Menjaga Nyala Demokrasi dari HUT Bawaslu: Apresiasi atas Visi Wagub Sumut Surya
Oleh: Zulfikar Tanjung
Mitanews.co.id ||
Di tengah dinamika politik nasional yang semakin kompleks, pernyataan Wakil Gubernur Sumatera Utara H Surya, dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-17 Bawaslu Sumut, menjadi angin segar yang patut disambut dengan optimisme.
Pesan yang ia sampaikan bukan sekadar formalitas seremonial, melainkan refleksi mendalam tentang pentingnya membangun ekosistem demokrasi yang sehat, transparan, dan partisipatif.
Dalam pidatonya, Surya menekankan bahwa demokrasi yang sehat hanya mungkin terwujud melalui kolaborasi berbagai elemen—mulai dari Bawaslu, KPU, pemerintah daerah, penegak hukum, media massa, hingga masyarakat sipil. Ini bukan hanya sebentuk harapan, melainkan pernyataan politik yang memiliki akar dalam kesadaran struktural bahwa demokrasi tidak akan tumbuh dalam ruang kosong.
*Politik yang Mendidik, Bukan Menyesatkan*
Pendidikan politik dan peningkatan literasi digital yang diangkat oleh Wagub Surya merupakan dua agenda yang krusial dalam konteks demokrasi elektoral. Kita hidup di era di mana disinformasi dapat membelokkan arah suara rakyat. Maka dari itu, menanamkan pemahaman yang benar tentang hak politik serta membekali warga dengan kemampuan menyaring informasi menjadi prasyarat mutlak menuju pemilu yang berintegritas.
Pemerintah Provinsi Sumut, menurut Surya, tidak hanya hadir secara administratif melalui dana hibah, tetapi juga secara moral dan substantif. Ini adalah bentuk kesadaran bahwa demokrasi bukan hanya soal prosedur, tetapi juga soal substansi: bagaimana suara rakyat diartikulasikan dan diterjemahkan menjadi kebijakan yang pro-rakyat.
*Membangun Demokrasi Melalui Keberpihakan Anggaran*
Pernyataan Surya tentang pentingnya dukungan anggaran yang memadai untuk seluruh tahapan pemilu patut diberi perhatian serius. Dalam banyak kasus di berbagai daerah, kerap kali pelaksanaan pemilu menghadapi hambatan karena minimnya dukungan fiskal. Di sinilah letak pentingnya komitmen politik yang tidak hanya berhenti di tataran wacana.
Sumut tampaknya mulai memahami bahwa keberlangsungan demokrasi tidak bisa dibebankan semata kepada penyelenggara pemilu. Pemerintah daerah memiliki tanggung jawab untuk menjamin ekosistem yang mendukung jalannya proses demokrasi. Dukungan itu, baik dalam bentuk anggaran maupun kebijakan, adalah investasi jangka panjang bagi pembangunan yang berkelanjutan.
*Bawaslu sebagai Pilar Demokrasi Lokal*
Apresiasi yang diberikan Wakil Gubernur kepada Bawaslu Sumut juga penting untuk ditegaskan ulang. Lembaga ini, sebagaimana disebutkan oleh Ketua Bawaslu Sumut M Aswin Diapari Lubis, masih dalam fase "remaja", namun telah memainkan peran sentral dalam menjaga kualitas pemilu. Seiring berjalannya waktu, peran ini harus semakin diperkuat melalui sinergi yang sehat antara penyelenggara pemilu dan pemerintah daerah.
*Catatan dan Saran*
Sebagai penulis dan pemerhati kebijakan publik, saya melihat bahwa pernyataan Wagub Surya membuka ruang yang luas untuk membangun paradigma baru dalam pengelolaan demokrasi daerah. Namun, agar komitmen ini tidak berhenti pada retorika, dibutuhkan langkah-langkah konkret seperti:
1. Membangun kurikulum pendidikan politik lokal yang melibatkan sekolah, kampus, dan organisasi kepemudaan.
2. Mengembangkan pusat literasi digital pemilu di tingkat kabupaten/kota untuk menangkal hoaks dan kampanye negatif.
3. Membuka kanal dialog rutin antara pemerintah daerah, penyelenggara pemilu, dan masyarakat sebagai bagian dari demokrasi deliberatif.
*Demokrasi Dimulai dari Daerah*
Pernyataan Wakil Gubernur Surya seakan menjadi pengingat bahwa demokrasi Indonesia tidak hanya bertumpu pada Jakarta, tetapi justru menemukan jantungnya di daerah-daerah seperti Sumatera Utara. Ketika pemerintah daerah menyatakan keberpihakannya secara terbuka terhadap demokrasi yang sehat, maka harapan akan lahirnya pemimpin yang berpihak kepada rakyat menjadi lebih nyata.
Sumatera Utara, dengan segala keragaman dan tantangannya, memiliki potensi besar menjadi barometer demokrasi lokal. Apa yang dimulai dari pernyataan Surya hari ini, semoga menjadi langkah awal menuju demokrasi yang bukan hanya prosedural, tetapi juga substansial dan bermartabat. ( penulis bersertifikat wartawan utama dewan pers)***