SIPIROK.TAPSEL.Mitanews.co.id | Berkeinginan haknya disamakan dengan masyarakat penduduk Tapsel lainnya, warga Luat Doloksordang makin mempererat kekompakan antar sesama penduduk desa yang ada di Luat Doloksordang atau biasa masyarakat Tapsel sebut sebagai kawasan Luat Harangan itu.
Tokoh masyarakat kelahiran Tapus yang saat ini tinggal dan menetap di Kota Padang Sidempuan, Syamsul Bahri Siregar berpendapat, leluhur Doloksordang dan sekitarnya merupakan bahagian yang tidak terpisahkan dari leluhur masyarakat Tapsel. Tanah itu sekeping dari Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel). Disitulah puluhan tahun bahkan ratusan tahun leluhur kita berbaur dengan alam hutan dalam dinamika hidup sesuai era perjalanan waktu.
"Kondisi alam tersebut sesuai teknologi yang dimiliki leluhur Tanah Luat Doloksordang itu telah memaksa mereka banyak mengadakan penyebaran ke berbagai daerah seperti Padang Sidempuan, Pantai Timur bahkan ke pulau Jawa. Untaian bukit dan pegunungan tidak dapat menyediakan kebutuhan sesuai pertumbuhan penduduk Luat Harangan, di sisi lain migrasi ke kota didorong kemajuan di Luat Harangan ketika itu setelah merdeka," kata Syamsul Bahri Siregar memberikan pendapat menjelang digelarnya pertemuan akbar warga Luat Doloksordang pada pertengahan Januari ini.
Koridor, kata Syamsul merupakan wadah bagi Komunitas Rakyat Dolok Sordang sebagai lembaga yang mencoba merealisasikan cita-cita leluhur warga Luat Doloksordang untuk peningkatan kualitas kehidupan manusia di kawasan Doloksordang atau Luat Harangan dan di perantauan. Mari bersama menanamkan tanah leluhur Doloksordang pada generasi dan anak dari Luat Harangan bahwa ayah, kakek dan nenek bersama alam Tapus bahagian Doloksordang sehingga harapan besar dari pertemuan komunitas Doloksordang nanti dapat mendorong perbaikan sarana infrastruktur jalan, sarana pendidikan dan kesehatan.
Warga Luat Doloksordang menghuni enam desa yang terdiri dari Dolkksordang Julu, Pangaribuan, Desa Panaungan, Desa Pargarutan, Barnangkoling dan Doloksordang plus sejumlah Dusun, yakni Janjilobi, Hasahatan, Liang, Pangaribuan, Sialang, Gadu, Salese, Panaungan, Pargarutan, Ampolu, Sabungan, Tapus dan Barnangkoling sebagaimana sudah diketahui, hidup menderita.
Hidup menderita, itu berawal dari pemukiman warga Luat Harangan atau kawasan/Luat Doloksordang hingga tahun-tahun menjelang satu abad Indonesia Merdeka, dalam suasana terisolir. Bayangkan, pemukiman yang luas wilayahnya mencapai 12.300 hektare lebih, dihuni 3.300 jiwa lebih, jalan kabupaten jurusan Bungabondar - Dusun Gadu dan sejumlah jurusan lainnya di kawasan Luat Doloksordang selalu rusak, bahkan tidak sedikit yang rusak berat dan hancur-hancuran.
Pemerintah yang membawahi kawan Doloksordang itu terkesan abai atau tidak serius menanggapi aspirasi berupa kesulitan yang dialami 3.300 jiwa penduduk enam desa kawasan Doloksordang itu. Di sana-sini badan jalan kabupaten sebagai akses warga rusak berat, hanya dalam ruas yang tertentu mendapat alokasi anggaran perbaikan.
Keadaan itu ada dugaan kuat dari masyarakat penduduk Luat Doloksordang, sejumlah ruas jalan di pemukiman kawasan itu sengaja dihilangkan dari peta jalan Kabupaten Tapsel karena pemerintahnya takut daerah otonom itu tidak lagi dapat anugerah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan atau BPK sebagaimana sebelumnya.
Keadaan dan masalah itulah yang membuat warga sejak beberapa tahun terakhir mencari solusi. Tentunya bagaimana agar pihak pemerintah merubah pendirian yang selama ini tidak respon menjadi menyamakan warga Kecamatan Marancar yang sudah mendekati 90 persen akses jalannya diakui layak dengan kawasan Doloksordang yang juga sudah hampir sama dengan luas satu kecamatan, tetapi akses jalannya benar-benar menyulitkan segenap penduduk yang berjumlah 3.000 jiwa lebih tersebut.
Para tokoh masyarakat termasuk putra Luat Doloksordang yang banyak tinggal di kota dan daerah perantauan mengajak menjalin kekompakan antar sesama warga masyarakat Luat Doloksordang. Terutama menjelang pertemuan akbar yang dijadwal digelar pertengahan Januari yang sudah di ambang pintu.
"Mari bersinergi, bersatu dan kompak untuk maju Sumberdaya Manusia (SDM), maju Sumber Daya Alam (SDA), maju Sumberdaya Buatan (SDB) dan mari bersama wujudkan KECAMATAN DOLOKSORDANG, Kabupaten Tapanuli Selatan yang mandiri, maju, sejahtera dan bermartabat dan dengan sendirinya akan lepas dari kemiskinan, termarginalkan, ketertinggalan dan keterbelakangan," kata Ketua Komunitas Rakyat Wilayah Doloksordang atau KORIDOR, H. Asman Hutasuhut, MM saat memberikan keterangan kepada media ini beberapa waktu lalu. (MN.03).
Baca Juga : Ini Dia Berbagai Item Pendukung Untuk Kegiatan Bersepeda