MEDAN.Mitanews.co.id ||
Masyarakat pada umumnya belum memahami istilah stunting. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak seperti tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar anak seusianya.
Kondisi tubuh anak yang tumbuh tidak normal seringkali dikatakan sebagai faktor genetik atau keturunan dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat hanya pasrah menerima kondisi yang terjadi tanpa ada upaya untuk mencegahnya. Seperti yang diketahui, genetika merupakan salah satu faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Artinya stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah dan diatasi.
Fokus pemerintah salah satunya saat ini adalah pencegahan stunting. Ini bertujuan agar anak-anak Indonesia bisa tumbuh dan berkembang secara wajar, optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi secara luas.
Universitas Dharmawangsa ikut membantu pemerintah dalam upaya pencegahan stanting melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini dilaksanakan di Kelurahan Belawan Bahagia, Kecamatan Medan Belawan dengan melibatkan dosen antara lain Dr. Ngatno Sahputra, MA sebagai Ketua Tim serta anggota Dr. Lukman Hakim Siregar, M.Si dan Tommy Jaffisa, S.Sos, M.AP dan beberapa mahasiswa/i Universitas Dharmawangsa.
Bertempat di Kantor Lurah Belawan Bahagia, beberapa waktu yang lalu (selasa, 27/06/2023), Universitas Dharmawangsa melalui team PKM memberikan edukasi tentang stanting kepada masyarakat Kecamatan Medan Belawan khususnya Kelurahan Belawan Bahagia. PKM ini mengambil tema : “Edukasi Pencegahan Stunting pada balita melalui Pemberdayaan Keluarga di Kelurahan Belawan Bahagia”.
Lurah Belawan Bahagia, Faihsyal Amil, S.Sos dalam sambutannya mengatakan Kecamatan Belawan menjadi penyumbang terbanyak kasus stanting dengan jumlah 142 anak. Untuk Kelurahan Belawan Bahagia sendiri, sejak Februari 2022 kasus stunting sebanyak 5 kasus dan meningkat sampai 15 kasus pada Agustus 2022. Melalui kegiatan ini Faihsyal berharap masyarakat ter edukasi untuk berperilaku hidup sehat dan meningkatkan pengetahuan dalam upaya pencegahan stunting.
Ketua team PKM menuturkan bahwa tujuan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini untuk mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat terkait dengan keluarga yang memiliki anak penderita stunting, dengan menghadirkan narasumber Ria Elsa Andriani, A.Md. Keb. Beberapa solusi yang disampaikan kepada masyarakat adalah dengan mengedukasi masyarakat tentang pola makan, pola asuh anak serta sanitasi dan air bersih. Stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam. Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih banyak daripada karbohidrat. Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan Balita. Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah berikanlah hak anak mendapatkan kekebalan dari penyakit berbahaya melalui imunisasi yang telah dijamin ketersediaan dan keamanannya oleh pemerintah. Masyarakat bisa memanfaatkannya dengan tanpa biaya di Posyandu atau Puskesmas. Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya adalah akses sanitasi dan air bersih, mendekatkan anak pada risiko ancaman penyakit infeksi. Untuk itu, perlu membiasakan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan. Pola asuh dan status gizi sangat dipengaruhi oleh pemahaman orang tua (seorang ibu) maka, dalam mengatur kesehatan dan gizi di keluarganya. Karena itu, edukasi diperlukan agar dapat mengubah perilaku yang bisa mengarahkan pada peningkatan kesehatan gizi atau ibu dan anaknya.(SP)
Baca Juga :
Herman Suwito: Pemkab Terus Berupaya Mengejar Penurunan Angka Stunting di Tapteng