oleh

Bobby Nasution: Pemimpin Muda Visioner dan Reformis Pendidikan

-Daerah-2,586 views

Bobby Nasution: Pemimpin Muda Visioner dan Reformis Pendidikan

Oleh: Zulfikar Tanjung

Mitanews.co.id ||
Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, tampil sebagai sosok pemimpin muda yang visioner dan berani melakukan reformasi nyata di sektor pendidikan.

Gagasannya untuk menerapkan sistem sekolah lima hari bukan sekadar perubahan administratif, tetapi bagian dari visi besar membentuk pendidikan Sumut yang lebih modern, efisien, dan berorientasi masa depan.

Di tengah tantangan zaman yang kian kompleks, Bobby menunjukkan bahwa pembangunan pendidikan tidak cukup dengan rutinitas lama.

Ia memilih jalur inovasi dan keberanian untuk menciptakan sistem pembelajaran yang mampu menyeimbangkan kualitas akademik dengan kesehatan mental dan pengembangan karakter siswa. Kebijakan ini sejalan dengan visi besar “Kolaborasi Sumut Berkah” yang mengedepankan sinergi antar-sektor untuk mewujudkan kemajuan provinsi secara merata dan berkelanjutan.

Salah satu bentuk nyata dari semangat kolaboratif itu adalah keterlibatan aktif berbagai pihak dalam merancang dan mengkaji penerapan sistem lima hari sekolah, mulai dari satuan pendidikan, tenaga pendidik, orang tua, hingga pemerintah daerah kabupaten/kota. Di sinilah peran Kepala Dinas Pendidikan Sumut, Alexander Sinulingga, menjadi sangat vital sebagai motor penggerak implementasi.

Alexander dengan lugas menjabarkan bahwa saat ini pihaknya tengah menyusun kajian teknis dan strategis agar kebijakan ini bisa mulai dijalankan paling cepat pada tahun ajaran 2026/2027. “Sekolah lima hari itu ada dalam visi dan misi Bapak Gubernur. Kami di Dinas Pendidikan siap menjadi pelaksana yang konsisten dan kolaboratif,” ujarnya di Medan, Jumat (2/5/2025).

Sebagai pelaksana teknis, Alexander tidak hanya dituntut menjalankan instruksi, tetapi juga membangun komunikasi lintas sektor dan mendengar aspirasi dari seluruh pemangku kepentingan pendidikan. Pendekatannya tidak satu arah. Ia menjadikan proses ini sebagai bentuk partisipasi kolektif demi menghasilkan kebijakan yang tidak hanya diterima, tetapi juga dirasakan manfaatnya secara nyata oleh masyarakat.

Dalam kerangka besar Kolaborasi Sumut Berkah, langkah reformasi pendidikan ini menjadi simbol bahwa kemajuan daerah tidak bisa dicapai secara parsial. Dunia pendidikan harus terhubung dengan dunia kerja, dunia usaha, komunitas, dan keluarga. Dengan hari Sabtu dan Minggu yang bebas dari aktivitas belajar formal, siswa bisa diarahkan untuk mengikuti pelatihan keterampilan, kegiatan kewirausahaan, bakti sosial, atau pembinaan keagamaan.

Melalui kebijakan ini, Bobby Nasution menunjukkan bahwa investasi terbesar suatu daerah adalah pada manusianya, dan pendidikan adalah jalan utama menuju kemajuan itu. Ia tidak hanya tampil sebagai gubernur administratur, tetapi arsitek masa depan pendidikan Sumatera Utara.

Dengan dukungan pejabat pelaksana seperti Alexander Sinulingga yang responsif dan komunikatif, kebijakan ini membuka ruang bagi Sumatera Utara untuk menjadi provinsi percontohan dalam modernisasi pendidikan berbasis kolaborasi dan keseimbangan hidup.

Lebih jauh lagi, langkah ini memperkuat citra Bobby Nasution sebagai pemimpin muda dengan visi kuat, keberanian mengambil keputusan, dan semangat reformasi yang nyata. Ia membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari ruang kelas, dari anak-anak muda yang akan menjadi pilar Sumatera Utara di masa mendatang.(Penulis Bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers)***

Baca Juga :
Pemko Gunungsitoli Peringati Hari Kartini

News Feed