oleh

Dinas Ketahanan Pangan Dipimpin H Rajali Siaga Penuh Garda Depan Bobby Nasution Kendalikan Inflasi Pangan

-Daerah-211 views

Dinas Ketahanan Pangan Dipimpin H Rajali Siaga Penuh Garda Depan Bobby Nasution Kendalikan Inflasi Pangan

Oleh Zulfikar Tanjung

Mitanews.co.id ||
Dari konferensi pers yang digelar Dinas Kominfo di Kantor Gubernur Sumut, Selasa (7/10/2025), tergambar jelas bahwa Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura Sumut yang dipimpin Kadis H. Rajali tetap siap dan siaga menjadi garda depan dalam menjaga ketersediaan pangan.

Di hadapan puluhan wartawan, Kadis Rajali melalui Sekretaris Dinas, Yusfahri Perangin-angin, menegaskan bahwa Sumut tidak hanya aman dari ancaman kekurangan beras dan cabai merah, tetapi justru mencatat surplus signifikan pada dua komoditas utama tersebut.

Data yang dipaparkan cukup meyakinkan: sepanjang Januari–September 2025, produksi gabah kering giling (GKG) mencapai 2,7 juta ton atau setara dengan 1,7 juta ton beras. Angka itu jauh di atas kebutuhan konsumsi tahunan masyarakat Sumut yang sekitar 1,2 juta ton. Surplus juga terjadi pada cabai merah, dengan produksi 183 ribu ton berbanding kebutuhan 91 ribu ton.

Fakta ini menunjukkan bagaimana jajaran Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura di bawah komando H. Rajali mampu menjaga fondasi ketersediaan pangan di Sumut.

*Terjemahan Nyata Program Gubernur*

Apa yang disampaikan Dinas Ketahanan Pangan sesungguhnya merupakan cerminan nyata dari arah kebijakan Gubernur Sumut, Bobby Nasution, yang menempatkan pengendalian inflasi sebagai prioritas utama pembangunan daerah. Inflasi, yang kerap dipicu gejolak harga pangan, dapat ditekan apabila pasokan dan distribusi dijaga sejak hulu. Di titik inilah, Dinas Ketahanan Pangan berperan sebagai benteng pertama.

Melalui pemetaan produksi, identifikasi sentra pangan, dan prediksi kebutuhan konsumsi masyarakat, Rajali dan timnya menerjemahkan program Gubernur dalam langkah konkret. Surplus beras dan cabai yang dicapai bukan hanya angka statistik, tetapi menjadi modal strategis bagi Pemprov untuk mengatur distribusi, melaksanakan Gerakan Pangan Murah bersama Bulog dan Dinas Perdagangan, serta membangun kerja sama antar daerah agar rantai distribusi lebih efisien.

*Branding Kepemimpinan yang Kolaboratif*

Kekuatan Dinas Ketahanan Pangan di era kepemimpinan Rajali adalah kemampuannya menjadikan data, kolaborasi, dan implementasi sebagai tiga pilar kerja. Data memberi kejelasan arah kebijakan, kolaborasi dengan OPD lain memperkuat efektivitas, dan implementasi memastikan program Gubernur tidak berhenti di meja birokrasi.

Di bawah kepemimpinan Rajali, Dinas Ketahanan Pangan tampil tidak sekadar sebagai lembaga teknis, tetapi sebagai mitra strategis Gubernur dalam meredam inflasi pangan. Gaya kepemimpinan yang merangkul kerja sama lintas sektor — mulai dari Bulog, Perindag, hingga pemerintah kabupaten/kota sentra produksi — menjadikan setiap kebijakan pangan di Sumut lebih menyatu dan berdampak.

*Penjaga Stabilitas Pangan Bobby Nasution*

Dari konferensi pers itu, dapat disimpulkan bahwa Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura Sumut tidak hanya bekerja dalam diam, tetapi hadir dengan bukti konkret: surplus beras dan cabai merah yang menjadi tameng utama Sumut dalam mengendalikan inflasi. Semua ini menunjukkan bagaimana kepemimpinan H. Rajali mampu menjabarkan visi besar Gubernur Bobby Nasution ke dalam langkah yang terukur, kolaboratif, dan bermanfaat langsung bagi rakyat.

Gubernur tentu membutuhkan pejabat yang bisa mengawal program strategis dengan soliditas dan dedikasi. Dan dalam isu pengendalian inflasi pangan, H. Rajali dan Dinas Ketahanan Pangan Sumut telah membuktikan diri sebagai salah satu motor penggerak utama. Tidak berlebihan bila apresiasi publik maupun pimpinan patut diarahkan kepada kerja nyata yang selama ini dilakukan (Penulis bersertifikat wartawan utama Dewan Pers)***

Baca Juga :
Total Hadiah Rp100 Juta, PBVSI Sergai Gelar Open Turnamen Voli Piala Bupati