Ketika Yulia Effendy Pohan Menyapa Dunia Parenting: Menggerakkan Kesadaran Orang Tua di Era Digital
Oleh Ir. Zulfikar Tanjung
Mitanews.co.id ||
Yulia Effendy Pohan menampilkan sosok yang peduli, berpikiran maju, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat modern, khususnya dalam mendidik generasi muda.
Dalam kapasitasnya sebagai Penjabat (Pj) Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Sumatera Utara, beliau tidak sekadar hadir secara seremonial, tetapi menyuarakan hal-hal esensial yang menyentuh langsung problematika keluarga masa kini.
Pada seminar parenting bertema “Mengatasi Konflik Antara Orang Tua dan Anak Usia Remaja” yang digelar di Aula Kantor DWP Sumut, Medan, Rabu (30/4), isteri Pj Sekdaprovsu Ir Muhammad Armand Effendy Pohan ini menunjukkan kepekaan sosial dan keberpihakan kuat terhadap isu keluarga, khususnya relasi orang tua dan anak di era digital.
Di tengah kompleksitas kemajuan teknologi, gempuran media sosial, dan derasnya arus globalisasi, beliau mengingatkan bahwa orang tua tetap menjadi aktor utama dalam membentuk karakter dan kepribadian anak.
"Orang tua harus bisa menciptakan suasana kekeluargaan yang penuh kasih sayang, menunjukkan rasa cinta pada anak, kejujuran, dan ajak mereka berkomunikasi,” ucap Yulia dihadapan keluarga besar DW se-Sumut.
Ia tidak memosisikan konflik remaja sebagai bahaya, melainkan sebagai bagian alami dari proses menuju kedewasaan yang harus disikapi dengan empati dan komunikasi sehat.
Pernyataan ini menyiratkan betapa beliau memahami realitas psikologi anak zaman kini. Di tengah kecenderungan banyak pihak yang menghakimi perilaku remaja, Yulia justru mendorong pendekatan sahabat dan dialog antara orang tua dan anak, alih-alih pendekatan “hakim” yang menggurui dan represif.
Dengan gaya bicara yang hangat namun tegas, Yulia mengajak para ibu—anggota DWP Sumut—untuk menjadi "tempat pulang" yang memberi rasa aman, bukan hanya tempat menuntut. Pemikiran ini sangat progresif, menunjukkan bahwa beliau tidak sekadar melanjutkan tradisi organisasi perempuan, tetapi membawa napas baru yang lebih kontekstual dengan zaman.
Ia juga menyampaikan harapan agar seminar ini menjadi ruang pembelajaran untuk meng-upgrade pola asuh anak. Menurutnya, setiap anak unik, memiliki bakat, minat, dan potensi yang berbeda. Orang tua harus hadir tidak hanya sebagai pengasuh, tetapi juga sebagai mentor spiritual dan sosial bagi anak-anak mereka.
Di tengah pidato yang sarat makna itu, Yulia tak lupa menegaskan peran strategis DWP dalam pembangunan daerah. Ia menautkan peran perempuan, khususnya ibu, dalam menciptakan SDM unggul yang menjadi pondasi utama Sumatera Utara yang maju dan berkelanjutan. "DWP siap bersinergi melalui program kerja yang menyentuh persoalan sosial, mendukung visi misi Gubernur Sumut Bobby Nasution dan Wakil Gubernur Surya," tegasnya.
Dengan pendekatan yang inklusif, edukatif, dan membumi, Yulia telah menghidupkan kembali semangat Dharma Wanita sebagai organisasi yang menyatu dengan denyut kehidupan masyarakat. Ia bukan hanya figur istri pejabat, tetapi pemimpin perempuan yang memahami tantangan dan menjawabnya dengan solusi konkret dan bernas.
Dari seminar itu, terlihat jelas bahwa kehadiran Yulia bukan sekadar pengisi posisi struktural, melainkan pemimpin inspiratif yang menggerakkan kesadaran kolektif tentang pentingnya keluarga sebagai pilar peradaban. Ia telah menyapa dunia parenting dengan hati, ilmu, dan visi. Dan masyarakat Sumatera Utara patut menaruh harap pada sosok seperti dia—perempuan yang memimpin dengan empati, cerdas menangkap zaman, dan tulus membina generasi penerus bangsa. (penulis bersertifikat wartawan utama dewan pers)***
Baca Juga :
Wabup Sergai Apresiasi Dukungan DPRD dalam Evaluasi dan Perencanaan Daerah