Indahnya Tradisi Saling Sapa Bakda Jumat di Masjid Agung Medan: Menyemai Ukhuwah dalam Kemegahan
MEDAN.Mitanews.co.id ||
Di balik kemegahan Masjid Agung Medan yang berdiri anggun di Jalan Pangeran Diponegoro, tersimpan tradisi sederhana namun sarat makna yang terus terjaga: saling sapa antar pengurus dan jamaah setiap bakda Shalat Jumat. Tradisi Islami yang berlangsung tanpa protokoler ini menjadi napas ukhuwah Islamiyah yang menghangatkan masjid berkapasitas 10.000 jamaah tersebut.
Jumat (16/5/2025) menjadi salah satu momen indah ketika suasana hangat itu tergambar nyata. Usai Shalat Jumat yang diimami oleh Ustadz H. M. Syukur Siregar, M.Pd, dan khutbah disampaikan oleh Khatib Dr. Milhan Yuzuf, MA, para pengurus Badan Kenaziran Masjid (BKM) Agung Medan tampak menyatu dengan jamaah dalam suasana penuh keakraban.
Salah satu pengurus yang konsisten menjaga tradisi ini adalah Sekretaris Badan Kenaziran yang juga Ketua Bidang Kemakmuran dan Kegiatan Ibadah, H. Yuslin Siregar. Dengan rendah hati dan penuh semangat ukhuwah, ia menyapa para jamaah dan berdialog santai dengan sang khatib, imam, hingga muadzin yang bertugas, yaitu Ustadz H. Zulhendri Tampubolon dan Ustadz Muhammad Fadli, S.Pd.I.
Tidak hanya pengurus harian seperti H. Indra Utama, H. Hendra DS, H. Abdullah Matondang, H. Donald Sidabalok, H. Sofyan Yahya, Edwin Ginting, Suryadi, H. Darwin, H. Mahmuzar Dharma Nasution (Toto), H. Muazad M. Zein dan Zulrizal Yusuf yang terlibat dalam suasana keakraban tersebut. Sejumlah jamaah setia juga hadir, seperti Wakil Kepala Oditurat Militer Tinggi I Medan, Kolonel Kum Agus Suprapto, S.H., M.Si., M.H, yang dengan santun ikut larut dalam percakapan hangat yang membumi.
Meski tidak dirancang sebagai forum formal, tradisi saling sapa ini menjadi ruang terbuka bagi munculnya ide-ide kemasjidan. Berbagai masukan dan saran dari jamaah diterima langsung oleh pengurus masjid tanpa sekat, menjadi modal penting bagi pengembangan kegiatan keislaman dan kemasyarakatan ke depan.
Masjid Agung Medan tak hanya menjadi ikon Sumatera Utara dari sisi arsitektur dan kapasitasnya, tetapi juga menjadi teladan dalam membangun silaturahmi dan komunikasi yang harmonis antara pengurus dan jamaah. Tradisi saling sapa ini adalah cerminan Islam yang ramah, terbuka, dan merangkul, mengukuhkan masjid sebagai rumah besar umat dalam makna yang sesungguhnya.(MN.01)***