimpinan terpampang jelas di sebuah rumah duka. Di tengah suasana duka yang mendalam, Bupati Batu Bara H. Baharuddin Siagian, S.H., M.Si., terlihat memanggul keranda jenazah almarhumah Lamidiati binti Musa, istri dari Budi Syahputra, S.Pd., M.M., yang menjabat Kabid Pengembangan Pemuda dan Olahraga (PPO) Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara.

Bupati mengambil posisi paling depan memikul keranda saat jenazah diberangkatkan ke tempat peristirahatan terakhir, Rabu 25 Juni 2025. Pemandangan itu sontak mengundang rasa haru dan kekaguman warga yang hadir. Banyak yang menyebut, tindakan tersebut adalah simbol nyata dari keteladanan seorang pemimpin yang merakyat dan tidak melupakan jasa maupun hubungan kemanusiaan di balik struktur birokrasi.

"Innalillahi wa innailaihi rojiun. Ibu Lamidiati adalah istri dari sahabat dan mantan staf saya, Pak Budi. Saya datang sebagai saudara, bukan hanya sebagai pejabat," ujar Baharuddin dengan suara tertahan, usai mengantar jenazah ke mobil ambulans.

Sebagai informasi, Budi Syahputra sebelumnya merupakan staf Baharuddin saat beliau menjabat sebagai Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumut. Momen ini menjadi penegas bahwa hubungan antara keduanya bukan sekadar profesional, tetapi juga terjalin dalam ikatan persaudaraan yang kuat.

Langkah sang bupati tak pelak mendapat perhatian luas. Banyak masyarakat, termasuk para ASN dan tokoh masyarakat yang hadir, menyampaikan rasa hormat atas ketulusan yang ditunjukkan Baharuddin. Di tengah rutinitas protokoler yang kerap membatasi kedekatan pejabat dengan masyarakat, tindakan ini disebut sebagai simbol keberanian moral dan empati sosial.

“Beliau menunjukkan bahwa jabatan tidak menjadikan seseorang tinggi hati. Justru di saat seperti inilah nilai sejati seorang pemimpin diuji. Kami bangga memiliki pemimpin seperti beliau,” ungkap salah seorang tokoh masyarakat yang hadir di lokasi.

Dalam tradisi masyarakat mengusung keranda jenazah adalah bentuk penghormatan terakhir yang penuh makna. Ketika seorang bupati secara langsung melakukannya, maka itu adalah pesan kuat bahwa pemimpin tidak hanya hadir saat peresmian, tetapi juga saat duka merundung warganya.

"Pemimpin sejati tidak diukur dari jumlah kata sambutannya, melainkan dari jejak kemanusiaannya."(MN.01)***

Baca Juga :
Kapolsek Pahae Jae Kelola Sampah Plastik Lewat Komunitas AKSATA

News Feed