Ketika Kepala Dinas Bicara dengan Bumi: Jalan Pagi dan Makna Kepemimpinan yang Reflektif
Oleh Zulfikar Tanjung
Mitanews.co.id ||
Ada yang istimewa dari langkah kaki yang menyapa bumi di pagi hari. Kalimat reflektif ini meluncur dari Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara, M. Mahfullah Pratama Daulay, S.STP., M.AP, saat memimpin kegiatan jalan pagi bersama staf dan pegawai Dispora Sumut pekan ini.
Kalimat itu bukan sekadar kutipan puitis, melainkan potret dari kepemimpinan yang memiliki kesadaran spiritual, sosial, sekaligus kesehatan jasmani yang menyatu dalam tindakan nyata.
Jalan pagi, dalam narasi sang kepala dinas muda ini, bukan sekadar aktivitas pembakar kalori. Ia adalah "momen hening yang penuh makna"—ruang kontemplatif untuk berdamai dengan pikiran, tubuh, dan hidup itu sendiri.
Di tengah derasnya tantangan birokrasi dan kompleksitas tugas pemerintahan, langkah kaki di pagi hari menjadi simbol penting: bahwa pemimpin pun perlu menepi sejenak, menyatu dengan alam, dan menyegarkan nalar serta nurani.
Lebih dari itu, gaya kepemimpinan yang ditunjukkan Mahfullah mencerminkan walk the talk dalam arti sebenarnya. Ia tidak hanya menyerukan pentingnya kebugaran kepada masyarakat, tetapi mencontohkannya. Ia hadir, berjalan, menyapa bumi, dan menyemai nilai. Dalam langkah-langkah itu, ada teladan, ada arah, dan ada kesungguhan mengajak ASN dan masyarakat untuk hidup lebih sehat dan sadar.
Kepemimpinan seperti inilah yang sejalan dengan visi Gubernur Sumatera Utara untuk “Merajut Kolaborasi, Menuju Sumut Berkah.” Jalan pagi bersama bukan sekadar olahraga, tetapi simbol kolaborasi: menyatukan jajaran pegawai dalam semangat kebersamaan, menumbuhkan loyalitas bukan lewat instruksi, tetapi lewat inspirasi. Kolaborasi seperti ini dimulai dari hal sederhana—dari mendengarkan alam, merasakan langkah, dan membangun hubungan batiniah antar insan.
Lebih jauh, kebiasaan jalan pagi adalah bentuk perlawanan terhadap gaya hidup pasif yang menjadi ancaman masyarakat urban. Ia adalah ajakan untuk kembali kepada ritme alam, kepada detak jantung yang teratur, dan pikiran yang jernih. Dalam konteks generasi muda Sumatera Utara yang menjadi perhatian Dispora, kebiasaan ini menjadi bentuk kampanye senyap namun kuat: bahwa olahraga bukan kewajiban semata, tetapi kebutuhan dan gaya hidup.
Dalam keheningan pagi, kita tidak hanya menjaga tubuh, tapi juga memupuk jiwa. Dalam jalan bersama, kita tak hanya sehat, tapi juga semakin akrab dan sejiwa. Dan dalam pemimpin yang berjalan bersama stafnya, kita melihat cerminan dari harapan: bahwa pemerintahan tidak harus selalu kaku dan birokratis, tetapi bisa lembut, membumi, dan menyentuh sisi kemanusiaan.
Pesan Mahfullah Pratama Daulay ini sesungguhnya sederhana, namun bermakna dalam: berjalan kaki bukanlah hal kecil jika dilakukan dengan kesadaran dan cinta. Dalam langkah itu, kita bukan hanya mendekatkan diri kepada bumi, tapi juga kepada nilai-nilai luhur tentang kesehatan, kebersamaan, dan tanggung jawab terhadap diri sendiri.
Maka, mari kita sambut pagi dengan langkah baru. Bukan sekadar bergerak, tapi berjalan dengan jiwa yang lebih terang dan pikiran yang lebih lapang. Karena jalan pagi, seperti yang ditunjukkan oleh Kepala Dispora Sumut, adalah jalan menuju pemimpin yang utuh—yang tidak hanya bekerja, tapi juga menginspirasi.(Penulis bersertifikat wartawan utama dewan pers)***