oleh

Tor-Tor Persaudaraan di Tanah Melayu: Bupati Batubara dan Wali Nanggroe Aceh Kompak Menari, Serukan Semangat Persatuan

-Daerah-217 views

Tor-Tor Persaudaraan di Tanah Melayu: Bupati Batubara dan Wali Nanggroe Aceh Kompak Menari, Serukan Semangat Persatuan

BATUBARA.Mitanews.co.id ||


Sebuah momentum langka dan mengesankan terjadi di mana dalam suasana sakral adat Tapanuli Selatan pada pesta pernikahan putri kedua Bupati Batu Bara H. Baharuddin Siagian, sang bupati dan Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Malik Mahmud Al Haythar, menari bersama dalam irama tor-tor—tarian tradisional penuh makna spiritual dan sosial.

Kebersamaan dua tokoh ini di panggung budaya tak hanya menggambarkan keharmonisan dua sahabat, tetapi juga menjadi simbol kuat persaudaraan Sumatera Utara dan Aceh yang telah terjalin sejak berabad lalu. Sejumlah tokoh dan pemuka masyarakat Batu Bara menyatakan kebanggaan dan kekaguman atas kehangatan yang tercermin dari gerakan tor-tor kedua pemimpin tersebut.

“Ini bukan sekadar tarian. Ini cermin persaudaraan kita. Dari Aceh sampai Tapanuli, kita satu jiwa, satu napas,” ujar seorang tokoh adat di Batu Bara, Rabu (25/6/2025), menanggapi viralnya video manortor tersebut di kalangan masyarakat.

Kehadiran Wali Nanggroe Aceh di acara tersebut merupakan bentuk penghormatan sebagai besan dari keluarga mempelai laki-laki, H. Hilman Lubis, SH, MH—ayahanda dari Adi yang mempersunting Luthfa, putri Bupati Baharuddin Siagian. Dalam suasana haru dan gembira, kedua tokoh itu bergerak padu mengikuti irama gondang dalam semangat budaya yang penuh kekeluargaan.

Kepada wartawan, Wali Nanggroe mengaku ini adalah kali pertama ia manortor. “Saya bahagia bisa ikut dalam tor-tor ini. Banyak yang bilang saya tampak mahir, mungkin karena jiwanya memang sama. Gerak dan irama itu cerminan jiwa kita. Artinya, ada kesamaan ruh budaya yang hidup di antara kita,” ujarnya tersenyum.

Ia mengingatkan bahwa sejak ratusan tahun lalu, masyarakat Sumatera telah bersatu dalam semangat kebangsaan, bahkan sebelum kedatangan kolonial. “Aceh dan Sumatera Utara adalah saudara tua. Kerajaan-kerajaan kita pernah bersatu menghadapi Portugis. Budaya kita pun berakar dari sumber nilai yang sama. Mari kita jaga persaudaraan ini, jangan mau dipecah-belah,” pesannya tegas.

Bupati Baharuddin Siagian pun menegaskan pentingnya momen tersebut sebagai pengingat bahwa adat dan budaya adalah perekat bangsa. “Kalau pemimpinnya kompak, rakyat pasti damai. Mari kita bangun Sumatera ini dengan semangat kebersamaan,” ujarnya.

Kekompakan dua tokoh ini dalam tarian adat kini telah menjadi bahan pembicaraan hangat, dari warung kopi hingga media sosial. Namun lebih dari itu, peristiwa ini telah menorehkan catatan manis tentang hijrah kekerabatan lintas provinsi—antara Sumut dan Aceh—yang dipersatukan oleh akar sejarah dan semangat budaya.(MN.01)***

Baca Juga :
AMBAL TURKI SENILAI Rp 3,2 MILIAR UNTUK MASJID AGUNG MEDAN: BKM BERSYUKUR ATAS DUKUNGAN MASYARAKAT

News Feed