Istimewanya Berbuka Puasa BKM Masjid Agung Medan: Selalu Tersedia Kue Tradisional
MEDAN.Mitanews.co.id ||
Suasana berbuka puasa di Masjid Agung Medan setiap hari sepanjang Ramadan terasa semakin istimewa. Tidak hanya karena kebersamaan yang terjalin di antara jamaah dan pengurus Badan Kemakmuran Masjid (BKM), tetapi juga karena selalu tersedianya berbagai kue tradisional khas Sumatera Utara yang kini mulai langka di pasaran.
Keistimewaan ini tak lepas dari peran Ketua Bidang Kemakmuran dan Kegiatan Ibadah BKM Masjid Agung Medan, H. Yuslin Siregar, yang memiliki hobi berburu kue tradisional setiap bulan Ramadan.
Pada Jumat (21/3) juga hadir salah satu donatur tetap Masjid Agung Medan, H. T. Soelaiman, yang selama ini aktif memberikan donasi untuk berbagai kegiatan masjid, termasuk program berbuka puasa dan itikaf. Tampak pula H. Indra Utama, serta pengurus BKM lainnya seperti H. Sabar Syamsurya Sitepu, H Abdullah Matondang dan lain-lain.
Pada momen ini beberapa kue tradisional langka tampak tersaji di antaranya kue Rasidah Khas Melayu Deli dan bubur pedas. Kue Rasidah, yang dahulu dikenal sebagai makanan para raja, kini jarang ditemukan. Teksturnya lembut dengan perpaduan rasa manis dan gurih dari bawang goreng yang khas.
Sementara itu, bubur pedas yang berasal dari tradisi Melayu pesisir memiliki cita rasa rempah yang khas dan kaya gizi.
Keberadaan kue-kue tradisional ini semakin menambah kenikmatan berbuka puasa bersama.
*Kekayaan Kue Tradisional Sumatera Utara*
Sumatera Utara, khususnya Kota Medan, memiliki warisan kuliner tradisional yang kaya. Berbagai kue khas dengan cita rasa unik masih dapat ditemukan, terutama di bulan Ramadan. Beberapa di antaranya adalah:
Kue Putri Kandis, kue basah berwarna kuning keemasan dengan rasa manis legit.
Lapis Legit Medan, kue berlapis-lapis dengan aroma rempah khas.
Lemet Singkong, penganan berbahan dasar singkong dan kelapa yang dikukus dalam daun pisang.
Bolu Meranti, yang kini menjadi ikon oleh-oleh khas Medan.
Namun, seiring perkembangan zaman, semakin sedikit penjual yang masih mempertahankan pembuatan kue-kue tradisional ini. Itulah mengapa keberadaan kue-kue langka dalam menu berbuka puasa di Masjid Agung Medan menjadi begitu istimewa.
Melalui inisiatif H. Yuslin Siregar yang hobi berburu kue tradisi menikmati kue-kue khas ini tetap terjaga di bulan suci. Dengan kehadiran donatur yang peduli kegiatan berbuka puasa dan itikaf di Masjid Agung Medan semakin semarak, memberikan keberkahan bagi jamaah yang hadir.
Tidak hanya sekadar berbuka puasa, momentum ini juga menjadi ajang silaturahmi dan pelestarian kuliner warisan budaya yang semakin langka. Ramadan di Masjid Agung Medan pun terasa lebih berwarna dengan kehangatan persaudaraan serta cita rasa khas kue tradisional yang selalu tersedia.(MN.01)***