Dialog Ngopi Bareng, Asren Nasution : KITA BANGKIT UNTUK SIAPA ?
MEDAN.Mitanews.co.id ||
Momentum Hari Kebangkitan Nasional yang tingkat Sumut diperingati di Halaman Kantor Gubsu di Medan, Senin 20 Mei 24 strategis untuk mengevaluasi diri.
Bersama Dr H Asren Nasution MA, kini Kepala Dinas Sosial Sumut, beberapa wartawan berkesempatan berdialog sambil ngopi bareng.
Mantan Kadis Pendidikan Sumut yang pernah prajurit TNI berpangkat kolonel purnawirawan ini memulai diskusi, "Kita Bangkit untuk Siapa ?"
Pembina Yayasan Universitas Islam Sumatera Utara dan
Penasehat DHD 45 Sumut ini msngemukakan persoalan mendasar kita saat ini adalah SPIRIT KEBANGSAAN yang mulai mumudar.
Oleh sebab itu harus diantisipasi karena semangat persatuan kesatuan tidak boleh tersobek kerena kepentingan politik kelompok yang cenderung sesaat
Politik katanya adalah keniscayaan dan fitrah suci untuk membangun peradaban kemanusiaan dan kemakmuran keadilan.
"Fitrah suci itu jangan rusak dengan cara-cara yang tidak beradab. Adab adalah sesuatu yang sakral mulia terhormat melebihi ilmu," katanya.
Hari ini lanjutnya di saat anak bangsa menuju 100 tahun Indonesia Merdeka dinamika dan kemajuan teknologi informatika nyaris tidak terkendali.
"Maka KARAKTER KEBANGSAAN SATU NUSA, SATU BANGSA, SATU BAHASA, SATU TANAH AIR, SATU IDEOLOGI PANCASILA WAJIB JADI STANDART UKUR BAGI SIAPA SAJA," tegasnya.
(NASIONALISME)
Dikenukakannya salah satu KEUNGGULAN YANG DIMILIKI PARA PENDIRI BANGSA adalah karakter MERAH PUTIH, spirit NASIONALISME, SPIRIT KEBANGSAAN sebafai ROH dalam perjuangan.
ROH itu yang menjadi kekuatan di saat bangsa penjajah menilai kita lemah.rendah ROH KEMERDEKAAN itu yang membuat anak bangsa Indonesia berdiri kokoh dan BERTERIAK SEJAJAR dwngab BANGSA BANGSA LAIN DI DUNIA.
Peristiwa 1908, 1928, 1945 dan 1965 bukanlah sebatas rentetan sejarah tanpa makna. Hukum alam memberi isyarat bahwa sejarah akan dapat berulang dalam bentuk yang berbeda.
"Berbagai peristiwa yang menyakitkan pembunuhan karakter, penyiksaan fisik dan hilangnya jiwa jutaan anak bangsa untuk sebuah KEMERDEKAAN cukup sudah jadi pelajaran kita anak bangsa hari ini dan generasi esok.Ternyata untuk menjadi suatu bangsa merdeka perlu pengorbanan, bukan hanya jiwa raga tapi juga MENGORBANKAN NAFSU KEPENTINGAN KELOMPOK, NAFSU KEPENTINGAN KEDAERAHAN.
"Adalah suatu kecerdasan jika pengorbanan yang kita lakukan hanya untuk kepentingan kebangsaan, kepentingan nasional, kepentingan ratusan juta anak bangsa dari Sabang sampai Merauke," tuturnya.
Adalah menjadi keniscayaan generasi hari ini belajar belajar belajar perjalanan perjuangan bangsa (bukan belajar sejarah ansich).
"Saya mengulangi hendaklah kecerdasan generasi kita hari ini disempurnakan dengan BELAJAR BELAJAR BELAJAR dari sejarah perjalanan bangsa. Dengan demikian kita pasti BANGKIT pasti Bangkit pasti BANGKIT .. 100 tahun Indonesia sebagai TAHUN EMAS INDONESIAKU bukan hanya mimpi," ujarnya.
(KEBANGSAAN)
Asren Nasution menyatakab jutaan pejuang pahlawan bangsa terbujur di pusara taman makam pahlawan di seluruh penjuru negeri bukan sekedar simbol bangsa kita sebagai bangsa pejuang. TAMAN MAKAM PAHLAWAN sesungguhnya adalah pengawas tanpa suara , penilai tanpa goresan pena
ROH mereka sesungguhnya masih hidup dan mereka sepertinya berucap "KULIHAT IBU PERTIWI SEDANG BERSUSAH HATI. AIR MATANYA BERLINANG EMAS INTANNYA TERKENANG. HUTAN GUNUNG SAWAH LAUTAN SIMPANAN KEKAYAAN KINI IBU SEDANG LARA MERINTIH DAN BERDOA. KULIHAT IBU PERTIWI KAMI DATANG BERBAKTI. LIHATLAH PUTRA PUTRIMU MENGGEMBIRAKAN IBU. IBU KAMI TETAP CINTA, PUTRAMU yang SETIA. MENJAGA HARTA PUSAKA UNTUK NUSA DAN BANGSA.
ITULAH MAKNA HAKIKAT KENAPA KITA PERINGATI HARI KEBANGKITAN BANGSA.
Adalah suatu jekuatan baru jika semua komunitas kelompok dan ormas keagamaan, irganisasi lembaga sosial, organisasi kepemudaan, organisasi wanita, pelajar, mahasiswa, pengusaha bahkan ASN, TNI POLRI bersuara berjiwa sama untuk KEBANGKITAN NEGERI.(MN.01)***
Baca Juga :
Reskrim Polsek Medan Baru Amankan Curanmor di Belakang Carrefour