oleh

Di Tengah Padat Agenda HUT RI, Bobby Nasution Tetap Hadir sebagai Pemimpin dan Ayah: Dampingi Anak-Anaknya di Karnaval

-Daerah-97 views

Di Tengah Padat Agenda HUT RI, Bobby Nasution Tetap Hadir sebagai Pemimpin dan Ayah: Dampingi Anak-Anaknya di Karnaval

Oleh Ir Zulfikar Tanjung

Mitanews.co.id ||
Momentum HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Sumatera Utara menjadi panggung refleksi bukan hanya bagi rakyat, tetapi juga bagi pemimpinnya. Gubernur Sumut Bobby Nasution tampak menjalani hari yang sarat agenda: menjadi inspektur upacara pada detik-detik proklamasi di Lapangan Astaka, mengikuti siaran langsung upacara kenegaraan dari Istana Negara, hingga menghadiri rangkaian acara resmi lainnya.

Namun, yang menarik perhatian publik justru hadir setelah rangkaian protokoler itu usai. Bobby terlihat menyempatkan diri menghadiri karnaval dan perlombaan anak-anak bersama keluarga kecilnya. Putra-putrinya tampak ceria mengikuti lomba khas Agustusan, sementara sang gubernur dan istrinya, Kahiyang Ayu, mendampingi dengan wajah penuh sukacita. Momen sederhana itu viral di media sosial, menuai apresiasi dan rasa kagum masyarakat.

Di tengah citra pemimpin yang kerap hanya diasosiasikan dengan simbol formalitas, Bobby menunjukkan sisi lain: ia adalah seorang ayah yang tidak abai terhadap kebahagiaan anak-anaknya. Kehadiran fisiknya dalam karnaval dan lomba menjadi bukti bahwa kepemimpinan sejati bukan hanya soal memimpin birokrasi, tetapi juga memberi teladan di ruang keluarga.

Kesediaan seorang gubernur yang agenda hariannya padat untuk turun langsung menemani anak-anak dalam kegiatan rakyat sederhana memberi pesan kuat. Bahwa kemerdekaan bukan hanya dirayakan dengan seremoni formal, tetapi juga lewat kebersamaan, keceriaan, dan semangat gotong royong di tingkat paling dasar: keluarga dan komunitas.

Ada makna penting yang bisa dipetik dari kehadiran itu. Pertama, anak-anak—baik putra-putri sang gubernur maupun anak-anak lain yang menyaksikan—belajar bahwa orang tua, betapapun sibuk, tetap harus hadir mendampingi. Dari teladan itu, tumbuh kesadaran bahwa kebahagiaan keluarga dan pendidikan karakter tidak kalah penting dibanding prestasi di ruang publik.

Kedua, generasi muda melihat sosok pemimpin yang tidak berjarak. Bobby tidak sekadar memberi instruksi, tetapi juga ikut larut dalam riuh rendah lomba atau karnaval penuh warna. Dari sana, tumbuh rasa kedekatan dan penghargaan yang pada akhirnya membangun kepercayaan publik.

Kepedulian seperti ini memberi manfaat besar bagi pembangunan karakter generasi muda. Anak-anak tumbuh dengan melihat bahwa pemimpin bukan figur yang hanya hadir di podium, tetapi juga bagian dari denyut kehidupan sehari-hari. Keteladanan semacam ini pada gilirannya menciptakan kesinambungan nilai: dari keluarga kecil di rumah, ke keluarga besar bernama masyarakat.

Di tengah tantangan zaman—mulai dari derasnya arus digitalisasi hingga ancaman lunturnya karakter bangsa—hadirnya pemimpin yang menempatkan keluarga dan generasi muda sebagai pusat perhatian adalah sebuah nilai tambah. Bobby Nasution, dengan sederhana, menunjukkan bahwa kepemimpinan yang humanis justru lahir dari kemampuan menjaga keseimbangan: antara tugas negara dan peran keluarga.(PENULIS Bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers)***

Baca Juga :
Wali Kota Serahkan Remisi HUT RI ke-80 Kepada 761 Warga Binaan Lapas Kelas IIA Sibolga

News Feed