oleh

Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan Bintang Bayu Penguatan Peran Stakeholder

-Daerah-2,133 views

SERGAI.Mitanews.co.id | Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai melalui Dinas Kesehatan menggelar acara pelaksanaan Rembuk Stunting tahun 2022, ditingkat Kecamatan tahun 2022 (Aksi 3), di Aula Kantor Bintang Bayu Kabupaten Sergai Provinsi Sumut, Selasa (26/07/2022).

Rembuk Stunting ini bertujuan penguatan peran kecamatan dan desa dalam Konvergensi Penurunan Stunting Terintegrasi yang dihadiri dr Romadame Uli Pasaribu Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Serdang Bedagai (Sergai),Magdalena H,SKM,Camat Bintang Bayu, Fitrianti,M.Si,
Kapospol Aiptu Harto Pardede,Serma MZ Lubis mewakili Danramil - 17,Ketua TP PKK Kecamatan Lili Azuarni,drg Erlita Sari Ketua Mutu Puskesmas Bintang Bayu,petugas Puskesmas, Bidan Desa,para Kepala Desa dan undangan lainnya.

Camat Fitrianti,M.Si dalam kesempatan tersebut menyampaikan angka stunting di Kecamatan Bintang Bayu mencapai 150 orang atau 14,33 persen dari angka stunting Kabupaten Serdang Bedagai.Dari 19 desa,Gudang Garam menjadi desa yang tertinggi angka stunting disusul Pergajahan Kahan,Huta Durian dan Damak Tolong Buho.Bahkan camat menyampaikan bahwa masih ada desa yakni Sarang Giting Kahan yang belum memiliki data stunting untuk tinggi badan.

Masalah stunting ini sangat berkaitan nanti dengan masa depan anak-anak kita yang membutuhkan perhatian serius kita baik Kepala Desa dan masyarakat itu sendiri.

"Heran saja,di zaman now,zaman milenium masih ada kita dapatkan anak yang kurang gizi,kita pelit untuk keperluan gizi anak sementara kita mau keluar uang hanya untuk kredit motor dan lain sebagainya", ujar Fitrianti.

Dirinya berharap,dengan Rembuk Stunting ini kita diminta untuk paham apa dan bagaimana itu stunting dan kita berikan edukasi terkait stunting itu kepada masyarakat.

"Melalui Rembuk Stunting tahun 2022 ini kita berharap untuk 2023 angka stunting menurun dan bisa tuntas ditahun berikutnya",harap camat.

Kabid Kesehatan Masyarakat dr Roma Dame Uli Pasaribu menjelaskan, Stunting adalah gangguan pertumbuhan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tingginya berada dibawah standart yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang kesehatan.

Disebutkan, Rembuk Stunting ini bertujuan memberikan pemahaman tentang pentingnya konvergensi penanganan stunting secara terintegrasi dimasing- masing desa dalam membangun komitmen stakeholder dalam kegiatan penurunan stunting secara terintegrasi.

” Rembuk Stunting merupakan persiapan percepatan penurunan stunting ditingkat kecamatan untuk melakukan identifikasi permasalahan stunting diwilayah masing – masing, dan diharapkan kordinasi dengan stakholder terkait meningkatkan pertisipasi masyarakat dalam percepatan penurunan stunting dimaksud ” terang Romadame.

Sementara itu Vittoria Simorangkir, MPH,yang bertindak sebagai narasumber memaparkan terkait apa dan bagaimana itu stunting dan cara penanggulangannya.

Dirinya memaparkan,bahwa persoalan stunting diawali dari sejak anak dalam kandungan ibu.Disini perlu diperhatikan asupan gizi bagi ibu hami agar nantinya air susu ibu juga berkualitas.Bahkan persoalan Posyandu juga menjadi sorotan berharap seluruh kader-kader mencatatkan tentang progres berat badan si anak.(mn.44).

Baca Juga : PUKIS: Pembangunan Bandara Bali Utara Harus Dikaji dengan Matang

News Feed