MitaNews.co.id | Disadari atau tidak dampak pemanasan global terhadap kehidupan bukanlah mitos belaka, dampak-dampak tersebut telah terjadi, seperti bertambah panasnya bumi menimbulkan perubahan iklim yang ekstrim,
Akibatnya salju kutup utara mencair yang menyebabkan permukaan air laut naik. Tingginya air laut berdampak pada pergeseran garis pantai yang mengancam penduduk pesisir pantai, salah satunya Indonesia yang 65% penduduknya tinggal di pesisir pantai.
Tak hanya itu pemanasan global juga mengakibatkan musim tanam berubah, kekeringan akibat kemarau panjang kebakaran hutan, meningkatnya bencana seperti banjir serta agin puyuh.
Ancaman lain yang terjadi akibat perubahan iklim yakni menurunnya kualitas air, kualitas udara, dan ketersediaan pangan. Situasi ini semakin di perparah karena sumber ekonomi masyarakat cenderung bergantung pada sektor yang sensitif terhadap cuaca seperti pertanian dan perikanan.
Secara alamiah radiasi gelombang pendek matahari yang masuk masuk ke permukaan bumi akan berubah menjadi panas dan akan menghangatkan bumi, debagian dari panas tersebut akan dipantulkan kembali ke luar angkasa. Sebagian lainnya di tangkap oleh gas rumah kaca yang ada di atmosfer.
Gas rumah kaca adalah gas-gas yang berfungsi sebagai panel cahaya, ada enam jenis gas rumah kaca yakni, Karbondioksida (CO2), Dinitroksida (N2O), Metana (CH4), Sulfurgeksafluorida (SF6), Perfluorokarbon (PFC), dan Hidrofluokarbon (HFCs). Panas ini lah yang membuat bumi tetap hangat dan bisa di tinggali. Tapi, kian hari jumlah gas rumah kaca semakin bertambah, sehingga bumi semakin panas.
Sebagian gas rumah kaca berasar dari listrik berbahan bakar fosil dan tarnsportasi, hal tersebut di perburuk oleh penggundulan dan pembakaran hutan. Tak hanya itu pengunaan pupuk buatan, desinfektan pada kegiatan pertanian dan peternakan, pengunaan zat kimia untuk industri dan rumah tangga seperti freon AC, serta campuran produk kaleng semprot.
Ada beberapa hal sederhana yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk membantu mengurangi pemanasan global, seperti hemat listrik. Semua berawal dari rumah kita, karena sektor listriklah paling banyak menghasilkan CO2.
Selanjutnya kurangi pencemaran udara, misalnya menggunakan bahan bakar dari energi yang lebih bersih seperti gas, biofuel dan tenaga matahari, serta lakukan upaya-upaya pelestarian lingkungan hidup, seperti daur ulang kertas, menghindari penggunaan kantong plastik dan menanam pohon sebanyak-banyaknya. (Ali)
Baca juga : Afifi Lubis: Sumbangan Ide Pejabat Purna Tugas Masih Dibutuhkan Pemprov Sumut