oleh

Gugah Semangat Mahasiswa, Syahrul Pasaribu Ingatkan Jaga Jati Diri

-Daerah-1,138 views

Padang Sidempuan.Mitanews.co.id | Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan ke-77, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Padang Sidempuan menggugah semangat nasionalisme dan patriotisme pemuda lewat 'Dialog Kepahlawanan,' Rabu (16/11/2022).

Dialog bertema "Nasionalisme & Patriotisme Mahasiswa/Pemuda Dalam Memberhasilkan Pembangunan" yang diadakan di aula Mega Permata Hotel tersebut menghadirkan Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel) periode 2010-2015 dan 2016-2021, H. Syahrul M. Pasaribu SH.

Dibuka Ketua Umum Badan Koordinasi (Badko) HMI Sumatera Utara diwakili Bendahara Umum Parulian Hanafi Siregar, dialog ini dihadiri Ketua HMI Cabang Sibolga-Tapteng, Pengurus HMI Cabang Palas-Paluta, pengurus KOHATI, KAHMI dan Ketua Komisariat HMI se Padang Sidempuan-Tapsel.

Hadir pula pengurus organisasi kemahasiswaan kelompok Cipayung Plus antara lain, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), pengurus Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

Serta Himpunan Mahasiswa Al Wasliyah (HIMMAH), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) perguruan tinggi se Tapsel, Padang Sidempuan, Paluta dan Palas.

Mengawali sambutannya, Bendahara Umum Badko HMI Sumatera Utara (Sumut) Parulian Hanafi mengingatkan tentang pendiri HMI Profesor Lafran Pane, yang merupakan putra daerah kelahiran Sipirok, Tapsel, yang telah dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional. 

“Ingat, ini bukan untuk kita euforiakan, tetapi jadikan sebagai penyemangat untuk lebih mengembangkan HMI di kampung halaman pendiri HMI ini. Kami dari Badko Sumut sangat mengapresiasi kegiatan ‘Dialog Kepahlawanan’ ini," katanya.

Parulian pun menyampaikan salam serta apresiasi dari Ketua Badko HMI Sumut kepada Syahrul Pasaribu, senioran HMI dan KAHMI yang telah terbukti memiliki dedikasi tinggi terhadap kemajuan pemuda dan mahasiswa sebagai calon pemimpin di masa depan. 

Sebelumnya, Ketua Umum HMI Cabang Padang Sidempuan Anwar Fahmi Siregar melaporkan, kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Pahlawan tahun 2022, yang menghadirkan Syahrul M. Pasaribu sebagai pemateri tunggal.

"Kalau beberapa waktu lalu, kakanda Syahrul Pasaribu bersama dua Kementerian menjadi narasumber dialog Pengurus Besar (PB) HMI di Jakarta, maka hari ini beliau kita undang untuk berbagi ilmu dan pengalaman dalam implementasi nasionalisme dan patriotisme membangun daerah selama dua periode menjabat Bupati Tapsel," ungkap Anwar.

Ia menambahkan, kader HMI sangat bangga memiliki senior yang telah terbukti sukses memimpin birokrasi dan pembangunan Tapsel. Karena itu, HMI Cabang Padang Sidempuan mengundang Syahrul Pasaribu untuk berbagi ilmu itu dengan berbagai aktifis mahasiswa sebagai kader bangsa yang ada di wilayah ini.

Sementara itu, menurut Syahrul Pasaribu, kaitan tema dialog ini dengan Hari Pahlawan tahun 2022 yang bertemakan 'Pahlawanku Teladanku' adalah, generasi muda sebagai pemilik masa depan bangsa harus menghargai jasa para pahlawan dan memiliki semangat nasionalisme dan patriotisme yang tinggi. 

Kaum muda harus menyadari, perkembangan zaman sudah sangat pesat dan memasuki era revolusi industri 5.0. Informasi perkembangan dunia kini sangat mudah diakses lewat internet. Tentunya akan semakin banyak budaya luar yang mempengaruhi generasi muda Indonesia.

"Sebagai kaum muda intelektual dan agen perubahan, mahasiswa akan menjadi kelompok pemuda yang paling banyak bergelut dengan dunia digitalisasi itu," kata Syahrul Pasaribu.

Ia melanjutkan, manfaat yang diperoleh dari perkembangan Informasi Teknologi (IT) tersebut, tentu akan berbanding lurus dengan pesatnya budaya luar yang mempengaruhi cara pandang dan pola pikir generasi muda.

Karena itu, Dewan Penasehat Majelis Wilayah (MW) KAHMI Sumut itu mengingatkan kepada seluruh kaum muda agar dalam mengikuti era perkembangan zaman, jangan sampai menanggalkan nasionalisme dan patriotisme sebagai warga negara Indonesia.

Mahasiswa adalah harapan untuk melanjutkan perjalanan bangsa maupun mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Jangan sampai nasionalisme dan patriotisme kalian justru luntur, hanya karena terlalu sibuk mengikuti perkembangan zaman," pesannya.

Hari Pahlawan diperingati untuk mengenang perjuangan putra putri bangsa, dikomandoi Bung Tomo pada 10 November 1945 di Kota Surabaya. Yakni, saat bertempur melawan penjajah yang berupaya mengganggu Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan Soekarno-Hatta tanggal 17 Agustus 1945.

"Nasionalisme yang muncul pada pertempuran melawan penjajah di Surabaya itu juga erat kaitannya dengan perjuangan Budi Utomo pada 20 Mei 1908 yang sekarang diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional," ujar Syahrul yang juga Ketua Wantim MUI Tapsel tersebut.

Berbicara mengenai pengimplementasian nasionalisme dan patriotisme selama 10 tahun membangun Tapsel, Syahrul telah menerapkan itu melalui kepemimpinan dengan membangun kolaborasi dan sinergitas dengan semua pemangku kepentingan.

Termasuk lewat gaya kepemimpinan "Marudan Marlasniari' (tidak mengenal hujan dan terik mentari) atau lebih dikenal dengan 'MarMar Style'. Tentu, bicara nasionalisme, harus dibarengi rasa kebangsaan yang tebal dan mampu memaknai Bhinneka Tunggal Ika.

Di masa dua periode menjabat Bupati Tapsel, nasionalisme dari perspektif Bhinneka Tunggal Ika diimplementasikan untuk mensukseskan kepemimpinan daerah. Semua komponen dikolaborasi dan disinergikan membangun Tapsel.

Periode pertama kepemimpinannya, hari Sabtu dan Minggu, nyaris Syahrul tidak pernah holiday (berlibur), tetapi berada di tengah rakyat Tapsel di daerah-daerah terisolir dan terpencil. Itu juga masih sering ia lakukan pada periode kedua.

"Alhamdulillah pada periode kedua 2016-2021 semua keterisoliran itu telah kita buka lebar ke dunia luas. Walaupun belum sempurna secara keseluruhan misalnya diaspal ataupun dirabat beton," kata Syahrul, sembari tegaskan terkait implementasi patriotisme haruslah dibarengi sikap berani berkorban dan pantang menyerah.

Pada saat memimpin Tapsel, Syahrul bercerita telah memberikan talih asih untuk para guru mengaji, imam masjid, P3N dan guru Sekolah Minggu dengan porsi yang proporsional secara profesional. Bahkan menjelang akhir masa jabatannya, tali asih untuk para tokoh adat lima orang setiap desa termasuk tujuh orang tokoh adat di kelurahan, sudah ditampung di APBD.

Topografi Tapsel lebih sulit dari kabupaten dan kota se-Tabagsel maupun Tapteng dan Sibolga. Seperti Kecamatan Aek Bilah yang berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas Utara, Tapanuli Utara dan Labuhan Batu Selatan.

"Banyak desa terpencil dan terisolir di balik beberapa bukit dan lembah dengan melewati beberapa sungai yang dipastikan sangat sulit disentuh oleh jaringan listrik milik Perusahaan Listrik Negara (PLN)," papar Syahrul Pasaribu.

Namun berkat kepemimpinannya dua periode sebagai Bupati Tapsel, hari ini kebutuhan dasar listrik masyarakat di daerah terpencil itu sudah terpenuhi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Hidro Mikro (bukan jaringan PLN) yang diperjuangkan ke pemerintah atasan, provinsi dan pusat.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) di bulan September 2022, jumlah penduduk Kecamatan Aek Bilah sebanyak 7.618 jiwa. Hak dasar listriknya telah terpenuhi 55,7 persen atau 4.244 jiwa dari PLTMH yang berada di enam desa dan 44,3 persen atau 3.374 jiwa dari PLN pada lima desa.

Saat ini oleh Provsu, PLTMH sedang dibangun di Desa Lobutayas seharusnya tahun 2020, tapi tertunda akibat Covid. Kalau ini selesai, 57,4 persen rakyat di tujuh desa Kecamatan Aek Bilah menikmati kebutuhan dasar energi litriknya berasal dari PLTMH dan 42,6 persen di lima desa berasal dari PLN.

"Di era globalisasi ini, banyak orang-orang pintar yang nasionalismenya perlu dipertanyakan dan terdapat juga pimpinan daerah yang terkadang lupa pada kewajibannya sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)" paparnya.

Di sesi tanya jawab, muncul banyak pertanyaan dari peserta dialog. Antara lain kenapa tali asih disebut implementasi dari nasionalisme dan pembangunan PLTMH disebut bagian dari patriotisme. Padahal sejatinya itu bagian tugas seorang Bupati.

Kata Syahrul, bukan itu sudut pandangnya. Nasionalisme yang dimaksud ialah tidak ada pembedaan agama, suku dan golongan. Semua kebagian, tali asih ke guru mengaji Islam dan ke guru Sekolah Minggu Kristen.

"Itu yang saya maksudkan sebagai bagian dari implementasi semangat nasionalisme yang berlandaskan prinsip Bhinneka Tunggal Ika," imbuhnya.

Terkait semangat patriotisme di pembangunan PLTMH dan PLTS Terpusat yang daerahnya sangat terpencil dan terisolir, bilamana tidak dibangun saat itu, belum tentu hingga hari ini kebutuhan hak dasar listrik di Kecamatan Aek Bilah, Saipar Dolok Hole, Arse, Sipirok luat harangan, Aek Sabatang Angkola Sangkunur  dan Tangga Batu Angkola Barat terpenuhi.

"Padahal jika kita lihat dari pendekatan politik, suara dari wilayah terpencil itu tidak dibanding dengan daerah padat penduduk. Tetapi dari sudut pandang nasionalisme dan semangat patriotisme, mereka juga rakyat kita yang wajib dipenuhi hak-haknya," tegas Syahrul.

Mengenai bagaimana menjaga nasionalisme dan patriotisme di era 5.0, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) DPD Partai Golkar itu menjawab, sepintar apapun jangan lupa kalau kita orang Indonesia. Artinya, jangan tergerus nasionalisme dan patriotisme dikarenakan sibuk mengikuti perkembangan zaman.

"Saya berpesan, apapun profesi dan jabatanmu, fokus dan tekuni itu. Mahasiswa, jika kalian belajar dan berorganisasi dengan benar, itu juga sudah termasuk bagian dari perwujudan nasionalisme dan patriotisme," pungkas Ketua Dewan Penasehat KAHMI Tapsel itu. [mn.11]

Baca Juga : Luar Biasa, 34 Tersangka Kasus Narkotika Ditangkap Polres Rohul Selama Operasi Antik Lancang Kuning 2022

News Feed