oleh

Transparansi Seleksi: Pengakuan Kadis Kominfo Erwin Jadi Bukti Bobby Nasution Konsisten Tak Campuri Lelang Jabatan

-Daerah-68 views

Transparansi Seleksi: Pengakuan Kadis Kominfo Erwin Jadi Bukti Bobby Nasution Konsisten Tak Campuri Lelang Jabatan

Oleh Ir Zulfikar Tanjung

Mitanews.co.id ||
“Terus terang, semula saya agak kecut ketika tiba-tiba ditanya hal yang sifatnya pribadi oleh Gubernur. Saya hanya bisa menjawab nama Gubernur dan Ibu, selebihnya data pribadi beliau memang belum saya ketahui. Baru kali ini pula saya bertatap muka langsung dengan Pak Bobby Nasution dan Ibu Kahiyang Ayu,” ungkap Erwin, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Sumatera Utara yang baru dilantik.*

Pengakuan sederhana ini justru memberi makna besar: membenarkan langsung pernyataan Gubernur Sumut Bobby Nasution bahwa dalam proses seleksi pejabat tinggi pratama, ia sama sekali tidak pernah melakukan intervensi ataupun menjalin kedekatan personal dengan kandidat.

Erwin menambahkan, sepanjang kariernya dari lurah, inspektur kabupaten, hingga sekda, ia terbiasa mengandalkan objektivitas kinerja, bukan faktor kedekatan pribadi.

Karena itu, ia merasa bangga sekaligus memberi apresiasi bahwa seleksi jabatan Kadis Kominfo kali ini berlangsung dengan standar profesional.

“Bagi saya, apa yang dilakukan panitia seleksi benar-benar objektif. Gubernur tidak menggunakan hal-hal subjektif, melainkan menyerahkan sepenuhnya kepada mekanisme yang ada,” katanya usai dilantik, Jumat (15/8/25).

Di sinilah letak pentingnya pengakuan Erwin. Di tengah persepsi publik yang sering kali skeptis terhadap proses mutasi atau promosi jabatan di birokrasi, pengakuan langsung dari pejabat yang merasakan mekanisme ini memberi bobot tersendiri.

Ia menjadi bukti konkret bahwa pola kepemimpinan Bobby Nasution sebagai Gubernur Sumut mendorong merit system berjalan lebih nyata.

Analisisnya jelas: ketika seorang pejabat mengakui tak punya hubungan pribadi dengan Gubernur, bahkan baru pertama sekali bertatap muka langsung setelah menjabat, hal itu memperlihatkan dua hal penting.

Pertama, independensi proses seleksi yang benar-benar berbasis kompetensi. Kedua, komitmen Gubernur untuk membangun pemerintahan yang bersih, profesional, serta bebas dari tuduhan nepotisme.

*Kepercayaan Publik*

Bagi publik, transparansi semacam ini bukan hanya soal prosedur, tetapi juga soal kepercayaan. Dengan bukti nyata seperti kasus Erwin, kepercayaan publik terhadap pemerintah provinsi dapat meningkat.

Dan bagi para pejabat lain, ini sekaligus memberi sinyal tegas bahwa jalan menuju jabatan strategis hanya bisa ditempuh lewat prestasi dan integritas, bukan kedekatan atau permainan politik.

Opini publik jelas akan menilai positif. Sebab, pengakuan langsung seorang Kadis Kominfo bukan hanya menegaskan kredibilitas panitia seleksi, tetapi juga memperkuat citra Gubernur Bobby Nasution sebagai pemimpin muda yang konsisten dengan prinsip-prinsip pemerintahan modern: objektif, transparan, dan bebas intervensi.

Jadi jelas pelantikan Dr. Erwin Hotmansah Harahap sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Sumatera Utara dan 4 lainnya ini menyisakan catatan penting dalam dinamika birokrasi daerah. Bukan sekadar rotasi jabatan, momentum ini seakan mengukuhkan arah baru tata kelola pemerintahan di era Gubernur Bobby Nasution: profesional, transparan, dan bebas dari aroma nepotisme.

*Marwah Kominfo*

Langkah ini memberi pesan yang lebih luas. Di tengah publik yang kerap skeptis terhadap praktik penunjukan pejabat, kehadiran Erwin di kursi Kadis Kominfo Sumut menjadi bukti nyata bahwa jalur meritokrasi mulai ditegakkan.

Ia bukan figur yang kerap tampil di lingkaran politik sang gubernur, bukan pula bagian dari jejaring personal keluarga. Sebaliknya, karier panjangnya sebagai birokrat, mulai dari Inspektur Kabupaten Padang Lawas Utara hingga terakhir Sekretaris Daerah Tapanuli Tengah, menunjukkan kapasitas dan kredibilitas yang tak diragukan lagi.

Dalam konteks yang lebih strategis, Kominfo adalah garda depan citra pemerintahan. Di era digital, komunikasi publik bukan sekadar penyebaran informasi, melainkan instrumen membangun kepercayaan. Tantangan semakin berat: hoaks, disinformasi, hingga polarisasi sosial yang mudah terpicu di ruang maya.

Di tangan Erwin, publik menaruh harapan bahwa wajah Kominfo Sumut akan tampil lebih segar, modern, dan terbuka, sejalan dengan visi Gubernur Bobby Nasution menjadikan Sumut sebagai provinsi yang adaptif terhadap arus perubahan zaman.

Namun, yang paling patut digarisbawahi adalah pesan moral dari proses pelantikan ini. Bobby seakan hendak menegaskan bahwa loyalitas seorang pejabat bukanlah hasil dari kedekatan personal, melainkan dari dedikasi, integritas, dan kinerja nyata. Erwin adalah representasi pejabat karier yang menembus batas persepsi lama: bahwa jabatan tinggi selalu ditentukan oleh siapa yang dekat dengan penguasa.(Penulis Pemegang Sertifikat Wartawan Utama Dewan Pers)***

Baca Juga :
Fraksi Gerindra DPRD Tapteng Sesalkan Ketidakhadiran Bupati Mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden