Ketua LSM ICW Samosir Saut Limbong Sayangkan Pembelian Pot Bunga dari Dana BOS

Pembelian tersebut, yang masing-masing pot bunga diduga dihargai Rp seratus ribu rupiah dengan total jumlah pot bunga yang diduga 100 biji, dinilai tidak sesuai dengan prioritas penggunaan dana BOS yang seharusnya difokuskan pada kebutuhan pendidikan.

Saut Limbong mengungkapkan kekecewaannya kepada wartawan pada Kamis, 20 Maret 2025, di Pangururan. Ia mempertanyakan dasar pembelian pot bunga tersebut dengan dana BOS yang seharusnya digunakan untuk kepentingan pendidikan yang lebih mendesak, seperti pembayaran honor guru dan kebutuhan operasional lainnya. “Apa dasar pembelian pot bunga menggunakan anggaran dana BOS? Sementara masih ada prioritas yang lebih penting, seperti honor untuk tujuh orang tenaga pengajar” ujar Saut Limbong.

Menurut Saut Limbong, penggunaan dana BOS harus sesuai dengan petunjuk teknis (juknis) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang mengatur bahwa dana tersebut harus digunakan untuk keperluan operasional pendidikan, bukan untuk pembelian barang-barang non-pendidikan seperti pot bunga. “Hal yang paling dasar adalah penggunaan dana BOS harus mengikuti juknis kementerian. Jika sudah tidak sesuai dengan juknis, itu bisa dianggap sebagai pelanggaran atau bahkan persengkokolan yang disebut korupsi berjemaah,” tegasnya.

Saut Limbong juga berharap agar Aparat Penegak Hukum (APH) segera turun tangan untuk menyelidiki hal ini. Ia menekankan bahwa pemanfaatan dana BOS harus diawasi agar sesuai dengan aturan yang berlaku dan tidak disalahgunakan untuk kepentingan yang tidak relevan dengan pendidikan.

Pihak terkait diharapkan dapat memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai penggunaan dana BOS ini agar tidak menimbulkan keraguan dan kekecewaan di kalangan masyarakat.

Sementara itu ketika hal ini dikonfirmasi kepada pihak sekolah melalui pesan whatspp tidak memperoleh balasan sampai berita ini diterbitkan.(HS)***