Aceh Barat Daya.MitaNews.co.id | Ketua Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kabupaten Aceh Barat Daya Yudi Nirmansyah, membantah isu terkait rekrutmen Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang diduga sarat akan kepentingan karena ada perserta yang nilai system Computer Assisted Test (CAT) yang tinggi tidak lolos menjadi anggota PPS, Selasa (24/1/2023).
Dirinya menjelaskan nilai CAT tidak mempengaruhi peserta untuk lolos menjadi anggota PPS karena nilai CAT tidak di akumulasikan degan nilai wawancara, namun nilai CAT tersebut sebagai syarat untuk bisa mengikuti seleksi wawancara.
"Yang perlu di di igat nilai CAT tidak di akumulasikan ke nilai wawancara namun nilai cat tersebut syarat untuk ikut seleksi wawancara, dan penentu jadi PPS itu adalah nilai wawancara, dan kami dari KIP Aceh Barat Daya juga tidak pernah mengatakan kalau nilai CAT yang tinggi akan lolos sebagai anggota PPS," ujar Yudi.
Diberitakan sebelumnya Rekrutmen Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kabupaten Aceh Barat Daya yang dilakukan oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) setempat diduga sarat kepentingan.
Hal itu di sampaikan Supriadi salah seorang peserta seleksi PPS Kabupaten Abdya kepada MitaNews.co.id, menyebutkan tes seleksi terkesan pilih kasih, ia merasa sangat kecewa terhadap sikap yang di nilai tidak transparan tersebut.
Supriadi merasa kecewa terhadap Komisioner dalam melakukan proses seleksi, mantan ketua PPS ini merasa di zolimi secara politis oleh penyelenggara rekrutmen.
"Menurut saya lihat ada keanehan dalam proses rekrutmen ini, saya merasa kecewa terkait pengumuman anggota PPS kemarin, sebagai mantan ketua PPS saya merasa sangat jauh berbeda dengan proses rekrutmen pada tahun 2019 lalu" terang Supriadi
Diketahui sebelumnya tes seleksi Panitia Pemungutan Suara (PPS) hanya di lakukan dua tahapan, tahapan online dan sesi wawancara.
Supriadi menjelaskan, seperti terjadi kurangnya profesionalisme saat melakukan tes wawancara, bahkan ia menyebut durasi pertanyaan terkesan seperti pilih kasih, selain mendapatkan nilai tinggi, dirinya sangat kecewa karena di gugur hanya lewat sesi wawancara.
"Saya di wawancara lebih kurang selama 15 menit, sedangkan peserta yang lulus bahkan saat wawancara tidak mencapai 10 menit" tutup ungkap Supriadi
Sementara itu salah satu tokoh masyarakat Jeumpa Sulaiman SR, turut kecewa terkait persoalan rekrutmen dari Komisioner Independen Pemilihan Abdya, untuk menghindari kepentingan intervensi tersebut, Sulaiman berharap DPRK Abdya mampu menengahi persoalan tersebut sebelum proses pelantikan.
Sulaiman menambah siap melakukan aksi di Kantor DPRK jika hal ini di biarkan begitu saja, karena menurutnya ini akan mengakibatkan pelanggaran berlanjut jika terus di biarkan.
Menurut Sulaiman, pihak yang di nyatakan lulus jika dinilai bahkan seperti tidak punya kapasitas yang cukup, Sulaiman meminta Komisioner untuk di cek kembali kapasitas mereka, baik secara administrasi maupun secara pemahaman dan pengalaman.
"kami sangat kecewa terkait hasil pengumuman PPS yang di selenggarakan oleh pihak komisioner KIP Abdya, kami meminta mereka untuk dapat mengecek kembali kapasitas yang telah di nyatakan lulus, baik secara administrasi maupun secara pemahaman pada pemilu, saya melihat yang lulus semua tidak memiliki pengalaman", ujarnya. (Ali)
Baca Juga : SILPA Tapsel Rp300 M, DPRD Minta Program 2023 Segera Dikerjakan