oleh

Famoni Gulo Resmi Dilaporkan ke Polres Tapteng Dugaan Pencemaran Nama Baik

-Hukum-286 views


Famoni Gulo Resmi Dilaporkan ke Polres Tapteng Dugaan Pencemaran Nama Baik

TAPTENG.Mitanews.co.id ||


Willy Saputra Silitonga dan Antonius Hutabarat resmi melaporkan Famoni Gulo, yang juga merupakan tim pemenangan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu dan Mahmud Efendi Lubis (MAMA) ke Polres Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara, pada Selasa 26 November 2024 siang.

Kedua anggota DPRD Tapteng terpilih tersebut melaporkan Famoni Gulo atas dugaan pencemaran nama baik. Dimana kata Willy dalam keterangan persnya menyampaikan bahwa Famoni Gulo telah menuduh dirinya dan Antonius melakukan pengeroyokan terhadap Famoni di simpang Puskesmas Sarudik pada Senin (25/11/2024) dini hari kemarin.

Laporan tersebut bernomor: STTLP/B/489/XI/2024/SPKT/POLRES TAPANULI TENGAH/POLDA SUMATERA UTARA, tanggal 26 November 2024.

"Kami mendatangi Polres Tapteng untuk menyampaikan laporan atau pengaduan kita atas pencemaran nama baik yang dilakukan oleh Famoni Gulo, yang menyampaikan langsung semalam dalam bentuk klarifikasi atau konferensi pers, menyampaikan bahwa saya Willy Saputra Silitonga dan juga pak Antonius Hutabarat melakukan pengeroyokan yang dilakukan di daerah Sarudik, kalau tidak salah saya simpang Puskesmas dalam," kata Willy.

Padahal kata Willy, dini hari itu dia bersama mantan Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani sedang makan nasi goreng di sebuah kedai kopi di jalan Puskesmas Sarudik, ditemani Antonius yang merupakan penduduk setempat. Saat itu tujuan mereka hanya ingin makan nasi goreng, bukan untuk kepentingan politik. Sambil menunggu nasi goreng, merekapun berbincang-bincang dengan warga sekitar di lapo kopi tersebut.

Tiba-tiba kata Willy, Bakhtiar menerima telepon dari seseorang yang mengatakan bahwa ada mobil teman mereka yang dilempar batu di simpang Puskesmas Sarudik. Saat hendak beranjak dari Lapo kopi tersebut, orang yang membeli nasi goreng tiba dan menyarankan kepada mereka agar tidak pergi ke simpang, karena lagi ada masalah. Bakhtiar dan rombongan tidak menghiraukan omongan tersebut, mereka nekat berangkat ke simpang Puskesmas.

Tiba disana, mereka melihat sudah banyak orang. Awalnya mereka menduga ada pencegatan seperti kejadian yang dialami Bakhtiar beberapa hari lalu di sekitar Desa Mela, Kecamatan Tapian Nauli.

"Tidak lama kemudian kita keluar sudah ada gerombolan, anggapan kita pada saat itu wah ini mungkin ada pencegatan seperti kejadian yang di Mela, itu trauma kita. Pak Bakhtiar keluar dari mobil, karena saya duduk di belakang supir maka saya berputar lagi," terang Willy.

Lebih lanjut, Willy menjelaskan bahwa Bakhtiar kemudian keluar dari mobil dan menghampiri para gerombolan yang tak lain adalah Famoni Gulo dan rekan-rekannya sesama tim pemenangan paslon MAMA. Bahkan saat itu, mantan Bupati Tapteng tersebut sempat berusaha menenangkan situasi sambil melarang kelompok Famoni untuk merekam video pertemuan tersebut.

Bakhtiar sempat mengajak mereka yang hadir secara tiba-tiba itu untuk makan nasi goreng bersama.

"Kalian jangan video-video, kalau mau bergabung, silahkan gabung, masuk kedalam. Kita lagi makan Nasi Goreng ini, gak apa-apa, gabung aja," kata Willy menirukan perkataan Bakhtiar saat itu.

Beberapa saat kemudian, melihat ada keramaian, warga sekitarpun datang menghampiri.

Untuk menghindari terjadinya pertikaian, Willy kemudian berusaha mendekati Famoni yang sebelumnya pernah sama-sama bernaung di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan mengingatkan agar jangan memancing keributan.

"Saya hampiri si Famoni itu karena saya mengenal beliau, karena dulunya saya juga pernah satu partai dengan beliau," ungkapnya.

Masih kata Willy, saat mencoba melerai antara rekan-rekan Famoni dengan warga sekitar, tiba-tiba ada yang memukulnya dari belakang, hingga membuat Willy terjatuh. Namun sayang, itikad baik Willy yang ingin menyelamatkan Famoni tersebut akhirnya dibalas dengan fitnah, yang menuduh bahwa Willy dan Antonius lah yang telah melakukan pengeroyokan terhadap Famoni.

"Pada saat saya hampiri, tidak berapa lama saya kena pukul dari belakang dan terjatuh. Padahal saya mengamankan, melerai, tidak ada maksud yang lain-lain. Saya hanya melerai karena saya kenal beliau. Di Mela pun saya ada, saya juga hanya melerai, ada abang-abang Kepolisian, silahkan tanya. Saya berupaya sebagai juru damailah saat itu . Bahkan di Mela kepala saya terkena lemparan batu dan berdarah, saya dibawa masyarakat. Dalam arti apa, saya tidak ingin ada keributan. Setelah melerai itu, kita balik, karena ingin melihat kawan kita yang mobilnya kena lempar. Tidak ada keributan yang berlebihan. Makanya saya kaget, besoknya saya dituduh melakukan pengeroyokan. Ini gimana ceritanya ini sekarang, kita melerai malah kita dituduh melakukan pengeroyokan," ujarnya merasa bingung.

Terkait pernyataan Famoni dalam keterangannya di video yang diupload di media sosial Facebook yang mengatakan bahwa Bakhtiar lah yang menginstruksikan untuk melakukan pengeroyokan terhadap Famoni, dibantah keras oleh Willy Saputra Silitonga dan Antonius Hutabarat.

"Dia disitu menyampaikan bahwa pak Bakhtiar ini melakukan instruksi melakukan pengeroyokan. Kita tertawa, justru pak Bakhtiar saat itu menahan dan mencoba menenangkan. Melakukan pengeroyokan? bagaimana ceritanya Banyak orang disitu, jadi jangan di ada-adakan. Justru pak Bakhtiar berusaha menenangkan, jangan ribut-ribut, kita pingin kondusif, gak usah video-video, gak usah tambahi framing-framing kalian," ucapnya.

Bahkan kata Willy, setelah kejadian, saat di dalam mobil, baru ketahuan kalau Bakhtiar tidak tahu bahwa Famoni ada diantara gerombolan yang mendatangi simpang Puskesmas Sarudik itu.

"Bahkan sampai kami balik, pak Bakhtiar tidak tahu Famoni berada disana. Didalam mobil beliau bertanya kepada saya, siapanya yang kau ajak bicara tadi. Kubilang si Famoni, pak Bakhtiar bilang, o ada si Famoni disitu," kata Willy menirukan perkataan Bakhtiar saat itu.

Dalam kesempatan tersebut, Antonius juga mengatakan hal yang sama, dan membantah tudingan Famoni Gulo terhadap dirinya dan Willy Saputra Silitonga.

"Saya pun jadi bingung, dituduh saya melakukan pengeroyokan di siaran langsung pak Famoni. Tangan saya juga gak ada bekasnya menumbuk orang, saya pun orang baek-baek, mungkin di Kepolisian pun saya bersih. Gak tukang berkelahi mulai dari lahir. Jadi saya dituduhkan, maka saya laporkan ini atas pencemaran nama baik. Fitnah itu, fitnah," ungkap Antonius.

Mantan Ketua DPRD Tapteng itujuga menyebutkan bahwa tudingan Famoni Gulo tersebut merupakan sandiwara yang sengaja diciptakan untuk menarik simpati masyarakat.

"Jadi jangan begitulah, film nya kurang bagus, dramanya kurang bagus. Jadi untuk masyarakat Kecamatan Sarudik, saya tidak pernah mukul orang. Sampai empat periode saya dipilih orang (jadi anggota DPRD Tapteng), karna mungkin saya gak jahat. Kalau jahat, gak mungkin lah saya dipilih orang. Jadi sinetronnya kurang bagus itu, jangan dibuat-buat," imbuhnya.

Antonius juga mengaku sangat menyayangkan kehadiran Famoni dan kelompoknya pada dini hariitu, yang memancing emosi warga sekitar.

"Masyarakat Sarudik itu cukup baik, gak pernah mengganggu orang. Apalagi jam 1 datang, ributlah. Keluarlah semua masyarakat, kan gitu. Daerah kami yang adem, tiba-tiba dibuat seperti itu, kan kacau semua jadinya," tukasnya.

Sementara itu, kuasa hukum keduanya, Muhammad Yusuf Pardamean Nasution, SH membenarkan telah melaporkan Famoni Gulo atas dugaan pencemaran nama baik, dengan bukti rekaman video pernyataan Famoni di media sosial Facebook.

"Yang kedua juga ada di media utamanews.com, disini juga secara tertulis dinyatakan Famoni bahwa pak Antonius dan pak Willy bersama-sama melakukan pengeroyokan terhadap dirinya.

Atas fitnah itu, maka pada hari ini tanggal 26 November 2024, pak Antonius dan pak Willy resmi melapor ke Polres Tapanuli Tengah atas fitnah yang dilayangkan oleh Famoni Gulo tersebut.

"Untuk saat ini kita laporkan atas dugaan tindak pidana pencemaran nama baik dan fitnah," tegasnya.(MN.16)***

Baca Juga :
El Adrian Shah: Anak Muda Keren Harus ke TPS, Yuk !

News Feed