oleh

Naslindo Sirait, Patriotisme Koperasi dan Keberanian Bobby Nasution Membangun Ekonomi Merah Putih Desa

-Daerah-357 views

Naslindo Sirait, Patriotisme Koperasi dan Keberanian Bobby Nasution Membangun Ekonomi Merah Putih Desa

Oleh Zulfikar Tanjung

Mitanews.co.id ||
Di hadapan puluhan wartawan, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumut Dr. Naslindo Sirait, S.E., M.M memperlihatkan arah baru pembangunan ekonomi kerakyatan di Sumatera Utara.

Pada konferensi pers, Selasa (23/9/25), ini Naslindo tampil sebagai figur yang bukan hanya menyuarakan data, tetapi juga menghidupkan kembali semangat patriotisme koperasi.

Kehadirannya menegaskan bahwa arahan Gubernur Bobby Nasution tentang pentingnya koperasi bukan sekadar jargon, melainkan gagasan besar yang siap diimplementasikan.

Data yang diungkap Naslindo cukup memberi makna: dari 6.100 koperasi yang tercatat, hanya 163 yang benar-benar aktif. Bahkan, hanya 88 yang mampu menjalin kerja sama strategis dengan BUMN.

Fakta ini merupakan tantangan sekaligus penguat semangat betapa pentingnya mengukuhkan fondasi koperasi. Sebab, justru dari titik inilah keberanian Bobby Nasution menemukan relevansinya.

Dengan dukungan Naslindo, koperasi tidak lagi sekadar papan nama, tetapi harus menjadi motor penggerak ekonomi desa.

Melalui Koperasi Merah Putih (KMP), semangat patriotisme ekonomi diwujudkan dalam empat tujuan utama: menjadikan koperasi penggerak ekonomi desa, memutus rantai pasok yang dikuasai rentenir dan pinjol, menciptakan lapangan kerja baru, serta mendorong hilirisasi produk pertanian. Empat tujuan ini mencerminkan keberanian politik sekaligus keberpihakan nyata pada rakyat kecil.

*Arsitek Teknokratis*

Naslindo memainkan peran penting sebagai arsitek teknokratis yang menjabarkan visi itu menjadi langkah konkret.

KMP bukan hanya menampung hasil pertanian, tetapi juga membuka jalan bagi pengolahan produk bernilai tambah—padi menjadi beras kemasan, jagung menjadi tepung, cabai menjadi olahan siap saji. Inovasi hilirisasi ini bukan sekadar meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga menjaga stabilitas harga dan menekan inflasi. Inilah patriotisme ekonomi yang tidak berhenti di wacana, melainkan memberi solusi langsung pada dapur masyarakat desa.

Permodalan memang menjadi tantangan. Rp 3 miliar yang disiapkan Pemprov hanyalah pemantik. Di sini terlihat strategi Naslindo: menyiapkan proposal bisnis koperasi untuk kemudian diajukan ke bank Himbara. Ia sadar, tanpa desain kelembagaan dan model bisnis yang sehat, koperasi hanya akan berputar di lingkaran masalah lama. Pendekatan sistematis ini memperlihatkan keberpihakannya bukan sekadar retorika, melainkan kerja nyata yang terukur.

Tak kalah penting, generasi muda juga dilibatkan. Melalui program Fast Track Young Pioneer, anak-anak muda desa didorong masuk ke dunia kewirausahaan digital. Dengan 1.700 pelaku usaha yang sudah dilatih, 950 diantaranya mendapat pembiayaan, bahkan 50 terbaik masuk inkubator bisnis, Naslindo membangun ekosistem ekonomi yang progresif.

Pada akhirnya, keberanian Bobby Nasution menempatkan koperasi sebagai pilar ekonomi rakyat menemukan mitra implementasi yang tangguh pada diri Naslindo Sirait. Sinergi keduanya bukan hanya membangun koperasi, tetapi juga membangun optimisme bahwa dari desa, Sumatera Utara bisa melahirkan model ekonomi merah putih yang membanggakan.

Jika koperasi tumbuh sehat, maka desa berdaulat, rakyat sejahtera, dan perekonomian Sumatera Utara bergerak lebih cepat. Dan dalam perjalanan itu, nama Naslindo Sirait layak dikenang sebagai birokrat patriot yang menghidupkan semangat koperasi sekaligus mengangkat citra kepemimpinan Gubernur Bobby Nasution di panggung nasional.(Penulis Bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers)***

Baca Juga :
Hadiri Rakornas Posyandu 2025 di Jakarta, Ny. Hj. Rosmaida Darma Wijaya : “Butuh Kolaborasi dan Sinergi untuk Wujudkan 6 SPM Posyandu”