oleh

Dari Laut ke Meja Makan: Mimpi Panen Kerang Sendiri Akan Jadi Nyata di Batubara

-Daerah-2,945 views

Dari Laut ke Meja Makan: Mimpi Panen Kerang Sendiri Akan Jadi Nyata di Batubara

Oleh Zulfikar Tanjung

Mitanews.co.id ||
Di pagi yang lengang di pesisir Sumatera Timur, bayangkan suara tawa anak-anak yang memecah sunyi, telapak kaki kecil berlari-lari di pasir lembut, dan di tangan mereka, kerang-kerang segar hasil tangkapan sendiri dari laut yang baru saja surut.

Di kejauhan, seorang ibu membersihkan hasil panen laut itu dengan air garam yang sama yang baru saja membasahi ujung jilbabnya. Sebentar lagi, kerang-kerang itu akan berdesis di atas bara, disantap bersama keluarga dalam kebersamaan yang hangat dan penuh makna.

Itulah imajinasi yang sebentar lagi tak akan sekadar jadi angan. Sebuah mimpi yang sedang dijahit rapi oleh Bupati Batu Bara, H. Baharuddin Siagian, SH, M.Si. Dalam audiensi yang berlangsung hangat bersama PT Pelindo pada Jumat, 23 Mei 2025, di ruang kerja Bupati, gagasan ini diungkap dengan semangat yang nyaris mistik: sebuah objek wisata yang tidak hanya menjual pemandangan, tetapi rasa, pengalaman, dan keintiman dengan alam.

Batubara tak ingin sekadar menjadi destinasi. Ia ingin menjadi kenangan. Di sanalah kelak wisatawan tak hanya memotret ombak, tetapi menyingsingkan celana, turun langsung ke lumpur asin dan memetik sendiri hasil laut yang hidup — kerang, dari perut bumi basah yang telah lama memberi tapi jarang disapa dengan kelembutan.

Budidaya kerang dalam skala signifikan akan dilakukan di tepi pantai Kabupaten Batubara. Dengan dukungan program CSR dari PT Pelindo, infrastruktur wisata ini akan dibangun berbasis kolaborasi — antara pemerintah daerah dan dunia usaha, antara alam dan manusia.

Ini bukan sekadar proyek, tapi manifestasi semangat kolaborasi Sumut Berkah, sebuah visi besar dari Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, yang mulai menjelma nyata di setiap sudut daerah yang berani bermimpi besar.

Apa yang ditawarkan Batubara lebih dari sekadar wisata bahari. Ia menawarkan kearifan. Mengajak kita untuk kembali pada siklus alami kehidupan: menanam, memanen, memasak, dan memaknai. Di era ketika wisata kerap kehilangan ruh dan hanya jadi konten digital, Batubara hadir menawarkan sesuatu yang lebih dalam: rasa, aroma laut yang nyata, dan cerita yang bisa dibawa pulang.

Bayangkan seorang anak dari kota besar, untuk pertama kalinya menyentuh kerang yang masih basah, menyaksikan ayahnya tertawa di lumpur, melihat ibunya memasak di tungku terbuka, dan di malam itu — untuk pertama kalinya mereka tak makan di restoran mewah, tapi di tikar, beratap langit, bersama keluarga.

Itulah wisata yang menyentuh jiwa. Itulah Batubara yang baru sedang lahir.

Dalam jejak kerang yang tertinggal di pasir, ada jejak visi. Dalam aroma laut yang menguar dari tungku, ada aroma perubahan. Dari laut ke meja makan — mimpi ini tak lagi jauh. Ia sedang ditumbuhkan. Dan ketika waktunya tiba, kita semua akan tahu: mimpi bisa dipanen, seperti kerang yang tumbuh dari sabar, dari laut yang penuh berkah.(Penulis bersertifikat wartawan utama dewan pers)***

Baca Juga :
Tak Sesuai dengan Kelas Jalannya, Puluhan Warga Desa Lubuk Kembang Bungo Berhentikan Mobil Muatan Tronton PT RAPP

News Feed