Langkat.Mitanews.co.id | Etnis masyarakat Jawa Bukit Lawang berkolaborasi dengan Pewarta Foto Infonesia (PFI) Medan pada pagelaran seni budaya, Minggu, (20/2/2022).
Hal itu dilakukan untuk kembali membudayakan kesenian tradisional budaya yang sudah mulai ditinggalkan seiring berkembangnya teknologi.
Selain untuk meningkatkan kecintaan terhadap kesenian daerah kepada generasi muda, kegiatan yang dilaksanakan di Rock Island, Bukit Lawang, Kabupaten Langkat ini juga diharapkan mampu mengedukasi masyarakat dalam mengembangkan kearifan lokal dan menjadi magnet para wisatawan untuk berkunjung di daerah pariwisata yang saat ini sedang lesu.
Pagelaran seni budaya tersebut dilakukan untuk menyemarakkan pameran foto yang sedang berlangsung di Rock Island, Bukit Lawang.
Acara tersebut juga mendapat antusias dari para wisatawan yang berkunjung di Bukit Lawang.Kegiatan seni budaya tersebut juga diwarnai atraksi pahat patung orangutan oleh pemahat Bukit Lawang, Manca.
Ketua PFI Medan, Rahmad Suryadi menuturkan dengan adanya pagelaran seni dan pameran foto ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi kemajuan pariwisata di Bukit Lawang yang saat ini masih lesu akibat pandemi Covid19.
“Selain itu, kita berupaya untuk mengedukasi generasi muda akan pentingnya seni budaya daerah dalam mendongkrak ekonomi kreatif di daerah Bukit Lawang, dengan memperhatikan kearifan lokal akan menjadi nilai tambah sebuah pariwisata,” ujar ketua PFI dua priode ini.
Sementara, Alex Alzuhri selaku Pengelola Rock Island sangat bangga dengan semangat para sepuh Jawa Bukit Lawang yang antusias dalam menyemarakkan acara pagelaran seni tradisional Jawa.
Ia berharap agar pemerintah juga memperhatikan kesejahteraan dan bantuan alat untuk pelaku seni tradisional sebagai penunjang pariwisata.
“Diharapkan dengan peranan pelaku dalam menggerakkan seni dan budaya, dapat mengedukasi masyarakat sekitar Bukit Lawang untuk berkecimpung dan memelihara seni budaya lokal,” harap Alex.
Selain itu, Alex menambahakan, kegiatan ininjuga dilaksanakan untuk memotivasi para pihak terkait dalam pagelaran sebi budaya.
“Kegiatan ini sebagai motivasi untuk menggelar pagelaran seni budaya tradisional dan seni kontemporer berikutnya dengan dengan melibatkan berbagai pihak, sehingga mengedukasi dan mengembangkan kearifan lokal dan kebencanaan di Taman Nasional Gunung Leuser, Bukit Lawang.
Sementata itu, salah seorang pelaku seni tradisional, Mbah Sastro mengungkapkan, ada banyak kesenian di Bukit Lawang seperti budaya jawa, karo, dan melayu.
“Beberapa di antaranya jaran kepang, reog, wayang orang, ludruk, kesenian karo, kesenian melayu namun tidak ada pembinaan dan keterlibatan generasi muda untuk meneruskan budaya tradisional,” katanya.
Karena itu, katanya, ia sangat menyayangkan tidak ada regenerasi untuk melanjutkan kesenian daerah Indonesia.
“Diharapkan dengan adanya pagelaran ini, seni budaya semakin diperhatikan. Seperti terbentuknya sekolah sanggar seni atau pendidikan teater budaya di Bukit Lawang, sehingga lahir generasi penerus kesenian budaya lokal,” pungkasnya. (mn.09)
Baca juga : Bupati Bakhtiar Lepas Pawai Ta’aruf MTQ ke-47 dan FSQ ke-32