oleh

Menyimak Komitmen Satpol PP Provsu dalam Implementasi Visi Gubsu Bobby Nasution di Bidang Pencegahan Penyimpangan Sosial

-Daerah-320 views

Menyimak Komitmen Satpol PP Provsu dalam Implementasi Visi Gubsu Bobby Nasution di Bidang Pencegahan Penyimpangan Sosial

Oleh Zulfikar Tanjung

Mitanews.co.id ||
Di tengah berbagai tantangan sosial yang mengintai generasi muda, mulai dari penyalahgunaan narkoba, judi online, genk motor hingga premanisme, kehadiran negara dalam bentuk edukasi dan pencegahan menjadi sangat krusial.

Komitmen itu tampak nyata dalam gerak cepat dan terukur yang dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Sumatera Utara di bawah komando Dr. Moettaqien Hasrimi, S.STP., M.Si.

Salah satu contoh konkret dari komitmen tersebut terlihat ketika Kepala Satpol PP Provsu hadir langsung memberi pengarahan dan motivasi di hadapan para pelajar SMA Negeri 1 Medan.

Dalam suasana yang penuh keakraban dan semangat kebangsaan, Moettaqien menyampaikan pesan penting tentang bahaya narkoba, judi online, kekerasan jalanan dan premanisme—empat ancaman laten yang menggerogoti masa depan generasi muda jika tidak dicegah sejak dini.

Namun yang menarik dari kegiatan ini bukan hanya materinya, melainkan pendekatannya. Satpol PP yang selama ini identik dengan pendekatan penertiban dan penegakan perda, kini mengambil langkah edukatif dan humanis. Ini menunjukkan transformasi paradigma: dari aparatur ketertiban menjadi pelayan masyarakat yang mendidik dan mencerahkan.

Lebih dari itu, kegiatan ini menunjukkan keberhasilan implementasi visi Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, yaitu “Kolaborasi Sumut Berkah”. Visi ini sejatinya menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam membangun Sumatera Utara yang aman, religius, sehat, dan produktif. Dan Satpol PP menjawabnya dengan terjun langsung ke sekolah-sekolah, menyasar kelompok usia yang paling rentan terhadap penyimpangan sosial.

Melalui pendekatan ini, pemerintah tidak hanya tampil sebagai pengatur, tapi juga sebagai pembimbing. Ini penting, sebab penyimpangan sosial yang terjadi pada pelajar tidak semata disebabkan oleh kehendak pribadi, melainkan juga oleh minimnya perhatian, pendidikan karakter, dan lingkungan sosial yang sehat. Dalam konteks inilah negara harus hadir, bukan semata dalam bentuk regulasi, tapi juga sentuhan empati dan motivasi.

Kehadiran Dr. Moettaqien di tengah pelajar adalah simbol dari kepemimpinan yang tidak sekadar administratif, tetapi juga inspiratif.

Ia tidak hanya mengingatkan tentang bahaya, tetapi juga memberi arah—bahwa menjadi generasi yang berintegritas, berdaya saing, dan bebas dari jerat destruktif adalah keniscayaan yang bisa dicapai dengan semangat, disiplin dan dukungan yang tepat.

Pencegahan penyimpangan sosial tak bisa hanya dibebankan pada sekolah atau keluarga. Ia adalah tanggung jawab kolektif, termasuk aparat pemerintah daerah. Maka, kegiatan ini bukan sekadar agenda sosialisasi, melainkan bagian dari pembangunan karakter bangsa yang strategis.

Ke depan, pendekatan semacam ini perlu diperluas dan diperkuat, bukan hanya di kota-kota besar seperti Medan, tetapi hingga ke daerah-daerah terpencil. Sebab di mana pun generasi muda berada, mereka adalah titipan masa depan yang harus dijaga dari ancaman yang tak kasatmata namun sangat merusak.

Dengan kegiatan seperti ini, Satpol PP Provsu telah membuktikan bahwa mereka bukan sekadar penegak aturan, tetapi juga mitra aktif dalam mewujudkan cita-cita besar Sumatera Utara: menjadikan provinsi ini rumah besar yang aman, nyaman, dan berkah bagi semua warganya.(Penulis bersertifikat wartawan utama dewan pers)****

Baca Juga :
Wabup H. Syafaruddin Poti Buka Forum Komunikasi Publik RPJMD Rohul 2025-2029