Wong Chun Sen untuk Medan Maju: Ketua DPRD yang Mendengar dan Bekerja Nyata
Oleh Ir Zulfikar Tanjung
Mitanews.co.id ||
Di tengah dinamika politik lokal yang kerap penuh hiruk-pikuk, kehadiran pemimpin yang tenang namun tegas dalam tindakan adalah kebutuhan yang tak bisa ditawar.
Di Kota Medan, sosok itu hadir dalam figur Ketua DPRD, Wong Chun Sen, politisi PDI Perjuangan yang tidak hanya memahami esensi representasi rakyat, tetapi juga menjadikan fungsi legislasi dan pengawasan sebagai alat konkret untuk memperjuangkan kesejahteraan warga kota.
Wong Chun Sen tidak banyak bermain retorika. Ia memilih jalan kerja nyata yang ditunjukkan melalui konsistensinya memimpin DPRD Medan menjalankan fungsi utamanya.
“Dewan telah menjalankan rapat paripurna, sosialisasi perda, dan reses sesuai dengan mekanisme yang ada. Kami memastikan bahwa fungsi legislasi, pengawasan, dan anggaran berjalan optimal,” ungkapnya dalam suatu kesempatan.
Pernyataan tersebut bukan sekadar laporan kerja, melainkan bentuk akuntabilitas politik di ruang publik. Wong menyadari bahwa kepercayaan terhadap lembaga legislatif hanya akan terjaga jika publik melihat hasil nyata—bukan sekadar janji kampanye.
Oleh karenanya, ia tampil sebagai figur parlemen yang terbuka pada aspirasi dan bersungguh-sungguh dalam mendorong eksekutif agar bergerak searah dengan kebutuhan masyarakat.
Salah satu pernyataan yang mencerminkan keberpihakannya adalah desakannya kepada Pemko Medan untuk memprioritaskan pembangunan yang berdampak langsung. Dalam konteks Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang sedang berlangsung,
Wong menegaskan bahwa sektor-sektor strategis seperti kesehatan, infrastruktur, dan penerangan jalan harus mendapat perhatian utama, apalagi di tengah keterbatasan fiskal dan meningkatnya harapan publik pada pemerintahan baru di bawah Wali Kota Rico Waas.
Penekanan pada sektor-sektor ini bukan tanpa dasar. Medan sebagai kota besar menghadapi tantangan klasik berupa ketimpangan infrastruktur antarwilayah, akses kesehatan yang masih belum merata, hingga minimnya penerangan jalan di beberapa kawasan yang rawan kriminalitas.
Wong tidak sekadar menyuarakan kritik, melainkan mengajukan solusi melalui pendekatan kebijakan yang realistis dan berbasis pada efisiensi anggaran.
Sikap Wong Chun Sen juga menunjukkan kematangan dalam berpolitik. Ia tidak terjebak dalam oposisi verbal terhadap eksekutif, melainkan memilih jalan kolaboratif dan strategis. Ia memahami bahwa pembangunan kota memerlukan sinergi antarpemangku kepentingan—bukan tarik-ulur kepentingan yang melelahkan dan kontraproduktif.
Di bawah kepemimpinannya, DPRD Medan mulai menunjukkan arah baru: lembaga legislatif yang tidak hanya aktif di ruang sidang, tetapi juga responsif terhadap denyut aspirasi masyarakat. Inilah yang menjadikan Wong Chun Sen bukan hanya Ketua DPRD dalam struktur formal, tetapi juga pemimpin representatif yang terus membuktikan diri sebagai jembatan antara rakyat dan kebijakan.
*Berdampak*
Ketika sebagian politisi berlomba membangun pencitraan lewat slogan, Wong Chun Sen memilih bekerja senyap namun berdampak. Figur seperti inilah yang dibutuhkan kota-kota besar seperti Medan—pemimpin yang mendengar, memahami, dan bertindak nyata. Jika pembangunan adalah maraton panjang, maka Wong telah mengambil peran sebagai pelari tangguh yang konsisten menjaga ritme agar Medan tidak tertinggal, tetapi terus bergerak maju.( penulis bersertifikat wartawan utama dewan pers)***
Baca Juga :
Antara Bingkisan dan Integritas Pejabat Publik