oleh

Hari Pertama Capacity Building: PTAR Bongkar Strategi Tambang Ramah Lingkungan ke Publik Media

Hari Pertama Capacity Building: PTAR Bongkar Strategi Tambang Ramah Lingkungan ke Publik Media

Laporan Khusus Zulfikar Tanjung

Mitanews.co.id ||
Hari pertama Media Capacity Building yang digelar PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, berlangsung intens dan terbuka, sehariaan penuh Senin (26/5).

Bertempat di Mariana Resort, Tuktuk Siadong, Samosir, sekitar 50 wartawan dari berbagai media menyimak langsung paparan blak-blakan PTAR mengenai arah baru dunia pertambangan—yakni tambang berwawasan lingkungan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Setelah acara dibuka oleh Presiden Direktur PTAR, Muliady Sutio didampingi GMO & Deputy Director Operations Rahmat Lubis dan Senior Manager Corporate Communications Katarina Siburian Hardono, acara tancap ke workshop yang menjelma menjadi ruang diskusi mendalam tentang komitmen PTAR dalam menjadikan keberlanjutan sebagai jantung operasional perusahaan.

Dalam sesi talk show sejumlah tokoh penting tampil sebagai narasumber. Dari PTAR hadir Syaiful Anwar, Superintendent Environmental Site Support, serta Rahmat Lubis. Sementara dari eksternal tampil Dr. Ir. Hendra Gunawan, Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara serta Kepala Inspektur Tambang Ditjen Minerba Kementerian ESDM; Dr. Lana Saria, S.Si., M.Si, Staf Ahli Bidang Ekonomi SDA Kementerian ESDM; dan Onrizal, Ph.D., akademisi Universitas Sumatera Utara sekaligus anggota Biodiversity Advisory Panel (BAP). Sesi ini dimoderatori oleh Wisnu Nugroho, VP Sustainability Kompas Gramedia Group.

*Transformasi dan Inovasi Menuju Green Mining*

Dalam paparannya, Rahmat Lubis menyatakan bahwa PTAR tidak menutup mata terhadap tantangan lingkungan yang melekat pada industri pertambangan. “Kami bertransformasi dari tambang konvensional menjadi tambang yang mengadopsi teknologi hijau dan menerapkan prinsip good mining practice,” ungkapnya.

Salah satu inovasi penting adalah transisi dari pengelolaan tailings basah ke dry tailings system—teknologi yang memungkinkan pengurangan risiko kerusakan lingkungan dari limbah tambang. “Ini adalah salah satu bentuk keseriusan kami menjaga keberlanjutan operasional dalam jangka panjang,” tegas Syaiful Anwar.

Selain itu, teknologi seperti ReCYN, Vertimill, dan Oxygen Shear Reactor juga digunakan untuk meningkatkan efisiensi produksi sekaligus mengurangi dampak lingkungan. PTAR kini mampu menggiling 7 juta ton bijih per tahun, meningkat dari 4 juta ton pada 2012.

*Komitmen Konservasi: Antara Sains dan Kepedulian Sosial*

Komitmen PTAR terhadap konservasi lingkungan tak berhenti pada sisi teknis. Perusahaan ini menjadi salah satu pelopor dalam pembentukan Biodiversity Advisory Panel (BAP), sebuah panel ilmiah independen yang memberi masukan berbasis sains dalam pengelolaan ekosistem Batang Toru.

Dari sini tergambar bahwa keberadaan BAP merupakan wujud transparansi perusahaan terhadap dunia ilmiah dan publik.

Lewat BAP, PTAR membuka diri terhadap kritik dan pandangan luar. Ini bentuk kemajuan berpikir dalam dunia tambang.

Panel ini mengawasi sejumlah inisiatif konservasi, seperti perlindungan habitat spesies endemik, pemasangan jembatan arboreal untuk satwa arboreal, penanaman pohon, serta pengembangan kawasan konservasi in-situ.

Hingga pertengahan 2024, PTAR telah menanam lebih dari 13.000 bibit pohon dan mereklamasi 64,52 hektar lahan.

*Tambang yang Peduli Manusia*

Sisi humanistik juga menjadi bagian penting dari filosofi keberlanjutan PTAR. Sepanjang 2023, PTAR menggulirkan 76 program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang menjangkau hampir 10.000 individu dari 15 desa sekitar tambang.

Mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi lokal, hingga pembangunan infrastruktur publik, program PPM PTAR mengalokasikan dana USD 2,7 juta untuk tahun 2024.

Keberlanjutan bukan hanya tentang lingkungan, tapi juga tentang membangun masyarakat sekitar agar tumbuh bersama," ujar Rahmat Lubis. Saat ini, 76% tenaga kerja PTAR adalah warga lokal.

Upaya konsisten ini membuahkan pengakuan luas. PTAR dinobatkan sebagai Pemenang Terbaik Good Mining Practice (GMP) 2024 oleh Kementerian ESDM, serta meraih 7 penghargaan lainnya dalam aspek konservasi dan pengelolaan lingkungan.

Di tingkat Asia Tenggara, PTAR juga menyabet Juara Pertama ASEAN Mineral Awards 2023 untuk kategori Mineral Processing.

Diskusi hari pertama ini menegaskan bahwa tambang tidak harus menjadi musuh keberlanjutan. Dengan transparansi, kolaborasi, teknologi, dan kepedulian sosial, industri ekstraktif seperti PTAR menunjukkan bahwa pertambangan yang menghormati lingkungan dan manusia adalah mungkin.

Media Capacity Building yang berlangsung hingga Rabu (28/5) ini menjadi etalase komitmen jangka panjang PTAR untuk membuka ruang dialog, mengedukasi, dan merangkul media dalam menyuarakan pertambangan yang bertanggung jawab.(Penulis Bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers)***

Baca Juga :
Jikalahari Kritisi Sikap Wakil Bupati Pelalawan Normalisasi Pelanggaran Lingkungan PT RAPP, Okto : Aneh Itu!

News Feed