oleh

Hakordia Depan Kantor Gubsu, Massa: Hentikan Proyek Rp 2,7T di Tahun 2023-2024

-Peristiwa-1,930 views

MEDAN.Mitanews.co.id | Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Harkoida) belasan gabungan massa mendesak Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi menghentikan proyek Rp 2,7 T.

Desakan itu disampaikan pada Hakordia tahun 2022 di depan Kantor Gubsu, Jumat, (9/12/2022).

Salah seorang dari aksi massa, Arief Tampubolon dalam orasinya mengatakan, proyek multi years jalan dan jembatan Sumut senilai Rp 2,7 triliun itu harus dihentikan di tahun 2023 dan 2024 karena tidak ada payung hukumnya.

“Pak Gubsu harus hentikan proyek Rp 2,7T ini, karena tidak ada payung hukumnya, tidak ada di KUA-PPAS dan APBD. Hanya bermodalkan 2 orang pimpinan DPRD yang tanda tangan dengan Gubsu,” ujar Arief Tampubolon.

Lebih lanjut dijelaskan kader Partai Demokrat ini, progres kerja 33 persen di tahun 2022 dari proyek Rp 2,7T harus bersih dari temuan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) jika Gubsu Edy Rahmayadi mau aman dari jeratan hukum.

“Sampai saat ini, baru 10 persen terlaksana. Sampai dengan akhir Desember 2022 ini harus tuntas progres kerja yang 33 persen itu, jika tidak akan memperkuat proyek Rp2,7T ini benar bermasalah dan akan merusak APBD Sumut pada tahun 2023 dan 2024," jelas Arief Tampubolon.

Jika proyek Rp 2,7T ini tidak dihentikan pada tahun 2023 dan 2024, ungkap Arief, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus segera mengusut dugaan korupsi yang terjadi pada proyek multi years tersebut.

“KPK harus periksa proyek Rp 2,7T ini. Periksa mantan Plt Sekda Afif Lubis, Kepala Bappeda Hasmi Rizal Lubis, Kepala BPKAD Ismail Sinaga, Kepala Dinas BMBK Bambang Pardede, KPA Marlindo Harahap, KSO PT. Waskita Karya, PT. SMJ, dan PT. Pijar Utama,” ungkapnya.

Selain itu, Wakil Kepala Badan Bakomstra DPD Partai Demokrat Sumut ini juga meminta KPK memeriksa 3 broker sebagai pihak yang terlibat dalam KSO PT Waskita SMJ Pijar Utama yang diduga ada suap Rp 10 miliar.

“Proyek Rp 2,7T ini laporannya sudah diterima KPK, sudah keluar nomor agenda dan informasinya. Makanya kita juga minta KPK untuk memeriksa 3 broker KSO itu, yaitu Wahyu, L, dan S. Ini harus diungkap jika proyek itu ada temuan BPK RI dan tidak dihentikan di tahun 2023 dan 2024,” pungkas Arief Tampubolon.

Aksi massa belasan eleman masyarakat ini diterima Kepala Bagian Pembangunan Pemprovsu Rasadi Nasution. Kepada massa aksi, Rasadi berjanji akan menyampaikan aspirasi kepada Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.

“Semua aspirasi dari kawan kawan ini akan saya sampaikan ke pimpinan saya untuk ditindaklanjuti,” jawab Rasadi kepada belasan aksi massa Hakordia 2022. (mn.09)

Baca Juga : Subdit I – Ditreskrimum Polda Sumsel Gelar Baksos ke Panti Asuhan Al-Umroh

News Feed