oleh

Pernyataan Gubsu “Tak Mau Diduakan” Tidak Perlu Diperdebatkan

-Opini-1,144 views

Medan.Mitanews.co.id | Pernyataan Gubsu Edy Rahmayadi tentang “tak mau diduakan” tidak perlu diperdebatkan, apalagi menimbulkan reaksi yang berlebihan. Karena pernyataan itu merupakan penegasan seorang pucuk pimpinan kepada bawahannya.

Pakar komunikasi dan pengamat kebijakan publik Dr H Sakhyan Asmara MSP bergelar Datuk Wangsa Diraja Negeri Serdang mengemukakan itu menjawab wartawan, Sabtu (7/1/23) sehubungan pernyataan Edy Rahmayadi saat melantik pejabat eselon 2 dan 3 Pemprovsu, Kamis (5/1).

Dosen S2 dan S3 FISIP USU, UMSU dan UISU ini menilai pernyataan itu benar-benar hanya bersifat normatif yang biasa diberikan oleh seorang pimpinan kepada bawahan. “Jadi Tidak perlu ditafsirkan macam-macam,” ujar Mantan Deputi Menpora RI yang terakhir sebagai Plt Sesmenpora RI.

Sebagaimana diketahui beberapa hari belakangan ini pernyataan Gubsu “tak mau diduakan” menjadi trending topic di berbagai media dan menjadi pembicaraan hangat di tengaH-tengah masyarakat karena ditafsirkan berhubungan dengan sinyalemen hubungan Gubsu dengan Wagubsu Musa Rajeckshah.

Masyarakat menangkap kesan bahwa pernyatan itu lagi-lagi merupakan serangan terbuka omenghadapi konflik tersebut dengan memberi peringatan keras kepada bawahannya agar jangan ada pejabat Pemprovsu yang tidak satu garis dengannya.

Menurut Sakhyan pernyataan Gubsu itu merupakan sebuah majas dalam ilmu linguistik yang dapat digunakan dalam komunikasi politik yaitu cara melukiskan atau memberi gambaran tentang sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain. “Dalam hal ini Edy mengatakan ‘tidak mau diduakan‘. Artinya Edy tidak mau ada stafnya yang tidak sejalan dengannya,” ujar Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” (STIK-P) Medan ini.

Di dalam kehidupan remaja, khususnya yang sedang “berpacaran”, isTilah itu juga sering digunakan untuk menggambarkan suasana hati seorang kekasih yang tidak mau pasangannya beralih ke lain hati. Maksudnya tidak boleh ada orang lain dihati pasangannya, selain dirinya, karena ia tidak mau di duakan. Majas yang diucapkan Edy Rahmayadi, dicontohkannya dalam kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang tidak boleh “di dua kan”.

Lebih lanjut Sakhyan menjelaskan dalam era orde baru pernah populer istilah “monoloyalitas” yang maksudnya juga adalah tidak boleh “di duakan”, “tidak boleh ke lain hati”, yakni sebuah keharusan untuk munculnya sikap kesetiaan tunggal dikalangan keluarga besar ABRI, Birokrasi dan Golongan Karya yang waktu itu populer disingkat ABG untuk mewujudkan stabilitas politik dan pemerintahan di Indonesia.

Jadi istilah “tidak boleh diduakan” adalah sebuah kebijakan pimpinan dalam rangka menyukseskan program yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam hal ini Edy Rahmayadi menginginkan agar bawahannya dapat melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing dengan berpegang teguh kepada visi misi Edy Rahmayadi sebagai Gubernur Sumatera Utara yakni “Sumut Bermartabat”. Hal ini dapat dilihat dari ucapan Edy yang menyatakan : "Diskusilah kalian dengan kerja-kerja, harus apa yang harus kau buat. Karena saya berharap saya punya visi saya punya misi, lakukan yang terbaik saudara-saudara ku, dengan ketakwaan yang penuh keimanan".

“Jadi jelas disini Gubsu Bapak Edy menginginkan agar bawahannya bekerja dengan sungghuh-sungguh, fokus untuk mencapai visi misi Gubsu yakni Sumut Bermartabat yang telah dijabarkan ke dalam RPJMD dan sudah di tuangkan dalam kegiatan dan anggaran di APBD,” ujar Mantan Pejabat Pemprovsu (Kabiro Humas, Kadisporasu & Kadis Pendidikan Sumut era Gubsu Tengku Rizal Nurdin) dan Tokoh Pemuda dan Tokoh Masyarakat Sumatera Utara ini.

Itulah sebenarnya yang menjadi tugas OPD, jangan ada pikiran yang lain, misalnya, terkontaminasi dengan pikiran yang bersifat politik, kubu-kubuan, pikiran-pikiran ingin mengeruk kuntungan dengan cara korupsi, atau pikiran lainnya yang tidak sejalan dengan visi misi Edy rahmayadi. Untuk itulah Edy berharap supaya semua pejabat, terlebih-lebih para pejabat yang baru dilantik agar fokus kepada visi misi Edy Rahmayadi, tidak boleh kepada visi misi yang lain, tidak boleh ke lain hati, sehingga Edy mengucapkan ia tidak mau di duakan.

Jadi sekali lagi pernyataan itu adalah penegasan biasa yang dilakukan oleh seorang pimpinan kepada bawahannya, dalam rangka menyukseskan program kerja yang menjadi tanggung jawabnya. Tidak perlu ditafsirkan macam-macam, tidak perlu pula menimbulkan reaksi berlebihan dari berbagai kalangan terutama dari kalangan politisi, dan tidak perlu di perdebatkan.(MN.01)

Baca Juga : Lurah Teladan Barat Bantu Pengurusan Dokumen Warga Korban Kebakaran

News Feed