Obsesi Kadispora Sumut Mahfullah Pratama Jadi Kenyataan: dari Venue PON ke Pusat Olahraga Nasional
MEDAN.Mitanews.co.id ||
Ada satu obsesi yang sejak awal ditegaskan oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Sumatera Utara, M. Mahfullah Pratama Daulay, SSTP, MAP: menjadikan venue bertaraf internasional peninggalan PON XXI bukan sekadar monumen megah, melainkan motor penggerak kebangkitan olahraga Sumatera Utara.
Kini, obsesi itu mulai mewujud. Tim Nasional Voli Indonesia yang tengah bersiap menuju SEA Games Thailand 2025 secara resmi memusatkan pemusatan latihan (TC) mereka di Sport Centre, Desa Sena, Kabupaten Deliserdang, kompleks olahraga warisan PON XXI.
Kabar ini bukan hanya kebanggaan, tetapi juga pengakuan nasional terhadap kesiapan infrastruktur dan manajemen olahraga Sumatera Utara. Apalagi, di antara skuad yang berlatih itu bergabung pula bintang voli dunia asal Indonesia, Megawati Hangestri Pertiwi, yang baru saja menuntaskan kontraknya di Liga Turki.
Kehadiran Megawati menjadi simbol nyata bahwa Sport Centre Sena kini masuk radar internasional.
*Dari Obsesi ke Bukti Nyata*
Mahfullah Daulay bukan sekadar pejabat yang menikmati keberhasilan PON XXI. Ia justru membaca momentum itu lebih jauh.
Baginya, PON hanyalah awal dari sebuah gerakan besar membangun Sumatera Utara sebagai episentrum pembinaan olahraga nasional.
Ketika Gubernur Bobby Nasution menegaskan pentingnya memanfaatkan infrastruktur pasca PON agar tidak terbengkalai, Mahfullah menjawab dengan strategi konkret: membuka Sena untuk event nasional dan internasional, serta memfasilitasi Timnas Indonesia untuk berlatih di sana.
Keberanian mengelola dan memanfaatkan fasilitas pasca-PON dengan pendekatan profesional inilah yang kini menuai hasil. Sport Centre Sena tidak hanya hidup kembali, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan Sumut di mata nasional.
*Warisan PON XXI yang Hidup*
Sebagaimana diungkap dalam berbagai laporan pembangunan, proyek PON XXI telah menelan lebih dari Rp1 triliun investasi dari APBD Sumut.
Angka itu bukan sekadar belanja, melainkan investasi jangka panjang.
Fasilitas yang dahulu digunakan ribuan atlet dari seluruh Indonesia kini dimanfaatkan untuk pembinaan berkelanjutan, pendidikan karakter, hingga pengembangan ekonomi olahraga.
“Kalau dulu Sumut dikenal karena sejarah, budaya, dan potensi alamnya, kini kita juga dikenal karena semangat olahraga dan kesiapan fasilitas bertaraf internasional,” ujar Mahfullah dalam salah satu pernyataannya.
*Sinergi dan Harapan Baru*
Konsistensi Pemprov Sumut di bawah kepemimpinan Gubernur Bobby Nasution memberi arah jelas: menjadikan olahraga bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi juga media pembentukan karakter generasi muda.
Dalam konteks itu, Mahfullah Daulay dan jajaran Dispora menjadi garda terdepan menghidupkan spirit pasca-PON, menghubungkan visi gubernur dengan implementasi di lapangan. Kolaborasi ini menunjukkan bagaimana birokrasi bisa bekerja secara visioner, efektif, dan produktif.
*Kebangkitan Sumut*
Kehadiran atlet-atlet nasional di Sport Centre Sena adalah momentum penting kebangkitan olahraga Sumut. Dari sebuah obsesi kini menjadi bukti.
M. Mahfullah Pratama Daulay membuktikan bahwa pengelolaan fasilitas olahraga tak berhenti pada seremoni PON, tetapi berlanjut menjadi warisan dinamis yang menghidupkan semangat, prestasi, dan kebanggaan daerah.
Sumatera Utara kini tidak hanya menjadi tuan rumah yang baik, tetapi juga rumah bagi masa depan olahraga nasional.(MN.01)***
Baca Juga :
Alumni IMM Minta Kapolda Sumut Tangkap Oknum Polisi Provokator di Polres Tapteng
