Silaturahim Ba’da Isya: Cara BKM Masjid Agung Medan Menjaga Fungsi Keumatan dan Kemasjidan
MEDAN.Mitanews.co.id ||
Di balik kemegahan Masjid Agung Medan yang berdiri anggun di Jalan Pangeran Diponegoro, ada tradisi sederhana namun sarat makna yang terus hidup: silaturahim hangat ba’da salat Isya.
Tanpa protokoler dan tanpa panggung resmi, para pengurus Badan Kenaziran Masjid (BKM) Masjid Agung Medan berkumpul bersama jamaah. Mereka bersahaja—kadang di teras, kadang di tangga menuju gedung parkir—untuk berbincang ringan, berdiskusi serius, dan saling mengingatkan tentang pentingnya memakmurkan masjid.
Senin malam, 28 April 2025, menjadi salah satu malam di mana suasana itu tergambar nyata. Sekretaris Badan Kenaziran yang juga Ketua Bidang Kemakmuran dan Kegiatan Ibadah, H. Yuslin Siregar, tampak hadir dan bercengkerama bersama fungsionaris lain seperti H. Indra Utama, H. Sabar Syamsurya Sitepu, Zulrizal Yusuf, dan Handoyo.
Hadir pula jamaah setia seperti Wakil Kepala Oditurat Militer Tinggi I Medan, Kolonel Kum Agus Suprapto, S.H., M.Si., M.H., serta Bambang, yang ikut larut dalam suasana penuh keakraban.
Meski bukan pertemuan formal, suasana itu memberi ruang luas bagi tumbuhnya ide-ide kemasjidan. Saran dan masukan dari jamaah diterima langsung oleh para pengurus.
“Di sini kami saling mengingatkan, berdiskusi, dan yang paling penting, menjaga ruh pelayanan masjid agar tetap hidup. Masjid ini milik umat, dan kami ingin memastikan kenyamanan dan kebermanfaatannya terus terjaga,” ujar H. Yuslin Siregar.
Masjid Agung Medan bukan sekadar bangunan ikonik. Ia adalah simbol kebanggaan masyarakat Sumatera Utara. Maka menjadi penting bahwa masjid ini tidak kehilangan fungsinya sebagai pusat ibadah, dakwah, pembinaan umat, dan perekat sosial.
Kegiatan silaturahim ba’da Isya ini menjadi salah satu bukti bahwa memakmurkan masjid tidak selalu harus dengan agenda besar. Justru dari obrolan sederhana yang jujur dan hangat inilah, pelayanan umat bisa terus ditingkatkan.
Kadang mereka berdiskusi sambil duduk di tangga masjid, kadang di areal perparkiran, yang penting silaturahim itu tetap hidup. Itulah wajah masjid yang sesungguhnya: terbuka, ramah, dan penuh kasih.
Tradisi ini menjadi cermin bahwa ruh keumatan tidak dibangun dari mimbar semata, tetapi juga dari kebersamaan, dari sapaan yang tulus, dan dari niat menjaga amanah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk memakmurkan rumah Allah SWT.(MN.01)***
Baca Juga :
Diduga Akibat Keracunan Makanan, Puluhan Siswa-Siswi SMAN 1 Matauli Pandan Terpaksa Dilarikan ke Rumah Sakit