oleh

Menakar Kemampuan Alexander Sinulingga: Mampukah “Kolaborasi Sumut Berkah” ala Bobby Nasution Basmi Pungli di Dunia Pendidikan?

-Daerah-399 views

Menakar Kemampuan Alexander Sinulingga: Mampukah “Kolaborasi Sumut Berkah” ala Bobby Nasution Basmi Pungli di Dunia Pendidikan?

Oleh Zulfikar Tanjung

Mitanews.co.id ||
Sumatera Utara tak kekurangan program. Slogan dan jargon pembangunan juga silih berganti. Namun, dari sekian banyaknya gagasan, publik kini menanti langkah konkret dari sebuah konsep yang mengusung semangat “Kolaborasi Sumut Berkah”—gagasan besar yang digagas Gubernur Sumut Bobby Nasution untuk merangkul semua pihak demi perubahan signifikan di daerah ini.

Kini, sorotan mengarah pada salah satu tokoh kunci di balik konsep tersebut di dunia pendidikan, yaitu Alexander Sinulingga; yang bisa dibilang tokoh baru di jajaran pendidikan propinsi setelah dilantik menjabat Kadis Pendidikan Sumut baru-baru ini.

Sebagai salah satu figur penting dalam orbit Bobby, publik bertanya-tanya: mampukah Alexander menjadikan “Sumut Berkah” sebagai alat ampuh untuk memberantas praktik pungutan liar (pungli) di sektor pendidikan?

Isu ini bukan perkara sepele. Pungli dalam dunia pendidikan adalah noda yang mencoreng martabat sistem pendidikan itu sendiri. Baik di level sekolah dasar hingga menengah, bahkan sampai perguruan tinggi, praktik ini menyusup dalam berbagai bentuk: dari biaya 'sumbangan sukarela' yang bersifat memaksa, hingga pungutan seragam atau buku yang kadang di luar kemampuan orang tua siswa.

*Pendidikan Harus Bebas Tekanan*

Bagi masyarakat Sumut, pendidikan adalah tumpuan harapan. Namun bagaimana mimpi besar mencerdaskan kehidupan anak bangsa bisa terwujud jika para murid dan orang tua justru terbebani oleh pungutan tidak resmi? Dan bagaimana pula guru bisa mendidik dengan sepenuh hati jika sistem di sekitarnya masih menyisakan ruang gelap yang mengganggu integritas?

Dalam konteks inilah komitmen Alexander Sinulingga diuji. Jika benar konsep “Kolaborasi Sumut Berkah” akan jadi instrumen perbaikan, maka memberantas pungli di sektor pendidikan adalah pintu masuk yang sangat strategis.

*Transparansi dan Partisipasi Publik*

Langkah pertama yang ditunggu masyarakat adalah transparansi. Program pemberantasan pungli di pendidikan harus disampaikan secara gamblang kepada publik. Rencana aksi, bentuk pelaporan, hingga kanal pengaduan harus dibuka seluas-luasnya.

Tanpa keterbukaan, publik hanya akan menjadi penonton dari slogan yang terdengar indah namun tak terasa dampaknya. Di sinilah pentingnya peran Alexander Sinulingga: mengomunikasikan arah kebijakan secara jelas, sekaligus membuka ruang kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, sekolah, hingga media massa.

*Menakar Keseriusan Kolaborasi*

Publik saat ini masih menanti. Sejauh ini belum terdengar gebrakan atau peta jalan dari Alexander dalam menyikapi isu pungli pendidikan. Padahal, bila konsep “Sumut Berkah” hendak dianggap serius, maka keberhasilan membasmi pungli bisa menjadi salah satu tolok ukur utama keberhasilan gagasan tersebut.

Bahkan bisa dikatakan, jika Sumut mampu menjadi provinsi pertama yang benar-benar bebas dari pungli di dunia pendidikan, maka “Kolaborasi Sumut Berkah” akan tercatat sebagai terobosan penting dalam sejarah pembangunan sosial daerah ini.(BERSAMBUNG/ penulis bersertifikat wartawan utama dewan pers)***

Baca Juga :
Menjaga Irama Pelayanan, Wabup Samosir Sisir OPD dan Serukan Semangat Kerja

News Feed