Qari dan Dai Al-Azhar Al-Syarif Kairo Berbuka Puasa Bersama BKM Masjid Agung Medan Penuh Kekeluargaan
MEDAN.Mitanews.co.id ||
Minggu, 16 Maret 2025 menjadi momen istimewa di Masjid Agung Jalan Pangeran Diponegoro Medan ketika dua qari dan dai terkemuka dari Al-Azhar Al-Syarif Kairo, Mesir, berbuka puasa bersama dengan Badan Kemakmuran Masjid (BKM).
Keduanya, Syekh Adel Mahmoud Muhamed Ali dan Syekh Emad Abdelnaby Mahmoud Abdelnaby, membuat suasana penuh kebersamaan dan religius yang kental, memperkaya makna Ramadan bagi para jamaah yang hadir.
Mereka disambut Ketua Umum BKM H impun Siregar, Ketua Bidang Kemakmuran dan Kegiatan Ibadah H. Yuslin Siregar yang juga Sekretaris Badan Kenaziran Masjid Agung Medan, Sekretaris Eksekutif H Abdullah Matondang dan pengurus lainnya diantaranya H Indra Utama, H Hamdani Syahputra dan Zulrizal Yusuf.
Juga berada di Masjid Imam Besar KH. Irham Taufik, S.Pd.I., M.Si., yang juga Pengasuh Ma’had Tahfizhil Qur’an Daarut Taufiq Medan.
Sejak sore hari, lantai dasar Masjid Agung mulai dipenuhi jamaah yang setia menantikan waktu berbuka. Namun, ada nuansa berbeda kali ini. Kedatangan dua qari dan dai dari Mesir menambah kehangatan, mengubah momen berbuka menjadi lebih syahdu dan penuh makna.
Saat mereka melangkah memasuki masjid, senyum ramah dan sapaan penuh keakraban segera mereka berikan kepada para jamaah.
"Assalamu'alaikum," ucap mereka dengan penuh kelembutan. Sambutan hangat pun mengalir dari para hadirin, "Wa’alaikumussalam warahmatullah."
Ketua Bidang Kemakmuran dan Kegiatan Ibadah H. Yuslin Siregar dan H Indra Utama secara langsung memperlakukan kedua Qari dan Dai ini sebagai tamu kehormatan, dijamu dengan penuh penghormatan dan kasih sayang. Bahkan, menu berbuka puasa yang disajikan pun disiapkan secara khusus.
Tak sekadar hidangan biasa, BKM sengaja menghadirkan cita rasa Timur Tengah yang autentik. Nasi briyani nan harum, kari kambing dengan rempah pilihan, serta roti cane yang lembut menjadi sajian utama. Begitu mencicipinya, Syekh Adel Mahmoud Muhamed Ali tersenyum lebar.
"Rasanya seperti di Mesir," ujarnya, penuh apresiasi.
Syekh Emad Abdelnaby Mahmoud Abdelnaby pun mengangguk setuju, merasakan kehangatan bukan hanya dari makanan, tetapi juga dari persaudaraan yang terjalin erat di antara mereka dan masyarakat Medan.
Usai berbuka dan menunaikan Salat Maghrib, keduanya meluangkan waktu untuk bersilaturahmi dengan pengurus masjid dan jamaah. Tidak hanya sekadar bertukar cerita, mereka juga mendalami peran masjid sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial di tengah masyarakat.
Tausiyah yang Menginspirasi: Hikmah dari Perang Badar
Malam itu, setelah Salat Isya berjamaah dan sebelum Tarawih dimulai, Syekh Adel Mahmoud Muhamed Ali menyampaikan tausiyah penuh hikmah. Ia mengangkat tema strategisnya Perang Badar dalam membentuk budaya Islam di seluruh dunia hingga saat ini.
"Perang Badar adalah bukti nyata bahwa kemenangan tidak selalu berpihak pada yang kuat secara fisik, tetapi kepada mereka yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang teguh," ujarnya dengan suara yang penuh wibawa.
Ia menjelaskan bagaimana peristiwa bersejarah pada 17 Ramadan tahun 2 Hijriah itu selalu diperingati di Mesir, sebagai momentum kemenangan kebenaran atas kebatilan.
Dalam ceramahnya, ia menggarisbawahi beberapa hikmah utama yang dapat diambil umat Islam dari kemenangan Perang Badar antara lain Keteguhan Iman dan Ketakwaan
Tausiyah yang disampaikan dengan nada penuh kelembutan, tetapi menggetarkan hati, membuat para jamaah yang hadir larut dalam perenungan. Keduanya kemudian bergantian menjadi Imam Salat Taraweh.
Suasana Ramadan yang Penuh Berkah
Malam itu, Masjid Agung tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga wadah silaturahmi yang menghangatkan hati. Para jamaah pulang dengan perasaan tenang dan jiwa yang tercerahkan.
Ramadan selalu membawa berkah, tetapi pertemuan dengan para ulama dari Mesir ini membuatnya terasa lebih istimewa. Kehadiran Syekh Adel Mahmoud Muhamed Ali dan Syekh Emad Abdelnaby Mahmoud Abdelnaby bukan hanya menyemarakkan suasana berbuka puasa, tetapi juga menyegarkan kembali spirit perjuangan umat Islam dalam menjalani kehidupan dengan iman, kesabaran, dan persatuan.
Malam itu, di bawah cahaya rembulan Ramadan, semangat Perang Badar kembali hidup di hati setiap jamaah Masjid Agung.(MN.01)***
Baca Juga :
Polda Sumut Sebar Hoaks Soal Penangkapan Rahmadi di Tanjungbalai