Padangsidimpuan.Mitanews.co.id | Pelaksanaan Tabligh Akbar Sidimpuan Mengaji berlangsung ramai dan meriah di Masjid Abdullah Bin Umar jalan Oppu Toga Langit, Sabungan Jae, Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru, Kota Padangsidimpuan, Kamis (01/09/2022) pagi.
Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray, LC, Pimpinan Ma'had Imam Syafi'i - Markaz Ta'wun Dakwah dan Bimbingan Islam Jakarta yang didatangkan untuk menjadi pemateri pada Tabligh Akbar Pengajian Assunnah tersebut.
Dalam taushiyahnya pada Tabligh Akbar itu, Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray mengatakan, jika ingin mendapatkan keselamatan di dunia dan terutama di kehidupan akhirat, memperkuat tauhid adalah satu-satunya kunci dan solusinya.
Ceramah berjudul "Lima Kaidah Pentingnya Ilmu Tauhid Dalam Hidup" berlangsung 2 x 60 menit itu, Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray, LC
menegaskan, yang pertama, semua kata-kata ibadah dalam Al-Qur'an itu bermakna bahwa penyembahan itu hanya kepada Allah semata.
"Dasar dan pedomannya adalah dalam ayat Al-Qur'an suroh Az-Zariyat 51: Ayat 56, Allah berfirman yang artinya: "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah (menyembah) kepada-Ku." Bahwa semua jin dan manusia sama-sama hamba Allah yang wajib untuk menyembah Allah.
Menurutnya, tidak ada gunanya mengajak dan menyeru orang untuk sholat, puasa, zakat, haji jika dalam hidupnya masih melakukan syirik, karena syirik merupakan prilaku yang berbahaya bagi setiap manusia.
Untuk itu, tambah Sofyan Chalid, mempertahankan tauhid, dalam bentuk apapun resikonya, itu wajib dilakukan setiap individu manusia. Maka sejalan dengan itu belajar tauhid untuk menghindari prilaku syirik wajib bagi setiap individu muslim dalam hidupnya.
Kaidah kedua adalah tauhid Itu dibangun di atas dua pondasi, yakni mengingkari setiap penghambaan diri terhadap selain Allah sekaligus berusaha terus untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah.
Ustadz Sofyan Chalid mengaku heran dengan kenyataan sekarang ini, yakni yang marah dewasa ini justru mengaku muslim yang menuduh kaum anti kesyirikan (manhaj salaf) disebut sesat, intoleran padahal mereka berlaku syirik, mengingkari ayat-ayat Al-Qur'an yang melarang kesyirikan.
Dia berpendapat, untuk menghadapi pihak-pihak yang demikian, para pengamal Al-Qur'an dan Assunnah harus terus menerus menuntut ilmu terutama di bidang tauhid karena sesungguhnya, keridhoan yang dicari itu adalah keridhoan Allah, bukan keridhoan manusia.
Kaidah yang ketiga, menurut Ustadz Sofyan Chalid adalah tauhid itu mengumpulkan dua pengamalan hati paling agung, yakni mencintai dan sekaligus mengagungkan Allah. Ibadah mengumpulkan cinta terhadap Allah sekaligus menghinakan diri di hadapan Allah.
Dalam kaitan ini Ustadz Sofyan Chalid mengutip ayat Al-Qur'an yang artinya: "Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal)." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 165).
Kaidah keempat adalah hal terpenting dalam pengamalan tauhid sekaligus menjauhi pintu-pintu syirik, serta wajib mempelajari tauhid secara detail guna menjauhi pintu-pintu syirik dari kecil hingga syirik besar.
Sedangkan kaidah yang kelima (terakhir) adalah adanya perasaan wajib bagi setiap muslim untuk menjaga kesempurnaan tauhid dengan bertaqwa kepada Allah secara benar.
"Hanya dengan bertaqwa "mentaati dan melakukan setiap perintah Allah dan RasulNYA sekaligus meninggalkan hal-hal yang dilarang termasuk amalan yang tidak ada pedoman dari Rosululloh Muhammad yang wajib diteladani," demikian Ustadz Sofyan Khalid di akhir paparannya itu. (MN.03).
Baca Juga : Sadarita Purba Anggota DPRD Sergai Berikan Tali Asih Kepada Korban Kebakaran