Kalimat "Siap Hadapi Menantu Malaikat" adalah Metafora dan tidak Merendahkan Konsep Religius
MEDAN.Mitanews.co.id ||
Kalimat "seandainya menantu malaikat pun siap dihadapi", sama sekali tidak bertendensius kepada merendahkan konsep religius tentang malaikat.
“Kalimat sejenis ini dapat dianggap sebagai metafora yang menggambarkan tekad kuat untuk berjuang secara fair dan baik,” jelas Dr H Sakhira Zandi MSi, mantan Ketua Ikatan Da'i Sumut, Kamis (13/6).
Tokoh pendakwah yang kini Ketua Persatuan Umat Islam (PUI) Sumut ini menyatakan itu sehubungan pernyataan Gubsu ke-18 Edy Rahmayadi yang kembali maju Pilgubsu kepada wartawan di Jakarta pekan ini.
Secara bercanda menjawab wartawan saat itu Edy Rahmayadi menyatakan kalimat dimaksud yang kemudian mendapat tanggapan beragam dari publik.
Ustadz Sakhira Zandi berpendapat dalam metode orasi ada dikenal bahasa metafora atau hiperbola. Dalam hal ini, karena malaikat, yang secara konsep tidak memiliki menantu, digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang sangat sulit atau tidak mungkin.
“Jadi dengan menyatakan kesiapannya untuk menghadapi ‘menantu malaikat’, beliau menunjukkan tekad dan kesiapan untuk menghadapi tantangan seberat apapun, bahkan yang tidak masuk akal atau tidak mungkin,” katanya.
Apalagi, menurut pendakwah pakar Komunikasi Islam ini sosok Edy Rahmayadi memang dikenal bicara blak-blakan dan seorang jenderal yang tidak pernah gentar menghadapi tantangan.
"Beliau itu prajurit yang sudah banyak makan asam garam bertempur. Jadi soal Pilkada bagi beliau adalah hal yang wajar saja," kata Ustadz Sakhira.
Jadi jelas lanjutnya kalimat di atas adalah cara melebih-lebihkan situasi untuk menekankan keteguhan hati dan keberanian. Jadi bukan mengarah kepada merendahkan konsep religius tentang malaikat.
Beliau mengemukakan kalimat itu adalah bentuk ekspresi figuratif yang umum dalam bahasa untuk menekankan suatu poin. Banyak bahasa menggunakan elemen-elemen religius atau mitologis dalam metafora tanpa bermaksud merendahkan.
Dijelaskannya selain memang disampaikan dalam suasana bercanda juga kalimat yang menggunakan perumpamaan atau gambaran untuk menyatakan sesuatu yang tidak mungkin demi menunjukkan kesungguhan biasanya disebut metafora.
Selain metafora, kalimat seperti ini juga bisa termasuk dalam hiperbola, yaitu gaya bahasa yang melebih-lebihkan sesuatu untuk memberikan efek dramatis atau untuk menekankan tekad yang sangat kuat meskipun menghadapi situasi yang sangat sulit atau mustahil.(MN.01)***
Baca Juga :
Tokoh Aktivis 98 Apresiasi Kapoldasu Respon Penyelesaian Lahan Al Washliyah