Guru Besar FKM USU Prof. Heru Santosa Beri Masukan Strategis untuk Kadiskes Sumut Faisal Hasrimy
MEDAN.Mitanews.co.id ||
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM USU), Prof. Drs. Heru Santosa MS, Ph.D, memberikan masukan strategis kepada Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Sumut) yang baru dilantik, HM Faisal Hasrimy AP, MAP.
Prof. Heru menjawab wartawan di Kampus USU Medan, Selasa (3/12/24) menekankan pentingnya analisis menyeluruh terhadap laporan kinerja profil kesehatan Sumut sebagai langkah awal untuk memperbaiki dan mempercepat pencapaian indikator kesehatan di provinsi tersebut.
“Pada awal menjalankan tugas di Dinas Kesehatan Sumut, sebaiknya Faisal menganalisis secara konkret, objektif, dan faktual laporan kinerja profil kesehatan Sumut saat ini. Profil ini adalah cerminan kondisi kesehatan masyarakat Sumut sekaligus gambaran kontribusi Sumut terhadap profil kesehatan nasional. Hal ini harus dipahami dengan baik karena masih banyak yang belum tercapai,” ujar Prof. Heru.
*Prioritas pada Indikator Kesehatan yang Tertinggal*
Menurut Prof. Heru, pemahaman yang mendalam terhadap profil kesehatan Sumut akan memberikan gambaran yang akurat mengenai capaian dan kekurangan provinsi ini dibandingkan daerah lain.
“Data yang menunjukkan indikator kesehatan yang belum tercapai harus segera diprioritaskan. Misalnya, jumlah Puskesmas yang terakreditasi masih rendah dibandingkan provinsi lain. Hal ini harus menjadi fokus utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan,” tegasnya.
Ia juga menambahkan, Dinas Kesehatan Sumut perlu mengoptimalkan kolaborasi dengan kepala bidang dan pemerintah kabupaten/kota untuk memacu pencapaian prioritas kesehatan yang tertinggal. Interaksi yang aktif dan terarah akan membantu mewujudkan program kesehatan secara lebih konkret.
*Kolaborasi dengan Kampus untuk Solusi Berbasis Keilmuan*
Dalam menjalankan tugasnya, Prof. Heru menganjurkan Faisal untuk memperbanyak diskusi dan seminar dengan akademisi di kampus.
“Kampus siap memberikan masukan melalui seminar, diskusi, atau focus group discussion (FGD) untuk merumuskan rekomendasi yang relevan bagi percepatan pencapaian indikator kesehatan. Kami mendukung penuh capaian kinerja kesehatan Sumut,” katanya.
*Fokus pada Program Prioritas Nasional*
Selain memperkuat kinerja internal, Prof. Heru juga menekankan pentingnya mendukung program prioritas nasional yang menjadi tanggung jawab daerah, seperti penanganan stunting, peningkatan gizi masyarakat, dan distribusi makanan bergizi.
Ia menekankan bahwa program seperti pemberian makanan gratis harus dilakukan dengan perencanaan yang matang.
“Distribusi makanan tidak hanya soal membagikan, tetapi juga memastikan standar gizi dan pola distribusinya tepat. Dinas Kesehatan Sumut harus memiliki desain teknis yang jelas untuk mencapai tujuan tersebut,” ujar Prof. Heru.
*Harapan untuk Masa Depan Kesehatan Sumut*
Prof. Heru berharap kepemimpinan Faisal Hasrimy dapat membawa angin segar bagi peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Sumut.
“Dengan pendekatan yang terarah, berbasis data, dan didukung kolaborasi lintas sektor, saya optimis indikator kesehatan Sumut dapat meningkat signifikan,” tutupnya.
Pelantikan Faisal Hasrimy sebagai Kepala Dinas Kesehatan Sumut diharapkan menjadi momentum perbaikan layanan kesehatan di provinsi ini, dengan mengutamakan strategi berbasis data, sinergi, dan keberlanjutan program kesehatan.
Prof. Heru juga mengingatkan pentingnya memperkuat pengelolaan program kesehatan yang ada agar tidak hanya berjalan tetapi juga berdampak nyata.
"Selain memprioritaskan indikator yang belum tercapai, perlu juga memastikan indikator yang sudah baik tetap terjaga. Artinya, bukan hanya memperbaiki yang kurang, tetapi juga mempertahankan yang sudah baik agar konsisten,” ujarnya.
Lebih jauh, ia menyarankan Faisal untuk mengintegrasikan pendekatan berbasis data dengan inovasi dalam pelaksanaan program kesehatan. “Dalam era digital, pemanfaatan teknologi untuk pemantauan dan evaluasi program kesehatan sangat diperlukan. Data real-time dan terintegrasi akan memudahkan dalam menentukan langkah prioritas,” imbuhnya.
Prof. Heru juga menegaskan perlunya antisipasi terhadap tantangan mendatang, terutama terkait program-program kesehatan yang berbasis kebijakan nasional.
“Misalnya, dalam penanganan stunting dan gizi, perlu ada pemetaan wilayah mana saja yang paling membutuhkan intervensi agar alokasi sumber daya lebih efektif. Ini bisa menjadi kunci keberhasilan jangka panjang,” katanya.(MN.01)***
Baca Juga :
Bupati Asahan Hadiri Sekaligus Membuka Pelantikan PC IGRA Tahun 2024