oleh

Menyedihkan, Negeri Dalam Degradasi Peradaban

-Daerah-964 views

Oleh H. Balyan Kadir Ns

Mitanews.co.id || TIDAK terasa, hari ini sudah 17 Agustus 2022. Hari ini merupakan hari Bangsa Indonesia merayakan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-77 sebagai hari bersejarah yang harus dimaknai sebagai suatu kebanggaan bagi bangsa ini.

Berarti RI sudah melaksanakan pembangunan sebagai upaya bangsa mengisi kemerdekaan yang sudah berusia 77 tahun itu sendiri. Tetapi perlu diakui secara jujur bahwa banyak sudah dinamika yang terjadi dan tidak sedikit telah menghambat jalannya pembangunan dan pemerintahan selama 77 tahun itu.

Harus juga diakui secara jujur bahwa suap dan gratifikasi di negeri ini telah menjadi budaya dan peradaban yang bagi sebahagian besar anak bangsa menganggap itu sebagai kebanggaan yang membudaya di sebagian besar komponen bangsa.

Bangsa ini secara tidak sadar telah menjunjung tinggi penjajahan baru atas nama kemerdekaan. Tidak jarang seorang atau sebahagian anak bangsa melihat seseorang memberi suap kepada petugas pemerintah. Ketika ditanya "pak kenapa dikasih uang sama dia"... Di jawab "itu uang parminum (uang minum atau uang capek, kalau tidak dikasih uang.., tahun depan daerah ini tidak dapat anggaran dana lagi".

Tidak jarang pula anak bangsa pengalaman pernah bersama dengan ketua-ketua yayasan, membahas tentang adanya anggaran dana sosial yang akan mereka terima, namun di tengah perbincangan ada salah satu di antara mereka berkata " bisa...Juta, tapi dipotong lagi nanti hingga 25% untuk ........"

Setelah itu saat ditanya "mengapa prakteknya begitu, pak..?" Dengan nada santai beliau menjawab "kalau tidak dikasih, selalu keluar perintah dari atasannya 'Pakoring..!' (keringkan mereka) tahun depan, lalu daerah kita tidak mendapat anggaran lagi. Lalu saat ditanya "ini sudah lama terjadi atau baru masanya si anu ?" Lalu dijawab orang yang berbeda "memang demikian permainannya dari yang lalu-lalu, makanya tidak ada kesempatan melawan karena khawatir keluar jurus 'keringkan'.

Tentunya keadaan ini membuat rakyat banyak merasa sangat sedih. Pantaslah sudah negeriku yang kaya raya tapi banyak rakyatnya miskin tak berdaya ternyata itulah salah satu penyebab utamanya yang ditambah dengan korupsi, kolusi dan nepotisme.

Lain lagi halnya dengan sistem pembodohan yang mereka biarkan, mereka izinkan agar pembodohan ini bisa bercampur di tengah-tengah generasi muda dan mempengaruhi generasi muda dan kemudian rusaklah moral, rusaklah akhlak, dan rusak etika di tengah-tengah generasi muda. Bahkan ada lagi Organisasi dan lembaga-lembaga yang dulunya adalah berisikan para pahlawan sekarang sudah dimasuki para pengkhianat, yang tidak hanya diam, bahkan dengan lantang membela penjajah. Inilah penjajahan baru atas nama kemerdekaan. Para orang tua dimiskinkan dan para generasi muda dibodohkan dengan niat jahat untuk suatu tujuan terselubung.

Dalam Degradasi Peradaban

Ternyata sistematika yang sudah terbiasa diwarnai suap serta gratifikasi sebagaimana disebutkan di atas, itu merupakan praktek yang dilancarkan kelompok atheis atau kelompok yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, yakni komunis. Salah satu ajaran komunis yang sedang diterapkan saat ini adalah rakyat dimiskinkan, generasi dibodohkan agar saling menjilat, rakyat dibenturkan satu sama lain dan saling sikut demi uang. Rakyat dimiskinkan agar tetap berada di posisi penjilat. Yang paling sadis adalah agama lamban laun dikikis agar segala perbuatan mereka tidak ada batas lagi tanpa difilter ajaran agama.

RI bagai putri cantik yang dikeroyok dari berbagai penjuru belahan dunia. Diperkosa/dijajah, didogma, dimiskinkan, dicerai berai dengan politik adudomba dan terakhir dibodohkan. Sedangkan pejuang estapet zaman now tak peduli semua itu, misinya hanya bagaimana "saya bisa bertahan hidup dan tidak mau tahu dengan yang lain". Indonesiaku merdeka kah atau masih dijajah ?

Sudah waktunya media, organisasi pemuda, kalangan mahasiswa, aktifis yang mengaku pro rakyat sampai para tokoh agama bangun dan sadar dari keterpurukan etika dan moral sebahagian besar para penyelenggara negara sekarang ini.

Media, organisasi pemuda, kalangan mahasiswa dan aktifis yang mengaku pro rakyat masih punya peluang berada di front terdepan dalam upaya menyelamatkan negeri dari tangan-tangan para pengkhianat yang keenakan memperkaya diri dengan memiskinkan rakyat.(MN.03)

Padangsidimpuan, 17 Agustus 2022.

Pembuat naskah opini

Ttd.

H. BALYAN KADIR NS

Baca Juga : Tokoh Masyarakat Sumut Dukung Kinerja Gubernur Edy Rahmayadi

News Feed