Kisah Relawan Dapur MBG Kota Tengah, Bisa Nyicil Hutang dan Bantu Orang Tua
SERGAI.Mitanews.co.id ||
Sejak pukul 21.00 WIB, Riska Damayanti (29) seorang ibu anak satu ini berangkat dari tempat ia tinggal ke dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Desa Kota Tengah Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai).
Karena hanya berjarak 200 meter, Riska yang ber KTP Ujung Negeri Hulu Kecamatan Bintang Bayu itu berjalan kaki menuju dapur MBG tempat ia saat ini mengais rezeki yang sudah tiga bulan beroperasi tepatnyan 23 Agustus 2025 lalu.
Sampai di dapur MBG, dengan terlebih mengganti pakaian di locker yang disediakan, ia bersama rekan lainnya sesama bagian produksi yang berjumlah 10 orang termasuk Chef mereka mengenakan alat pelindung diri sesuai standar operasional prosedur yang berlaku.
Bersama rekannya langsung berbagi tugas. Ada yang membersihkan sayuran, menggoreng bumbu, menata tray food. Untuk Riska sendiri, dia bertugas membantu chef Ferry Hardian Harahap.
Kepada Mitanews, Jum'at 7 November 2025, ibu dari Kladisti Nur Harisa menuturkan, tugasnya dimulai sejak pukul 21.00 WIB sampai dengan 05.00 WIB subuh.
Semuanya dijalani dengan rutin dan penuh perasaan senang.
" Senang pak, karena dengan pekerjaan ini sedikit demi sedikit saya bisa mencicipi hutang saya dan membiayai anak satu-satunya yang berusia 11 tahun dan duduk di Sekolah Dasar," ujar Riska.
Saat ditanya gaji yang diterimanya, ia merinci bahwa setiap hari ia diberi upah Rp115 ribu perhari yang dibayar setiap 10 hari dan ditambah uang lembur Rp100 ribu dua kali dalam sepuluh hari.
Uang lembur yang dimaksud, lanjut Riska adalah saat pengepakan makanan kering seperti susu, telur, roti dan lainnya untuk menu hari Sabtu yang dibagikan Jum'at.
" Dalam 10 hari saya bisa terima Rp1.350.000 dan jika dihitung 20 hari mencapai Rp2,7 juta. Alhamdulillah upah ini jauh ketika belum di Dapur MBG," tandasnya.
Lain Riska lain Devin Aldino (19) dan Raditya Budi Santoso (19), relawan bagian pencuci ompreng (wadah makanan MBG). Pemuda tamatan SMA Negeri 1 Bintang Bayu dan SMK Negeri 1 Dolok Masihul ini mengaku tidak malu walau sebagai tukang cuci ompreng.
" Tidak ada rasa malu justru senang bisa punya penghasilan sendiri bahkan hasilnya bisa membantu orang tua," ucap keduanya kompak.
Devin sendiri mengaku sudah terbiasa dengan aktivitas mencuci karena ditengah keluarga yang tidak punya saudara perempuan mau tak mau tugas mencuci piring atau pakaian sudah menjadi hal biasa.
Raditya menambahkan, daripada menganggur lebih baik bekerja di dapur MBG walau sebagai tukang cuci ompreng yang dilakukan dari jam 12.00 hingga 19.00 WIB.

Terkait upah, keduanya mengatakan diberi Rp110 ribu per hari yang dibayar setiap 10 hari plus uang lembur Rp100 sekali dalam seminggu.
Ditempat yang sama, Prabu Sanjaya (18) lulusan SMK Negeri 1 Dolok Masihul yang tinggal di Dusun 1 Kampung Mangga, Kota Tengah juga merasakan hal yang sama.
Relawan yang bertugas sebagai Satpam (pengamanan) bersama satu teman lainnya bertugas sejak pukul 07.00 WIB hingga 07.00 WIB.
Senang pak menjalani tugas ini, daripada menganggur, disini saya dibayar Rp100 per hari.
Mulai dari Riska, Devin, Raditya, Prabu termasuk relawan lainnya, berharap program yang digagas Presiden RI, Prabowo Subianto bisa berjalan terus, karena sangat membantu perekonomian masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap.
Mereka juga menyampaikan terimakasih, dengan program MBG ini mereka mendapatkan penghasilan yang bisa menopang perekonomian rumah tangganya.
Sementara Kepala SPPG Kota Tengah, Irfan Hutasoit, S.Kep, NS, kepada media ini menambahkan, terkait relawan bagian cuci ompreng ada 15 orang satu diantaranya sebagai koordinator.
Tugas mereka adalah mencuci ompreng, membersihkan dan mengelap hingga kering. Kita sarankan menggunakan sabun sunligt secukupnya saja.
Ia juga mensiasati, agar relawan ompreng tidak jenuh saat beraktivitas, sengaja diputar musik yang bisa menghibur.(mn.44)***
Baca Juga :
TP. PKK Kota Gunungsitoli Raih Juara Umum HKG PKK 2025 Sumut


















