oleh

Sekdaprov Sumut Pidato Perdana: Keunggulan Saya 10 Poin, Pak Pohan 11 Poin

-Daerah-94 views

Sekdaprov Sumut Pidato Perdana: Keunggulan Saya 10 Poin, Pak Pohan 11 Poin

Oleh Zulfikar Tanjung

Mitanews.co.id ||
Pidato perdana Ir. Togap Simangunsong sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara menyimpan pesan mendalam yang melampaui sekadar seremoni apel pagi, Senin 14 Juli 2025.

Dalam suasana transisi pemerintahan, Togap tidak tampil dengan narasi superioritas, tetapi justru membuka ruang kebersamaan melalui ajakan bersinergi, bahkan menempatkan dirinya tidak dikesankan lebih hebat dari yang lain.

“Saya misalnya memiliki keunggulan 10 poin, sementara Pak Pohan punya 11 poin. Kalau dijumlah secara matematika menjadi 21. Tetapi kalau bersinergi, nilainya tidak terhingga,” ucapnya memberi ilustrasi dengan gaya bertutur yang tenang, namun penuh makna.

Pernyataan ini patut dicatat sebagai gambaran gaya kepemimpinan baru yang menekankan kolaborasi dan kesinambungan.

Alih-alih memulai langkah dengan membandingkan capaian atau membangun jarak dengan pendahulu, Togap, meski dalam uraian perumpamaan, justru menunjukkan sikap respek dan penghargaan terhadap jejak yang telah ditorehkan oleh Effendy Pohan, Pj Sekda sebelumnya.

Sikap ini mencerminkan karakter kepemimpinan yang rendah hati sekaligus strategis. Ia menyadari bahwa birokrasi tidak bekerja dalam ruang hampa, dan keberhasilan tidak bisa dicapai sendiri.

Perumpamaan bahwa pendahulunya memiliki “11 poin”, lebih tinggi dari yang diumpamakannya terhadap dirinya, bukan hanya simbol penghormatan personal, melainkan juga sinyal kuat bahwa kesinambungan pemerintahan adalah bagian dari kekuatan utama menuju kemajuan.

Togap pun menegaskan bahwa dalam konteks birokrasi, sinergi berarti menanggalkan ego sektoral dan bekerja berdasarkan kapasitas serta kewenangan masing-masing. “Tentu kita saling mensupport sesuai peran dan wewenang jabatan kita. Kalau disinergikan, hasilnya menjadi satu kekuatan luar biasa bagi kemajuan Sumatera Utara,” ujarnya.

Semangat bersinergi ini diutarakan dalam kerangka mendukung visi dan misi Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution dan Wakil Gubernur H. Surya, yakni “Kolaborasi Sumut Berkah Menuju Sumatera Utara Unggul, Maju, dan Berkelanjutan.”

Dalam konteks itu, Togap tampaknya tidak hanya menyampaikan pidato administratif, tetapi juga membangun fondasi moral bagi gaya kerja kolektif di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

Ia tidak membawa semangat "mulai dari nol", tetapi menunjukkan sikap membangun dari yang sudah ada. Ini penting untuk menjaga stabilitas internal birokrasi dan mendorong kesinambungan program pemerintahan.

Selain itu, sikapnya dalam mengumpamakan nama dan keunggulan Effendy Pohan secara terbuka memperlihatkan kepribadian yang terbuka terhadap kolaborasi dan tidak defensif terhadap masa lalu. Gaya ini sangat diperlukan dalam pemerintahan modern yang menuntut koordinasi lintas unit, integrasi data, hingga keselarasan antara pusat dan daerah.

Akhirnya, pesan Togap Simangunsong bukan semata tentang angka, tetapi filosofi kerja. Jika 10 dan 11 disinergikan, bukan sekadar menjadi 21. Tetapi menjadi kekuatan tak terhingga—sepanjang didasari semangat saling percaya, menghargai, dan membangun bersama. Inilah wajah baru birokrasi yang ingin ditampilkan Togap sejak hari pertamanya. (Penulis bersertifikat wartawan utama Dewan Pers)***

Baca Juga :
Kapolres Sergai Pimpin Apel Gelar Pasukan Ops Patuh Toba 2025

News Feed