oleh

Demi Nama Bobby Nasution, Mahfullah Daulay Pasang Badan Jaga Marwah Sumut untuk Persiapan PON 2028

-Daerah-390 views

Demi Nama Bobby Nasution, Mahfullah Daulay Pasang Badan Jaga Marwah Sumut untuk Persiapan PON 2028

Mitanews.co.id ||


Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumut, M. Mahfullah Pratama Daulay, S.Stp., M.Ap, atau Ipunk, pekan lalu tampil prima di hadapan puluhan wartawan di Kantor Gubernur Sumut.

Dari paparannya, tersimpul gambaran jelas: ia siap pasang badan, mempertaruhkan tenaga dan pikiran, demi menjaga marwah olahraga Sumut sekaligus nama besar Gubernur Bobby Nasution pada PON XXII/2028.

Bagi Ipunk, perhelatan PON bukan sekadar kompetisi memperebutkan medali. Lebih dari itu, ini adalah pertaruhan harga diri Sumatera Utara di panggung nasional dan ujian kepemimpinan Bobby Nasution sebagai gubernur muda yang visioner.

Ia sadar, keberhasilan Sumut pada PON XXI Aceh–Sumut 2024 yang menempati peringkat 4 besar nasional dengan 79 emas, 59 perak, dan 116 perunggu adalah catatan gemilang yang membanggakan.

Prestasi itu kini menjadi beban sejarah sekaligus taruhan besar: Sumut tidak boleh terjun bebas di PON 2028, minimal harus tetap bertahan di papan atas 10 besar agar nama baik Bobby Nasution tidak ternoda.

Kesungguhan itu tercermin dari strategi yang disiapkan. Ipunk memilih fokus pada cabang olahraga Olimpiade dan cabang potensial penyumbang medali. Atletik, olahraga tarung, serta cabang unggulan seperti panjat tebing disiapkan lebih intensif. Menurutnya, Sumut tidak boleh terjebak pada cabang-cabang yang kerap sulit bersaing seperti tim sepak bola. Justru keunggulan harus diraih pada nomor-nomor individu yang bisa memberi peluang emas besar.

“Kalau cabang itu tidak banyak digarap daerah lain, maka kita maksimalkan untuk Sumut. Panjat tebing misalnya, bisa 10 medali emas dari sana,” begitu garis strategi yang dipaparkannya.

Langkah berikutnya adalah pendataan atlet unggulan yang benar-benar berpotensi mendulang medali. Ipunk tidak mau menyebut semua cabang secara terbuka, dengan alasan strategi tidak boleh bocor ke provinsi lain.

Namun dari cara ia bicara, jelas sekali bahwa setiap detail tengah disiapkan, dari seleksi atlet, pemusatan latihan, hingga manajemen pertandingan. Semua itu dimaksudkan agar kontingen Sumut tampil penuh percaya diri, membawa pulang medali, dan tetap disegani.

Ipunk tampak memahami benar, bahwa kegagalan mempertahankan prestasi minimal 10 besar akan menimbulkan dampak citra. Tidak hanya bagi olahraga Sumut, tetapi juga bagi nama besar Gubernur Bobby Nasution Karena itu, setiap medali di PON 2028 bukan sekadar angka, melainkan simbol kesetiaan Ipunk untuk menjaga nama baik gubernurnya.

Dengan sikap heroik itu, Mahfullah Daulay menempatkan dirinya sebagai garda terdepan yang rela mempertaruhkan karier, bahkan nama pribadinya. Semua demi memastikan Sumut tetap diperhitungkan, dan Bobby Nasution dikenang sebagai pemimpin muda yang sukses mengangkat martabat olahraga di tanah air.

*Menjaga Venue Pertaruhan Citra*

Tak hanya memikirkan prestasi medali, Mahfullah juga menaruh perhatian serius pada keberlanjutan venue olahraga yang dibangun untuk PON. Baginya, menjaga fasilitas bukan semata urusan teknis, melainkan bagian dari mempertahankan citra Sumut sebagai tuan rumah yang bermartabat. Di sinilah ia menggagas penerapan sistem Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sebagai model pengelolaan baru yang membuat venue lebih produktif sekaligus mandiri dalam pembiayaan.

Strategi ini menjadi terobosan, sebab Sumut bakal menjadi pelopor di Indonesia dalam pemeliharaan venue pasca-PON. Dengan model BLUD, setiap sarana olahraga akan dikenakan retribusi yang hasilnya dipakai langsung untuk biaya perawatan. Langkah ini sejalan dengan revisi struktur organisasi kawasan olahraga dan usulan perluasan jenis retribusi dari delapan menjadi 29 jenis. Semua diarahkan agar pengelolaan venue tak lagi bergantung penuh pada APBD, melainkan lebih efektif, terukur, dan berdaya guna.

Melalui cara itu, Ipunk ingin memastikan bahwa warisan PON bukan hanya catatan medali, tetapi juga jejak keberlanjutan yang mengangkat marwah Sumut. Ia seolah berkata: jika prestasi adalah kebanggaan, maka venue yang terawat adalah simbol keseriusan. Keduanya adalah taruhan citra yang akan terus menjaga nama baik Gubernur Bobby Nasution, tidak hanya saat PON berlangsung, tetapi jauh setelah pesta olahraga itu usai. (Zulfikar Tanjung Bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers)***

Baca Juga :
MPC Reborn, Comeback Sang Ketum Hendra DS: Wartawan untuk Masyarakat