oleh

Petani Kebun Sawit Di Hutaraja Tinggi  Dibuat Kaget, Harga Jual TBS Jatuh

-Ekonomi Bisnis-3,143 views

PADANGLAWAS, Mitanews.co.id | Kalangan petani/pekebun kelapa sawit di Kecamatan Hutaraja Tinggi, Kabupaten Padanglawas (Palas), Provinsi Sumatera Utara atau Sumut, Sabtu (29/02/2022) pagi dibuat kaget. Pasalnya, harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit tiba-tiba jatuh menyakitkan. 

Bayangkan anjlok harga buah sawit tidak kepalang tanggung, tidak kurang dari Rp 400,- per kilogram turun dari harga jual sebelumnya. Yang anehnya itu terjadi secara tiba-tiba, biasanya turun pelan, paling tinggi hanya Rp 100,- turunnya per kilogram dari harga jual sebelumnya.

Hingga Jum’at (28/01/2022) petang harga buah super kelapa sawit masih Rp 3.345,- per kilogram tetapi mulai Sabtu (29/01/2022) pagi harga jual di Pabrik Kelapa Sawit (PKS-PKS) se-Kecamatan Hutaraja Tinggi dan Kecamatan Sosa turun tajam menjadi Rp 2.945 per kilogram.

“Ini sungguh mengejutkan sekali, jarang sekali harga jual sekali anjlok sangat terasa. Ini pasti berpengaruh buruk terhadap kondisi perekonomian masyarakat, ini akan membuat pendapatan yang selama lebih enam bulan terakhir membaik akan berbalik justru menurun,” kata beberapa petani/pekebun kelapa sawit di Kecamatan Sosa dan Hutaraja Tinggi.

Dikatakan, terhadap perekonomian daerah Kabupaten Padanglawaspun, harga jual yang anjlok tersebut akan cepat berpengaruh buruk. Padahal selama enam bulan terakhir ekonomi masyarakat di kabupaten beribukota Sibuhuan itu sudah mendekati stabil.

Menjawab pertanyaan Mitanews.co.id terkait penyebab terjadinya harga jual TBS yang anjlok tajam itu, petani/pekebun mengaku belum mengetahuinya secara pasti, tetapi dalam dua hari ke depan, faktor penyebab itu akan diketahui nantinya.

Namun selentingan yang beredar mengatakan, turunnya harga TBS itu dipengaruhi anjloknya harga CPO karena adanya perimbangan dari Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng curah maupun minyak goreng kemasan pasca terbitnya Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 3 tahun 2022 tentang penyediaan minyak goreng curah dan kemasan untuk masyarakat.

“Masyarakat kaget dengan turunnya harga jual TBS akibat tidak adanya sosialisasi dari pemerintah terkait upaya penyediaan minyak goreng untuk masyarakat yang dipengaruhi turunnya harga CPO sebagai bahan baku minyak goreng,” kata Ahmat, salah seorang petani kelapa sawit di Kecamatan Hutaraja Tinggi. (MN.03).

Baca juga : Joni Walker Manik : “Semua Kader NasDem adalah Petarung”

News Feed