oleh

Luar Biasa, Kabupaten Tapanuli Tengah Miliki Potensi Budidaya Lobster

-Daerah-4,919 views

TAPTENG.Mitanews.co.id ||


Praktisi budidaya dari sembilan unit pelaksana teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (Ambon, Takalar, Lombok, Situbondo, Jepara, Karawang, Lampung, Batam, dan Aceh), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaksanakan monitoring dan pendalaman budidaya lobster di Pulau Mursala, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, pada Senin (25/9/2023) kemarin.

Dari hasil monitoring dan pendalaman yang dilakukan oleh Praktisi budidaya lobster itu diketahui bahwa budidaya lobster yang telah dirintis oleh Effendi Wong ditempat tersebut telah menunjukkan hasil yang memuaskan dalam 2 (dua) tahun terakhir ini.

Effendi Wong memilih kawasan Sibolga dan Tapanuli Tengah ini sebagai tempat percobaan budidaya lobsternya, dikarenakan melimpahnya pakan alami (sebangsa kekerangan, moluska, udang, dan ikan rucah) di kawasan tersebut.

Selain itu, Pak Aseng, panggilan populer untuk Effendi Wong, sangat yakin, bahwa Indonesia bisa menjadi pemenang dalam produksi budidaya lobster budidaya di dunia.

Hingga saat ini, Indonesia merupakan penghasil benih bening lobster (BBL) terbesar di dunia.  Bahkan Vietnam, sebagai raksasa budidaya lobster saat ini, dapat dikatakan sangat bergantung sepenuhnya kepada suplai benih (BBL) dari Indonesia.

Aseng menyampaikan, bahwa Vietnam sudah melakukan budidaya lobster lebih dari 20 tahun, dengan jatuh bangun mencari berbagai cara dan metode, hingga sampai sukses seperti sekarang ini.

"Kita tidak perlu lagi susah-susah mencari metode budidaya, jiplak saja apa yang telah Vietnam lakukan" kata Aseng, sapaan akrab Effendi Wong.

Dari beberapa kali kunjungannya ke sentra budidaya lobster di Vietnam, Aseng berkesimpulan bahwa ada beberapa kiat/metode yg harus diteladani dalam budidaya lobster di tanah air, antara lain: ketersediaan sumber pakan alami (seperti kekerangan, moluska, udang-udangan, dan ikan rucah). Cara budidaya dalam kerangkeng di bawah permukaan (hingga kedalaman 10-15 m), hingga keharusan memelihara lobster dari ukuran benih bening (BBL).

"Jangan pelihara lobster dari benih tangkapan undersize, karena itu bisa menjadi sumber pembawa penyakit," jelas Aseng.

Aseng sangat berharap, Pemerintah Indonesia melalui KKP, dapat segera memfasilitasi transfer teknologi kepada para pembudidaya/calon pembudidaya lobster di Indonesia dan berharap segera ada percontohan budidaya lobster di tanah air.

Saat ini, Aseng mengoperasikan usaha budidaya lobster di Pulau Mursala dengan 30 kerangkeng ukuran 2,85 m x 2,85 m x 1,60 m, dengan jumlah benih lobster sebanyak 120-130 ekor per wadah, dan dengan 160-an wadah pendederan keramba bulat gantung diameter 60 dan 80 cm.

Bahkan, dalam waktu dekat, kapasitas pembesaran lobster tersebut akan ditambah menjadi 100 unit kerangkeng.

"Semua lobster yang kami pelihara jenis mutiara; karena harga jualnya cukup tinggi hingga Rp. 1 juta atau lebih per kilogram nya. Selain itu, kami juga punya sumber pakan yang melimpah di kawasan Sibolga dan sekitarnya, sedangkan BBL kami datangkan dari Pulau Nias dan Jawa Timur," ungkap Aseng.

Lebih lanjut, Aseng mengungkapkan bahwa ada cukup banyak jenis pakan lobster yang bisa dimanfaatkan di kawasan Sibolga-Tapanuli Tengah ini, antara lain: kekerangan (kerang kampak, kerang hijau, kerang darah, kerang dori, lokan, kerang bulu, dan berbagai jenis lainnya), termasuk udang-udangan (udang ronggeng, berbagai jenis kepiting kecil), serta berbagai jenis ikan rucah.

"Saya perkirakan, kita bisa siapkan potensi pakan alami di kawasan sini mencapai 6 ton per hari sepanjang tahun untuk mensuplai budidaya lobster," ungkapnya kembali.

Aseng menambahkan, bahwa selain di Pulau Mursala, ada satu lokasi lagi di Kabupaten Tapanuli Tengah yang cukup potensial untuk lokasi budidaya lobster, yakni di Badiri.

"Menurut perkiraan, di sana bisa dipasang 500-1.000 unit kerangkeng yang dapat menampung sekitar 100-200 ribu ekor lobster," pungkasnya mengakhiri.

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Tapanuli Tengah, M. Ridsam Batubara, S.Pi., yang menyertai tim survei tersebut menyatakan bahwa DKP Kabupaten Tapanuli Tengah sangat menyambut baik rencana pemerintah pusat untuk membuat percontohan/modelling budidaya lobster di Kabupaten Tapanuli Tengah ini.

"Kami sangat mendukung rencana ini, karena dengan modelling ini akan melahirkan pembudidaya yang terampil. Di samping itu, tentunya kedepannya akan muncul investasi budidaya lobster, syukur-syukur kalau lokasinya di wilayah kami ini," ungkap Ridsam, yang sering dipanggil Pak Ambon, karena lahir dan besar di Ambon, Maluku.

Ambon juga menambahkan bahwa pihaknya akan segera melakukan konsultasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara terkait hal tersebut.

"Kami akan segera berkonsultasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi terkait dengan peruntukan ruang/zonasi guna keperluan budidaya laut, termasuk budidaya lobster ini," jelas Ambon mengakhiri.

Untuk diketahui, bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah mengembangkan modelling budidaya 5 (lima) komoditas prioritas, yakni; udang, rumput laut, kepiting, ikan nila, dan juga lobster.(MN.16)

Baca Juga :
Kapolres Binjai AKBP Rio Alexander Pimpin Sertijab Kasat Reskrim