oleh

“Sumut Hebat” = “Sumut …” Apa (Lagi) ?

-Daerah-861 views


“Sumut Hebat” = “Sumut …” Apa (Lagi) ?

 
Catatan Ir Zulfikar Tanjung


 
Mitanews.co.id || Ketika Hassanudin menggaungkan slogan “Sumut HEBAT” setelah menjabat Pj Gubsu, sempat muncul beberapa opini.

Beliau dilantik Mendagri 5 September 2023 menggantikan Edy Rahmayadi yang berakhir masa jabatannya periode pertama, dengan slogan “Sumut Bermartabat”.

     Senin 24 Juni 2024, Agus Fatoni dilantik menjadi Pj Gubsu menggantikan Hassanudin. Dari sejumlah pertanyaan yang mengemuka terkait pergantian ini, termasuk lah  soal slogan. Intinya, apakah slogan “Sumut HEBAT” masih bertahan, atau “Sumut …” apa (lagi) ?

      Tidak ada rumus yang pas menjawab ini. Belum ada ketentuan yang mengatur, apabila kepala daerah berganti maka slogannya harus berganti pula. Hanya saja, dari fenomena dan pengamatan selama ini, kemungkinan besar akan ada slogan baru.

      Lho ? Kenapa begitu ? Mudah saja analisisnya. Sebab, entah dari mana rujukannya, slogan sepertinya menjadi pembentuk identitas khas bagi banyak pejabat. Ini seolah-olah menjadi alat ‘branding’ yang efektif untuk membedakan seorang kepala daerah dari sebelumnya.

    Kepala daerah baru, sering kali ingin membedakan diri mereka dari pendahulunya. Slogan baru membantu menciptakan identitas yang unik dan menghindari asosiasi dengan kebijakan atau isu yang mungkin terkait dengan kepala daerah sebelumnya.

    Namun apakah memang perlu begitu ? Bukan kah dalam kepemimpinan ada istilah “keberlanjutan” ? Kepala daerah baru perlu meneruskan program-program yang belum tuntas, apalagi yang sedang berjalan. Tidak harus berganti gubernur, berubah pula program, kan ?

    Ya. Memang tidak selalu kepala daerah baru harus menggantikan slogan, terutama jika kesinambungan program menjadi prioritas.

Namun, slogan baru juga dianggap perlu untuk menandai awal era pemerintahan yang baru. Ini memberikan sinyal kepada masyarakat bahwa ada kepemimpinan dan pendekatan baru yang akan diambil.

      Masyarakat sering kali memiliki harapan baru dengan adanya pergantian kepemimpinan. Slogan baru dapat membantu kepala daerah baru dalam memenuhi harapan ini dengan menyampaikan pesan yang optimistis dan progresif.

Artinya, slogan baru yang tepat dapat membantu dalam komunikasi yang lebih efektif dengan masyarakat. Slogan yang sesuai dengan kondisi dan aspirasi saat ini dapat lebih mudah diterima dan diingat oleh masyarakat.

[“Sumut HEBAT”]
     
Terlepas dari perlu atau tidaknya Agus Fatoni mengubah slogan, perlu ditinjau sekilas tentang "Sumut HEBAT" yang digagas oleh Pj Gubsu Hassanudin. “HEBAT” adalah singkatan dari Harmonis, Efektif, Bersama, Akuntabel, Transparan.

Dengan slogan ini, Hassanudin bermaksud membangun Sumatera Utara menjadi provinsi yang lebih maju, kompetitif, dan sejahtera. Para aparatur, khususnya pejabat Pemprov Sumut, umumnya positif dan mendukung slogan ini.

Pejabat Pemprovsu melihatnya sebagai panduan dan motivasi untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan publik. Slogan "Sumut HEBAT" dianggap sebagai pendorong semangat untuk bekerja lebih giat dan efisien.

Para aparatur berkomitmen untuk mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam slogan tersebut. Mereka berupaya menerapkan prinsip-prinsip ekselensi, berdaya saing, amanah, dan transparansi dalam setiap aspek pekerjaan mereka.

Ini mencakup penyediaan layanan publik yang lebih baik, pelaksanaan proyek-proyek pembangunan yang transparan, dan pengelolaan sumber daya yang efisien. Artinya, slogan "Sumut HEBAT" diakui mendorong pejabat untuk meningkatkan profesionalisme.

Aparatur Pemprovsu tampak berfokus pada hasil dan capaian yang nyata dalam rangka merealisasikan "Sumut HEBAT".

Mereka berusaha mencapai target-target pembangunan, baik di bidang infrastruktur, ekonomi, pendidikan, maupun kesehatan, yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

Secara keseluruhan, pejabat Pemprovsu dalam kepemimpinan Hassanudin menganggap slogan "Sumut HEBAT" sebagai kerangka kerja yang dapat membantu mewujudkan pemerintahan yang lebih baik dan berorientasi pada hasil.

Meski ada sebagian masyarakat menganggap slogan ini hanya seremonial, namun banyak masyarakat menganggap slogan ini memotivasi mereka untuk berkontribusi dalam pembangunan daerah. Slogan ini memberikan semangat dan rasa bangga terhadap provinsi mereka.

[“Branding”]

Jadi ada yang berpendapat, jika program-program sebelumnya telah menunjukkan hasil yang positif dan mendapatkan dukungan dari masyarakat, kepala daerah baru mungkin dapat mempertahankan slogan lama untuk menunjukkan komitmen terhadap kelanjutan program-program tersebut.

Ini dapat memberikan stabilitas dan kepercayaan bagi masyarakat bahwa inisiatif yang sukses akan terus berlanjut.

Atau, kepala daerah baru dapat mengganti atau menciptakan slogan baru, namun dengan mengakomodasi kesinambungan. 

Kepala daerah baru dapat menciptakan slogan yang mencakup aspek kesinambungan dan inovasi.

Slogan baru tersebut bisa menekankan pentingnya melanjutkan inisiatif yang berhasil sambil memperkenalkan pembaruan dan perbaikan di area lain yang mungkin memerlukan perhatian lebih.

Jika kepala daerah baru memutuskan untuk mengganti slogan, penting untuk mengomunikasikan alasan di balik perubahan tersebut dengan jelas kepada masyarakat.

Ini membantu dalam membangun pemahaman bahwa perubahan tersebut dilakukan demi peningkatan dan kesinambungan yang lebih baik.

Kepala daerah harus transparan tentang alasan di balik perubahan slogan. Komunikasikan dengan jelas bagaimana slogan baru mencerminkan program-program yang akan diimplementasikan. Jelaskan juga bagaimana perubahan ini akan menguntungkan masyarakat.

Melibatkan masyarakat dalam proses pemilihan atau pembentukan slogan baru bisa mengurangi pandangan negatif.

Ini bisa dilakukan melalui survei, diskusi publik, atau kompetisi yang memungkinkan warga memberikan masukan dan ide.

Kepala daerah harus memastikan bahwa slogan baru tidak hanya sekadar kata-kata, tetapi diikuti dengan implementasi program-program konkret yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat.

Keberhasilan program-program ini akan membantu mengubah pandangan negatif terhadap perubahan slogan.

Mengakui dan menghargai pencapaian kepala daerah sebelumnya juga penting. Ini menunjukkan bahwa kepala daerah baru menghargai kesinambungan dan tidak semata-mata ingin menghapus jejak pendahulunya demi gengsi.

Jadi secara keseluruhan, meski tidak harus, perubahan slogan dengan setiap pergantian kepala daerah adalah bagian dari strategi komunikasi dan branding yang lebih luas yang bertujuan untuk mendukung keberhasilan pemerintahan baru, dan memastikan keterlibatan serta dukungan dari masyarakat.

Pada akhirnya, keputusan untuk mengganti atau mempertahankan slogan harus didasarkan pada analisis yang cermat terhadap kondisi daerah, efektivitas program-program sebelumnya dan aspirasi masyarakat.(Penulis Wartawan Kompetensi Utama Dewan Pers)***

Baca Juga :
Reskrim Polsek Medan Baru Tangkap Pelaku Penyekapan dan Pemerasan