oleh

Divisi Humas Polri Presisi di Bawah Irjen Sandi Nugroho: Merawat Spirit Kebangsaan lewat Khataman Al-Qur’an

-Daerah-84 views

Divisi Humas Polri Presisi di Bawah Irjen Sandi Nugroho: Merawat Spirit Kebangsaan lewat Khataman Al-Qur’an

Mitanews.co.id ||


Divisi Humas Polri kembali menunjukkan wajah humanis kepolisian Indonesia. Pada Sabtu–Minggu, 16–17 Agustus 2020, di Yayasan Daarul Qur’an Tangerang, personel Divisi Humas Polri bersama 80 hafiz dan hafizah dari berbagai daerah menggelar khataman Al-Qur’an.

Acara ini bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan ekspresi syukur atas nikmat kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia serta doa bersama agar bangsa tetap aman, nyaman, dan kondusif.

Kegiatan ini semakin istimewa karena digagas di bawah kepemimpinan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dr. Sandi Nugroho, SIK, SH, MHum. Seorang perwira tinggi Polri yang tidak hanya memahami komunikasi strategis, tetapi juga menyadari pentingnya membangun spiritualitas kebangsaan di tengah masyarakat.

Humanisme dalam Polri Presisi

Polri di era modern dituntut bukan hanya menegakkan hukum, tetapi juga merawat kepercayaan publik. Di sinilah paradigma Polri Presisi—Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan—menjadi relevan. Presisi yang digagas Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menekankan pendekatan humanis, prediktif dalam mengantisipasi potensi konflik, serta responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Khataman Al-Qur’an yang dilaksanakan Humas Polri adalah implementasi nyata wajah humanis Polri. Dengan mengajak hafiz dan hafizah, Polri menunjukkan kepedulian spiritual, sekaligus mengedepankan doa dan nilai-nilai religius sebagai bagian dari menjaga keamanan dan ketertiban. Bukankah masyarakat yang tenteram hatinya akan lebih mudah mewujudkan stabilitas sosial?

Merawat Kepercayaan Publik

Dalam konteks komunikasi publik, kegiatan religius seperti khataman Al-Qur’an memiliki makna strategis. Ia memperlihatkan bahwa Polri tidak berdiri jauh dari masyarakat, melainkan hadir, menyatu, dan berbagi ruang spiritual.

Ini adalah bagian dari responsibilitas Polri: tidak hanya bertanggung jawab dalam penegakan hukum, tetapi juga dalam menjaga harmoni sosial. Ketika kehadiran Polri mampu menumbuhkan rasa nyaman, kepercayaan publik akan semakin menguat.

Lebih jauh, transparansi berkeadilan pun tercermin. Acara ini tidak elitis, tidak eksklusif, melainkan terbuka, menghadirkan puluhan hafiz dari berbagai daerah. Ada simbol keadilan di sana: doa untuk seluruh bangsa, bukan hanya kelompok tertentu.

Spirit Kemerdekaan

Mengaitkan khataman Al-Qur’an dengan HUT ke-80 RI adalah langkah yang cerdas. Polri menegaskan bahwa kemerdekaan bukan hanya dirayakan dengan upacara seremonial, tetapi juga dengan refleksi spiritual. Doa bersama menjadi ikhtiar batin untuk memastikan bahwa perjalanan bangsa tetap dalam lindungan Ilahi.

Dalam konteks ini, Divisi Humas Polri tidak hanya menjalankan fungsi komunikasi institusional, tetapi juga menjadi penghubung spiritual antara Polri dan masyarakat. Sebuah bentuk komunikasi publik yang menyentuh rasa, tidak sekadar kata.

Penutup

Polri Presisi bukan jargon, tetapi gerakan yang hidup dalam tindakan. Khataman Al-Qur’an di Daarul Qur’an Tangerang membuktikan bahwa Polri, khususnya Divisi Humas, memahami bahwa keamanan tidak hanya dibangun dengan senjata, tetapi juga dengan doa, nilai, dan keteladanan.

Bangsa ini membutuhkan kepolisian yang kuat sekaligus lembut, tegas namun humanis, rasional tetapi juga spiritual. Melalui langkah sederhana namun penuh makna ini, Divisi Humas Polri telah memperlihatkan wajah Polri yang bertransformasi: Presisi, humanis, dan membumi.(MN.01)***

Baca Juga :
Camat Serba Jadi Gercep Bantu Korban Angin Puting Beliung di Desa Karang Tengah

News Feed