oleh

Toba Caldera Kembali Raih Green Card UNESCO, Dr RE Nainggolan Apresiasi Gubsu Bobby Nasution

-Daerah-88 views

Toba Caldera Kembali Raih Green Card UNESCO, Dr RE Nainggolan Apresiasi Gubsu Bobby Nasution

MEDAN.Mitanews.co.id ||


Perjuangan panjang Sumatera Utara menjaga status Geopark Kaldera Toba akhirnya berbuah manis. Dalam sidang Council Global Geopark Network (GGN) UNESCO di Chile, Sabtu (6/9/2025), Toba Caldera kembali meraih Green Card—sebuah pengakuan bergengsi dunia atas pengelolaan geopark berkelanjutan.

Tokoh masyarakat Sumatera Utara, Dr RE Nainggolan, MM menjawab wartawan Minggu (7/9) memberi apresiasi kepada Gubernur Sumut Bobby Nasution yang sejak dilantik, terutama 4 bulan terakhir, sangat intensif mendorong pengakuan internasional ini.

RE Nainggolan yang juga Dewan Pakar BP GKT memberi apresiasi kepada Kepala Bappelitbang Sumut Dr Dikky Anugerah Panjaitan yang saat itu Plt Kadis Budparekraf Sumut, selaku motor penggerak di lapangan, yang dinilainya mampu mengimplementasi komitmen gubernur.

"Pj Sekdaprovsu saat itu Effendi Pohan juga bergerak cepat menghimpun OPD terkait sesuai dgn perintah gubernur itu sehingga berjalan efektif,' ujar RE Nainggolan yang pernah Sekda Provinsi Sumatera Utara itu.

Capaian ini kata Ketua Pusat Studi Ekonomi Rakyat (Puséra) ini yang juga mendorong terus GKT diterima menjadi anggota UNESCO awal digelorakan upaya ini melakukan berbagai diskusi dan seminar bersama Dr Hinca Pandjaitan ,menjadi bukti bahwa semangat Kolaborasi Sumut Berkah yang digelorakan Gubernur Sumut Bobby Nasution sejak awal kepemimpinannya mampu menjelma menjadi kekuatan nyata.

“Titik fundamental dari perjuangan green card ini adalah semangat kebersamaan yang ditularkan Pak Gubernur melalui kolaborasi kepada semua pihak,” ujarnya.

Dia optimis ke depan dengan pengelolaan semakin baik maka kesejahteraan masyarakat di kawasan Toba akan meningkat pesat, demikian pula pendapatan asli daerah (PAD).

"Jika dibandingkan dengan Geopark Langkawi di Malaysia, Geopark Kaldera Toba (GKT) tidak kalah dahsyat. Dari sisi keragaman hayati, geologi, hingga biologi, Toba bahkan menyimpan bebatuan berusia jutaan tahun. Langkawi mampu menarik lebih dari 3,5 juta wisatawan setiap tahun, yang berdampak besar pada kesejahteraan masyarakatnya. Bayangkan jika GKT mampu mendatangkan satu juta wisatawan saja," katanya.

Kini tantangan terbesar adalah bagaimana pemerintah kabupaten di kawasan GKT benar-benar mencurahkan perhatian untuk memelihara dan melestarikannya. Kelompok seni dan budaya di berbagai daerah perlu digerakkan, sehingga wisatawan tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga pesona budaya layaknya Bali.

"Kolaborasi dari pemerintah pusat hingga desa, bersama masyarakat, pelaku usaha wisata, dan seluruh pihak terkait, harus terjalin erat demi mewujudkan GKT sebagai destinasi berkelas dunia," ujarnya seraya menyatakan
Paket wisata Danau Toba dan Barus harus satu paket yang tidak bisa dipisahkan

Nainggolan mengakui menyatukan potensi pusat, provinsi, dan daerah bukanlah mudah. Namun berkat kerja keras bersama hak itu dapat terwujud.

Ia menambahkan, Gerakan Hijaukan Toba yang digagas Gubernur juga terbukti memberi kontribusi besar dalam setiap tahapan proses pengakuan UNESCO.

Dia mengakui tahapan revalidasi dipenuhi tantangan: mulai dari penataan kelembagaan, penguatan masyarakat, hingga penataan geosite sesuai standar internasional. Tekanan besar juga diketahuinya datang dari tuntutan UNESCO agar pengelolaan mampu menjaga warisan geologi, ekologi, dan budaya yang terkandung di kawasan Danau Toba.

Namun, semangat tidak pernah padam. Alih-alih menyerah, setiap kesulitan dijadikan energi untuk mencari solusi. “Kita melihat dengan belajar bahwa tantangan hanya bisa dijawab dengan kerja nyata dan kolaborasi,” katanya.

RE Nainggolan juga apresiasi Badan Pengelola GKT terdiri dari Dr Azizul Kholis, Debbie Riauni Panjaitan, Tikwan Raya Siregar, Ovi Vensus Hamubaon Samosir dan Petrus Parlindungan Purba yg pada awalnya menemui banyak hambatan dan tantangan, namun terus berjuang dan bekerja keras sesuai dgn harapan Gubernur dan Masy Sumatera Utara.

*Kepemimpinan yang Menyatukan*

Sejak dilantik pada Februari 2025, Bobby Nasution langsung menetapkan target: Toba harus kembali meraih green card. Ia memimpin langsung persiapan revalidasi UNESCO yang berlangsung pada Juli 2025. Berbagai langkah strategis ditempuh: memperkuat koordinasi tujuh kabupaten di kawasan Danau Toba, membenahi geosite, memperbaiki sarana informasi, hingga menggiatkan riset geologi.

"Ke depan perlu juga kita libatkan Kabupaten Tapteng yang memiliki wilayah Barus dan Pakpak Bharat sehingga 9 kabupaten," saran Nainggolan.

Dia.mengakui kesungguhan Gubsu Bobby juga menggerakkan masyarakat melalui edukasi dan sosialisasi, bahkan melibatkan kepolisian untuk mengantisipasi praktik pembakaran di sekitar kawasan geosite. Badan Pengelola Geopark dipacu lebih aktif, termasuk lewat penyelenggaraan berbagai kegiatan nasional dan internasional.

*Bukti Nyata di Mata Dunia*

Hasilnya, status yang sempat “kartu kuning” kini kembali hijau. Toba Caldera tidak hanya layak dikenal dunia, tetapi juga menjadi contoh pengelolaan geopark berkelanjutan. Penghargaan ini bukan semata prestasi administratif, melainkan bukti bahwa Sumatera Utara mampu berdiri sejajar dengan kawasan geopark internasional.

“Ini adalah kemenangan kolektif. Terima kasih kepada Pak Gubernur dan semua pihak yang tidak kenal lelah berjuang. Keberhasilan ini milik kita semua,” kata RE Nainggolan .

Prestasi tersebut juga menjadi penegasan bahwa nama Sumatera Utara kini harum kembali di mata internasional. Green card UNESCO adalah simbol bahwa semangat kolaborasi, bila dijaga konsisten, mampu melahirkan kejayaan baru.(MN.01)***

Baca Juga :
Pemkab Asahan Berduka atas Tragedi Longsor Tambang Ilegal di Marjanji Aceh