oleh

Demo Setahun Bobby Nasution tidak Cerminkan Pemuda Islam

MEDAN.Mitanews.co.id | Demo elemen mahasiswa perihal 1 tahun kinerja Walikota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution tidak mencerminkan pemuda Islam.

Elemen mahasiswa dimaksud ialah dari Pengurus Daerah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Medan.

Mereka menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Walikota Medan, Jalan Kapten Maulana Lubis, Senin (7/3/2p22) siang tadi.

Kecaman yang diterima KAMMI Medan itu disebabkan karena banyak pihak menilai unjuk rasa yang mereka lakukan tidak mencerminkan anak muda Islam, karena mempertontonkan sikap yang dinilai arogan.

Salah satu kecaman dilayangkan tokoh muda kota Medan, Hasanul Jihadi.

Ia menilai aksi itu tidak pantas dijadikan teladan sebab mempertontonkan sikap-sikap yang tidak mencerminkan intelektual muda Islam.

“Unjuk rasa itu diperbolehkan bahkan dilindungi Undang-undang. Namun, sebagai pemuda Islam dan intelektual harusnya unjuk rasa disampaikan dengan cara-cara yang baik, dengan cara yang pantas dijadikan teladan,” ujar Hasanul Jihadi.

Dijelaskannya, cara-cara para pendemo tersebut cendrung mempertontonkan kearogansian.

“Dengan cara menaiki pagar sambil berteriak-teriak saya pikir hal itu tidak pantas dilakukan anak muda Islam apalagi kaum intelektual. Cara itu bukanlah cara Rasulullah,” jelas Hasanul Jihadi yang juga merupakan Sekretris Al Jam’iyatul Washliyah Kota Medan ini.

Selain menaiki pagar kantor Walikota Medan, sebutnya, sikap massa aksi saat berhadapan dengan Asisten Pemerintah dan Sosial Sekretariat Daerah Kota Medan, M Sofyan yang saat itu menerima aspirasi massa aksi juga menarik perhatian Hasanul Jihadi.

Menurutnya, sikap massa aksi terhadap Sofyan saat itu sangat disayangkan dan tidak pantas.

“Sikap mereka terhadap Asisten Pemerintah dan Sosial Sekretariat Daerah Kota Medan, Sofyan yang menerima dan mendengar aspirasi mereka, juga sangat tidak pantas. Mereka bicara terkesan membentak Pak Sofyan dengan nada tinggi. Itu tidak pantas. Apa lagi itu orang tua. Itu bukan mencerminkan pemuda Islam yang intelektual. Bukan budaya kita itu,” sebutnya.

Selain itu, sebutnya, ia juga mempertanyakan motivasi massa aksi yang terkesan memaksa untuk masuk kedalam gedung kantor walikota. Padahal katanya, keterangan dari Sofyan yang mengatakan Walikota Bobby Nasution tengah melakukan rapat, sudah sangat jelas.

“Penjelasan dari Pak Sofyan mengenai Walikota tengah melakukan rapat sudah sangat jelas. Mengapa massa masih memaksa untuk masuk kedalam gedung. Apa motivasi dari massa aksi sampai terkesan memaksa begitu?” tanyanya.

Jihadi menuturkan, sebagai tamu, juga harus punya adab dan etika. Sebagai seorang pemuda Islam dan intelektual harus lebih mengutamakan adab dan juga sopan santun.

“Sebagai tamu, layaknya bertamu, harus mengedepankan etika, adab dan juga sopan santun. Arogansi itu harus ditiadakan, jangan sikap angkuh yang dipertontonkan. Sebagai intelektual tidak pantas bersikap begitu,” tuturnya.

Hasanul Jihadi juga berpendapat bahwa Walikota Medan Bobby Nasution, hingga saat ini sangat bersahabat dan selalu ikut serta dalam kegiatan-kegiatan kelompok organisasi mahsiswa.

“Sepengetahuan saya, Walikota Medan Bobby Nasution itu sangat dekat dengan kelompok organisasi mahasiswa. Bahkan beliau selalu hadir dalam kegiatan-kegiatan mahasiswa, kalau kemudian Walikota tidak menghadiri massa aksi, ya itu jangan dijadikan sebagai penilaian bahwa Walikota tidak mau mendengar. Beliau kan juga punya kesibukan,” pungkasnya.

Sebelumnya, elemen mahasiswa yang tergabung dalam KAMMI menggelar demonstrasi di depan kantor Walikota Medan.

Aksi itu dilakukan untuk menagih janji satu tahun kepemimpinan Muhammad Bobby Afif Nasution dan Aulia Rachman sebagai Walikota dan Wakil Walikota Medan itu berakhir ricuh. (mn.09)

Baca juga : Edy Rahmayadi: Nias Ini Adalah Rakyat Saya, Amanah untuk Saya